7

29.5K 1.5K 19
                                    

Qilla membawa masuk Samudra dengan tangan yang masih bergandengan tanpa disadari oleh nya.

"Gandengan terus, yang baru official mah beda. lagian ini dalam rumah kali Qil  bukan mau nyebrang di jalan" cibir Devan yang baru keluar dari kamar nya menuruni tangga.

Qilla yang baru menyadari tangan nya dan tangan Samudra masih bertautan segera melepaskan nya.

Samudra yang tak suka tangan nya dilepaskan begitu saja oleh Qilla menatap tajam ke arah Devan. Seakan-akan ingin membunuh nya sekarang.

Cari mati lo dev, batin Devan. Ia memang sama seperti Samudra kemampuan Devan juga tak kalah dengan Samudra namun ia tetap ingin hidup. Ia tau bahwa Samudra tak akan segan-segan untuk melenyapkan orang yang sudah membuat marah atau mengusik diri nya.

Karna ia sendiri lah dkk nya yang hanya mengetahui sifat asli dari seorang samudra.

"Peach Sam" ucap nya mengangkat jari telunjuk dan tengah nya membentuk huruf V.

Samudra tidak menanggapi Devan ia memilih duduk disamping Qilla menyenderkan kepalanya di bahu Qilla dan memejamkan matanya.

Qilla pun tak menolaknya ia lebih memilih memainkan handphone nya.

Devan yang duduk dihadapan pasangan tersebut menetap malas dan lebih memakan makanan ringan yang berada di meja.

Qilla merasa bahu nya yang bertambah berat melihat ke Samudra dan mendapati samudra yang tertidur, Qilla merasa kasihan kepada samudra mengelus kepala nya.

Ia yang tak tega dengan posisi tidur Samudra membangunkan nya.

"Samudra bangun dulu pindah ya dikamar bang Devan aja kalo ngantuk" menepuk-nepuk pipi samudra.

"Kamar kamu aja mau sama kamu" ucap nya manja

"Heh!! Apa-apaan lo main ajak kamar aja, biasa di kamar gue juga" sewot Devan

"Diem lo jomblo" sinis Samudra

"Ayo kamar kamu aja, kamar Devan bau kentut dia" ucap nya dengan nada mengadu.

Hffftt. Qilla menutup mulutnya agar tawa nya tak meledak saat mendengar ucapan Samudra.

Devan yang tak terima kamar nya dibilang bau kentut oleh Samudra pun marah.

"Sembarangan!" Melempar bantal sofa ke arah Samudra. "Sejak kapan lo jadi manja, bucin sama adek gue. Dimarkas aja Lo sangar didepan Qilla kaya bocil nggak dikasih permen sama emak nya" lanjut nya mencibir.

Devan cukup terkejut dengan perubahan sikap Samudra bila sudah ada Qilla. Ia yakin kembaran nya itu bisa merubah sifat Samudra yang buas menjadi lebih hangat, adik nya, kembaran nya, Qilla nya ia percaya pada nya untuk mencair kan es yang ada didalam hati Samudra dan ia percaya Samudra akan menjaga nya.

Gue ikut bahagia kalo lo bahagia. Tetap lah tersenyum dan tertawa seperti itu. Gue yakin dan percaya sama samudra, dia yang akan menjaga lo dan menggantikan posisi gue. Ucap nya dalam hati menetap sendu punggung Qilla dan Samudra yang sedang menaiki tangga.

Dikamar. Samudra merebahkan tubuh nya dikasur Qilla memejamkan matanya. Sedangkan sang empu duduk disofa yang berada di kamar nya memainkan benda pipih sejuta umat manusia itu. Membuat keadaan hening tercipta sampai suara samudra terdengar.

"Zizi sini" ucap nya

Qilla yang mendengar nya mendongak, menaikkan sebelah alis nya mengernyit bingung.

"Zizi" beo Qilla

"Aku panggil kamu mulai sekarang zizi. Biar beda sama yang lain" menjawab kebingungan Qilla.

Qilla hanya berohria, lalu melanjutkan berselancar dengan benda yang ditangan nya. Menghiraukan Samudra.

Samudra berjalan menghampiri nya dengan wajah datar. Dan detik berikut nya membuat Qilla menahan nafas. Samudra merebahkan kepalanya di atas paha Qilla dengan menelusupkan wajah nya ke perut Qilla.

"Usap" ujar nya sembari membawa tangan Qilla agar mengusap kepala nya. Qilla menuruti permintaan Samudra, mengusap kepala nya.

Terdengar dengkuran. Dilihat nya Samudra, ia baru tersadar Samudra sangat lah tampan. Alis yang tebal, hidung putih yang mancung, bulu mata, mata yang tajam bak elang yang mencari mangsa dan yang terakhir bibir yang terpahat sempurna. Aisshh mikirin apa si lu qil. saat melihat bibir Samudra. Pikir nya

"Tapi kalo dilihat-lihat ganteng juga" gumam nya tak sadar.

"Aku tahu aku ganteng dari lahir" ujar Samudra, sebenarnya Samudra hanya memejamkan mata saja dan mengeluarkan dengkuran. Namun tak ia sangka Qilla sedang menatap nya sedari tadi, dan ia ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Qilla kaget samudra mendengar gumaman nya, Duh malu gue. Ia merutuki kebodohan kenapa bisa keceplosan.

"PD banget" lanjut nya sinis

"Tapi tadi aku denger ada orang yang bilang aku ganteng" goda nya

Qilla mendengus menanggapi ucapan samudra dan samudra terkekeh. Sekilas qilla terpana melihat samudra terkekeh seperti itu lalu segera mengalihkan pandangannya. Kadar ketampanan samudra kini meningkatkan membuat jantung qilla berdegup.

Kini Samudra menjadi semakin posesiv terhadap Qilla. Hal seperti ini lah yang membuat nya tak rela qilla pergi dalam hidup nya, ia tak rela milik nya disentuh, ia tak suka berbagi. Ya samudra egois! Dalam hal apapun. Ia akan mendapat apa yang ia mau, apa pun akan ia lakukan agar tetap bersama qilla bagaimana pun cara! Dan ia tak akan pernah melepaskan qilla.

"Hey sini liat aku" ucap nya menyuruh qilla agar melihat nya. Qilla menurut kembali melihat samudra "Kamu bebas lihatin aku sesuka kamu, sepuas kamu. Aku milik kamu dan kamu hanya milik aku. Nggak ada yang bisa ngambil kamu dari aku hm! Dan kamu nggak bisa pergi dari aku!" Ucap nya tajam posisi kepala Samudra masih berada dipaha qilla melihat nya dari bawah mengelus pipi qilla lembut.

Qilla merinding dan merona disaat yang bersamaan. Ia melihat mata samudra mencari kebohongan namun nihil. Ia melihat ketulusan dimata samudra.








Gimana-gimana? Nyambung apa ngak nyambung.. huhu
Jangan lupa untuk vote!!
-
-
-
-
Makasih yang udah suka sama cerita ini
Salam dari aku:)

SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang