Di gudang
"Aaaaa gede banget dah ni gudang kotor banget lagi, sampek pulang nih kita disini." Kata Aksel.
"Iya bu mawar kalau kasih hukuman nggak kira-kira elah." Ucap Galen.
"Yaa mau gimana lagi dahlah yok biar cepet kelar dah, mana pemilik sekolah mau kesini lagi haduh." Kata Gelard.
"Ehh sel lo udah sarapan belom?." Ucap Galen sambil menatap Aksel.
"Belom mana sempet sarapan." Jawab Aksel dengan lesu.
"Lo gimana sih sel makan dulu yok lo punya maag dan ni gudang gede bat lagi, sekalian beli masker nanti lo bisa sesek banyak debu nih." Kata Gerald yaa Aksel punya maag, kalau kecapek an, menangis terlalu lama dan menghirup debu terlalu lama bisa sesak nafas, ia terlihat kuat diluar tapi rapuh didalam ia memiliki imun tubuh yang lemah, maka dari itu Gerald dan Galen selalu menjagannya, Aksel juga takut akan petir dan gelap.
"Nggak ah nanti aja makannya, nggak usah beli masker kelamaan dahlah yok mulai." Kata Aksel.
"Heh jangan gitu ayok beli dulu." Ucap Galen dengan menggandeng tangan Aksel.
"Enggak mau abang." Kata Aksel sambil melepaskan tangannya dan menatap Galen dengan mata berkaca-kaca.
"Hmm yaudah tapi nanti kalau ada yang sakit bilang ya." Ucap Gerald menengahinya karna melihat mata Aksel yang berkaca-kaca, ohh Galen dan Gerald sebenarnya menyuruh Aksel memanggil mereka abang tapi Aksel hanya memanggilnya kadang-kadang dengan sebutan abang.
"Iya abang." Jawab Aksel dengan antusias sambil menganggukkan kepalannya lucu.
Dan mereka bertiga mulai acara mari bersih-bersih gudang sekolah.
🌱
Ruang Kepala Sekolah
"Selamat datang tuan Ansell." Kata pak Rian selaku kepala sekolah SMA Antariksa.
"Ya antar aku keliling sekolah." Jawab tuan Ansell dengan nanda dinginnya.
"Baik pak mari." Kata pak Rian sambil menjelaskan apa yang ia lihat.
Pak Rian dan tuan Ansell mengelilingi semua sudut sekolah tiba-tiba
"Apakah disana ada seseorang kenapa terliat ramai?." Tanya pak Ansell.
"Ohh iya tuan mereka anak-anak nakal dan suka membuat ulah disekolah sedang diberi hukum oleh guru BK untuk membersihlan gudang." Jawab pak Rian.
"Benarkah." Kata Tuan Ansell sambil berlalu menuju ke gudang meninggalkan pak Rian.
Dan ia bisa melihat ada 3 siswa yang sedang membelakangi dirinya, ia terus memperhatikan salah satu siswa dari mereka bertiga separti ia sudah mengenal lama dan menenangkan saat melihatnya, ia tersenyum sangat tipis.
🌱
Gudang"Ehh len lo naik keatas gih ambil tu lampu yang mati terus lo ganti sama yang baru biar nggak gelap banget elah." Kata Gerald sambil menuju lampu yang mati.
"Loh kok gue lo aja sana." Jawab Galen.
"Halah bentar aja sana." Ucap Gerald nggak mau kalah.
"Dalah gue aja deh yang naik kalian pegang bangkunya aja." Kata Aksel sambil menaiki bangku yang disusun keatas.
"Okey siap hati-hati lo." Ucap Gerald dan Galen bersamaan.
Saat sampai diatas Aksel sudah mengambil lampunya dan akan mengganti dengan yang baru tapi tiba-tiba salah satu kaki bangku itu patah karna kayunya sudah rapuh, ia pun jatuh dan pecahan kaca dari lampu itu mengenai telapak tangannya.
Brukk
Pyarrr
"AKSEL lo nggak papakan sel?." Tanya Geral dan Galen langsung menghampiri Aksel yang tergeletak dilantai dengan telapak tangan yang penuh darah.
"Aaaa sakit hiks hiks sakit kaki sama tangannya abang hiks hiks." Jawab Aksel dengan tangisannya.
"Ehh jangan nangis dong nanti sesek emang mau kerumah sakit." Ucap Gerald yang langsung mendekap erat tubuh Aksel.
"Iya sel, yok ke uks atau mau pulang aja?." Tanya Galen.
"Hiks hiks enggak mau hiks kerumah sakit, nggak mau pulang juga hiks hiks." Jawab Aksel masih berada di dekapan Gerald.
"Iya-iya yok ke uks aja sini naik." Kata Galen sambil berjongkok didepan Aksel.
Sebelum Aksel naik kepunggung Galen ada suara deheman.
"Ehmm kalian ngapain." Kata tuan Ansell dengan nada dingin sebenarnya ia sudah melihat semuanya tadi.
"Ehh anda siapa pak?." Tanya Gerald
"Saya Ansel pemilik sekolah ini." Jawab tuan Ansell.
"Ohh ini pak temen kami jatuh saat mau mengganti lampu." Ucap Galen.
"Abang hiks hiks sakit hiks hah hah akhh sakit hiks." Ucap Aksel sambil memegangi dada dengan nafas yang terengah-engah.
"Astaga saya akan membawanya kerumah sakit kalian mau ikut atau tidak." Kata tuan Ansel sambil mengambil alih tubuh Aksel dari dekapan Gelard karna sedari dari Aksel membelakanginya entah kenapa ia begitu kawatir, saat sudah membalikkan tubu Aksel ia sangat terkejut saat melihat wajah Aksel yang sangat mirip denga putra kembarnya. Alex putra sulungnya dan Aksel putra bungsunya yang hilang 16 tahun lalu, ia juga baru sadar namanya Aksel sama dengan nama putra bungsunya.
Segera saja ia mengangkat badan Aksel dan dilarikan kerumah sakit karna sekarang Aksel sudah tak sadarkan diri dengan nafas yang terlutus-putus, di ikuti Galen dan Gerald dibelakannya.