→11←

538 70 6
                                    

Di saat ketiga manusia yang sedang kasmaran, ada seseorang di minimarket yang saat ini kebingungan.

"Tadi Nana ama Nono kemana ya? Padahal kan gue suruh tungguin tadi..." Yap Mark keluar dari toilet dan tidak menemukan kembaran nya. Ia membuka handphone nya dan...

"Ginilah punya kembaran ga punya tanggung jawab emang!" Mark menggerutu sambil keluar dari minimarket.

"Trus mau kemana? Yaudahlah jalan ke taman aja." Mark memasukan tangan nya ke saku dan berjalan menuju taman di dekat minimarket.

Taman itu tidak terlalu ramai sehingga cocok bagi orang orang yang datang untuk mencari ketenangan atau menenangkan diri.

"Eyy, udah lama ga kesini. Udah dikasih tempat bermain ternyata." Mark menemukan tempat bermain anak anak. Tapi ia tidak melihat keramaian disana. Hanya seorang balita dan seorang pemuda... Tunggu Mark seperti mengenal nya. Mark menajamkan mata nya dan melihat...

"Donghyuck?..." Mark melangkahkan kaki nya menghampiri mereka.

Pukk

"AAAK! NGAGETIN TAU!" Haechan berteriak membuat anak kecil di depan nya serta Mark menutup telinga.

"Santai dong, btw ini siapa?.... Setau gue lo anak terakhirkan." Haechan mengangguk.

"Ini Esa, Esa ini kak Mark."

"Hai kak Mark, aku Esa." Esa melambaikan tangan nya disertai senyum yang mengembang.

"Hai Esa salam kenal ya. Esa siapa Hyuck?" Mark ikut duduk di samping Haechan.

"Tadi gue lewat sini, niat nya mau nyari angin doang. Eh ketemu Esa, nangis kata nya abis dimarahin mama nya." Haechan masih menyuapi Esa dengan roti yang ia beli.

"Eh terus Esa kabur dari rumah?" Esa menganggukan kepala nya.

"Gaboleh gitu Esa... Kalo mama nyariin gimana?"

"Engga kok, kan mama marah sama Esa. Mama ga sayang sama Esa." Mark dan Haechan terkejut mendengar jawaban Esa. Ngaku kalian waktu masih kecil, kalo mama atau papa nya marah ngira nya ga sayang sama kalian.

"Esa... Mama nya Esa marah kenapa?" Mark bertanya dengan berhati hati.

"Mama marah marah sama papa, terus Esa takut, Esa sembunyi di kamar. Tapi malah ikut dimarahin." Esa memasang wajah sendu nya bersiap untuk menangis. Haechan langsung memasukan roti nya kembali ke plastik dan memangku Esa, Mark? Ia terkejut tentu saja.

"Mama sama papa hiks bertengkar terus, marah marah terus hiks padahal Esa udah jadi anak baik hiks..." Haechan memeluk dan mengelus kepala Esa, Esa menyembunyikan wajah nya di dada Haechan.

"Udah Esa ga usah nangis, Esa kan cowo harus kuat dong..." Mark menatap dan mengelus punggung Esa.

"Tapi kalo Esa ga pulang nanti mama sama papa tambah marah loh... Pulang yuk kakak anterin ya." Esa menghadap Mark dan menganggukan kepala nya ragu.

"Kalo masih mau di sini gapapa kok, mainan dulu. Tapi nanti agak siangan kakak anterin pulang ya." Esa mengangguk semangat. Mereka menemani Esa bermain di taman sampai pukul 12.00

"Esa istirahat dulu yuk, kak Mark juga." Haechan memanggil mereka untuk duduk dan istirahat sejenak.

"Minum dulu, panas tau." Mark datang sambil menggendong Esa.

"Syuungg, pesawat nya segera mendarat."

"Huwwa hahaha, mendarat..." Mark mendudukan Esa di sebelah Haechan.

"Esa minum dulu ya." Haechan membuka botol air minum dan menyodorkan nya ke arah Esa.
"Kakak juga..." Haechan memberikan botol minum milik nya.

《Choice》 |Norenmin| ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang