Bab 12

432 37 4
                                    

Derap langkah kaki yang menjauh pun terdengar sesaat setelahnya. Menyadari orang-orang sudah pergi, Aqua buru-buru mendorong tubuh pangeran Arkeolus menjauh darinya, hingga pelukan yang ingin Arkeolus pertahankan pun terpaksa terlepas.

"Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan," gertak Aqua.

Arkeolus pun mendengus mendengar perkataan itu. "Serius? Di saat genting seperti ini pun kamu masih sempat-sempatnya melontarkan kebencian untukku?"

"Aku...." Aqua tidak jadi melanjutkan perkataannya. Gadis itu menunduk, menyentuh dadanya sendiri dan tidak mendapati liontin miliknya di sana. Aqua pikir yang tadi itu mimpi, tapi kenyataannya Aqua benar-benar tidak menemukan liontin miliknya itu.

"Ada apa?"

"Liontinku...." Aqua mendongak menatap Arkeolus dengan pandangan berkaca-kaca. "Liontin emas. Aku butuh itu."

"HEI! ADA ORANG DI SANA?!"

"Lupakan itu! Kita harus segera pergi dari sini!" Mendengar suara seruan itu, Pangeran Arkeolus segera membopong tubuh Aqua, tak lupa melepaskan pakaiannya hingga bertelanjang dada dan menggunakannya untuk menutup ekor mermaid Aqua dari pandangan orang-orang di sekitar sana.

Aqua segera melingkarkan kedua lengannya di leher Arkeolus dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu karena air hujan yang masih turun.

Melihat respon gadis itu, Arkeolus melirik singkat kearah Aqua, tersenyum geli dan berdehem salah tingkah.

"Kalau tahu akan jadi begini, seharusnya aku mengambil liontin emas milikmu sejak awal," gumam pangeran Arkeolus sepelan mungkin. Aqua mengernyit bingung karena tidak bisa mendengar dengan jelas suara pria itu.

"Kau bicara apa?" Tanya Aqua.

"Hehe, tidak ada."

Arkeolus lalu mengamati sekitar,"pejamkan kedua matamu, aku akan membawamu melesat dengan cepat."

"Cih, kau pikir aku ta ... KYA!!!! KAU MAU MEMBUNUHKU YA!" Aqua memejamkan kedua matanya dengan tubuh gemetar, memeluk semakin erat tubuh Arkeolus yang sudah melesat secepat angin, membuat Aqua mau tak mau menempel dengan sangat erat pada tubuh pria gila yang belum lama dikenalnya itu.


🌊🌊🌊

Merasa posisi mereka telah aman dari kejaran orang-orang. Arkeolus pun memperlambat gerakan berlari nya dan memutuskan untuk berjalan. Pemuda itu menunduk mengamati Aqua yang sedari tadi diam tanpa suara-merasa janggal dengan kebungkaman gadis mermaid itu.

Rintik hujan diatas langit pun mereda, menyisakan gerimis yang tidak terlihat oleh mata. Namun, tetap saja Aqua tidak bisa merubah ekor duyungnya menjadi kaki tanpa bantuan liontin itu. Aqua benar-benar patah hati saat mengingat ia telah kehilangan liontin mermaid kesayangannya. Tanpa liontin emas itu, entah bagaimana cara Aqua bisa menyelamatkan Rius-saudara kembarnya. Baru setengah perjalanan saja, Aqua kehilangan kesempatan itu karena baru saja kehilangan benda berharga miliknya.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Arkeolus, memecah keheningan.

Aqua bahkan sampai tidak menyadari kalau posisinya kini masih berada di atas gendongan Pangeran Arkeolus.

Andai saja Aqua masih memiliki sepasang kaki, gadis itu pasti sudah melompat turun. Namun, kini Aqua sadar dirinya tidak berdaya lagi. Bersikap keras kepala hanya akan merugikan dirinya. Apalagi mengingat mereka masih dalam mode melarikan diri dari kejaran orang-orang.

AQUARIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang