Bab 14

683 54 1
                                    

Arkeolus mengamati liontin ekor duyung di tangannya, yang tampak bersinar karena terkena silau dari cahaya matahari yang tembus melalui pohon-pohon rimbun di  dalam hutan itu.

Sementara Aqua masih tertidur tepat di sebelahnya, dengan bersandar pada dahan pohon dan alas daun untuk menutupi ekor Aqua sekaligus menyelimuti gadis itu.

Arkeolus tersenyum melihat wajah damai tambatan hatinya itu. Lalu saat mendengar suara krasak-krusuk dari balik semak-semak yang letaknya tidak jauh dari mereka berdua, Arkeolus buru-buru menyimpan liontinnya, lau berdiri dengan sikap siaga. Pemuda itu bahkan sudah menunjukkan taringnya, bersiap mencabik-cabik siapa pun yang berani mengganggu atau bahkan hendak melukai Aqua.

Untungnya, Zion lah yang tiba-tiba muncul dengan wujud kucingnya—melompat sambil membawa satu kantung kresek berisi makanan yang Arkeolus minta.

"Kenapa kau datang dengan wujud kucingmu?" Tanya Arkeolus, mengambil kantung keresek hitam itu.

Kucing itu menunjuk Aqua dengan tatapan protes. Jelas Zion tidak ingin ketahuan. Mengingat ia pernah muncul di hadapan Aqua saat Arkeolus memintanya pura-pura jadi penjahat yang ingin merampok Aqua waktu itu.

Arkeolus pun akhirnya mengerti dan meringis di dalam hati. Bodohnya, ia lupa akan kejadian waktu itu. Kan bisa ketahuan kalau sampai Aqua tahu Zion adalah orang kepercayaannya, maka skenarionya selama ini akan terbongkar.

"Aaa... Monster!" Arkeolus kaget begitu pula Zion yang langsung menurunkan ekornya dengan bulu berdiri.

"Aqua... dia...."

"Usir monster itu dari sini, sialan. Usir... Cepat!" Teriak Aqua panik. Bahkan langsung menyeret tubuhnya menjauh.

Melihat Aqua yang tampak panik, Zion hendak melarikan diri. Namun, saat melihat tatapan Arkeolus, kucing itu mengerutkan hidungnya tidak senang. Zion jelas mengerti arti tatapan yang Arkeolus layangkan untuknya itu.

"Miaww..."

"Tidak! Tidak, jangan mendekat! Huaa!"

Arkeolus buru-buru merapat mendekati Aqua saat Zion menurut dengan mengeong ke arah Aqua. Pun, Aqua yang ketakutan langsung memeluk Arkeolus erat-erat bahkan langsung menenggelamkan wajahnya di dada pria vampir itu.

"Usir monster itu. Kumohon."

Arkeolus berusaha sekuat tenaga menahan tawa. Sementara Zion sudah memutar kedua bola matanya malas. Aqua bahkan sudah terisak dan tersedak suaranya sendiri.

"Monster itu, monster itu akan memakanku. Kumohon usir itu."

Arkeolus mengusap punggung Aqua dan meminta Zion untuk segera pergi dengan gerakan dagu. Zion tanpa diminta pun memilih melarikan diri karena sakit hati di katai monster. Darimana coba konsepnya, kucing menggemaskan sepertinya disebut monster?

Sementara Aqua masih tenggelam dalam pelukan Arkeolus. Pun pemuda itu menggunakan kesempatan untuk mengecupi puncak rambut gadis itu.

"Tenanglah, monster nya sudah pergi."

Aqua langsung mendorong mundur tubuh Arkeolus menjauh. Melihat sekeliling dan menghela napas lega saat tidak menemukan monster yang ia maksud. Kening Aqua kemudian berkerut saat menemukan kantong keresek hitam yang tergeletak tak jauh dari tempat mereka berdua duduk.

Menyadari tatapan Aqua, Arkeolus langsung mengambil benda itu dan mengeluarkan isinya kearah Aqua.

"Ini camilan untukmu. Aku tidak tahu kau biasa makan apa. Tapi, kurasa kau bisa memakan setidaknya satu dari beberapa camilan ini kan?" Arkeolus mengulurkannya ke arah Aqua. "Nah, ambillah."

AQUARIUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang