Rius terbangun dari pingsannya. Manusia setengah ikan itu tampak melihat ke arah sekitar dimana dirinya saat ini berada. Masih dengan tubuh setengah ikannya, Rius mendapati dirinya yang berada di dalam bak mandi sempit berisi air yang suhunya terasa cukup hangat. Tak lama kemudian terdengar pintu yang berderit terbuka dari arah luar, membuat Rius terkejut dan secara spontan langsung beringsut mundur ke ujung kolam.
"Kau sudah sadar rupanya?"
Rius merasakan jantungnya berdegup semakin kencang. Mengamati perawakan sosok pria gagah tampan yang melangkah masuk setelah menutup pintu. Ekspresi wajahnya sukar di tebak, namun Rius sudah dibuat gugup setengah mati karena auranya yang terlalu kuat. Seakan mampu menarik jiwa Rius mendekat dan terus mendekat.
Rius bergerak semakin menjauh, ketika sepasang kaki pria itu terdengar menapak semakin jelas, semakin dekat hingga berdiri tepat di samping kolam. Rius langsung memejamkan kedua matanya erat dengan sekujur tubuh menggigil ketika iblis itu merunduk hingga wajah mereka berjarak terlalu dekat.
"Kau masih takut padaku hm?"
"Ja-jangan. Jangan sentuh Rius." Rius menampik kasar lengan King Albartaz yang tertuju ke arahnya. Hendak menyentuh sisi wajah Rius dengan belaian lembut. Namun penolakan Rius membuat ego iblis itu tersentil, hingga berakhir dengan mencengkram kuat rahang Rius hingga gadis mermaid itu terkejut.
Kedua tangan Rius segera mencengkram kuat pergelangan tangan Albartaz dan berusaha menariknya lepas dari cengkeraman pada rahangnya yang terasa seakan ingin di remukkan.
"Jangan terus melawanku gadis kecil. Kau tidak tahu betapa kejamnya aku bukan? Jika sampai kesabaranku habis, aku bisa saja menyiksamu tanpa sungkan."
Rius menangis. Satu tetes air matanya meluruh turun menahan sakit. Melihat itu King Albartaz sedikit mengurai cengkramannya pada rahang gadis itu.
"Kau tentu tahu siksaan seperti apa yang kumaksud? Bukan hanya tentang kematian, melainkan siksaan manis diatas ranjang hingga kau mati karena kenikmatan."
Tubuh Rius gemetar. Wajahnya tertoleh ke arah samping setelah King Albartaz melepaskan cengkraman kuat pada rahangnya, kemudian melangkah pergi ke arah pintu. Namun begitu pintu terbuka, Rius langsung memekik terkejut ketika melihat dua orang makhluk aneh yang tengah berdiri diambang pintu masuk entah sejak kapan.
Dua sosok makhluk aneh itu kemudian menunduk hormat kearah King Albartaz.
"Salam King Albartaz. Kami datang seperti yang Anda perintahkan."
Albartaz melirik kearah Rius melalui ekor matanya.
"Persiapkan pengantin wanitaku. Rias Ratuku secantik mungkin."
"Baik Yang Mulia. Kami mengerti."
Albartaz lalu berlalu keluar melewati kedua makhluk aneh itu begitu saja.
Rius beringsut semakin mundur, sekalipun tubuhnya sudah tidak bisa lagi bergerak. Sungguh, berhadapan dengan makhluk aneh yang memiliki sepasang telinga runcing dan ekor panjang di belakang tubuhnya seperti mereka membuat Rius seakan ingin buang air kecil saja karena takut.
"Yang Mulia Ratu, mohon jangan takut. Kami datang hanya untuk merias Anda."
Rius menggigit bibir bawahnya cemas. Wajahnya masih saja tampak pucat pasi.
"Sebelumnya, mohon ijinkan kami untuk memperkenalkan diri. Saya Lyn dan ini teman saya bernama Tan. Kami berdua adalah Maid utusan King Albartaz yang akan membantu Anda bersiap sebelum melakukan ritual pernikahan."
"R-ritual pernikahan?" Rius membelalakkan kedua matanya mendengar itu.
"Ya, karena Anda akan segera menikah dengan King Albartaz."
🌊🌊🌊
Aqua terbelalak terkejut, ketika pemuda yang ditolongnya itu tiba-tiba telah membuka kedua matanya, menahan kepala Aqua dan membalik posisi tubuh mereka hingga tubuh Aqua menjadi terbaring dibawah kungkungan Arkeolus.
Aqua yang tidak siap dengan serangan mendadak itu hanya bisa berontak, dengan cara mendorong paksa dada Arkeolus menggunakan kedua tangannya ketika pemuda itu malah menyatukan kedua bibir mereka.
"Yak! Apa yang kau pikir tengah kau lakukan ... hmmpt."
Arkeolus tidak peduli, dengan seenaknya kembali menyatukan bibir mereka membuat Aqua megap-megap karena kehabisan napas. Aqua berusaha menggerakkan wajahnya ke kiri dan ke kanan, berusaha menolak ciuman Arkeolus yang malah semakin menggila dan menjadi-jadi.
Seumur-umur, baru kali ini ada yang berani mencium bibirnya, bahkan menyentuh Aqua seenak jidat tanpa ijin.
Aqua sungguh merasa kesal setengah mati, Hingga pada akhirnya gadis mermaid itu memutuskan untuk memberikan pelajaran yang paling ampuh untuk membasmi pemuda dengan otak mesum seperti diatasnya itu. Dengan gerak gesit, Aqua sudah mendaratkan satu lutut kakinya tepat mengenai selangkangan Pangeran Arkeolus.
BUGH!
"Ouch, shit!"
Arkeolus langsung mengaduh dan bangkit terduduk seraya menyentuh sesuatu diantara selangkangannya yang berdenyut-denyut sakit. Kedua bola mata sang pangeran bahkan berkaca-kaca karena baru saja mendapatkan tendangan maut dari gadis pujaannya itu.
Sementara Aqua kelihatan tidak peduli, malah tampak sibuk mengusap kasar bibirnya yang masih terasa kebas karena ciuman Arkeolus. Berharap hanya dengan begitu, bekas bibir Arkeolus menghilang jejaknya. Namun sayangnya, itu tidak mungkin. Bibirnya sudah tidak perawan lagi.
"Kau ... apa yang baru saja kau lakukan, dasar manusia cabul!" sentak Aqua kesal pada Arkeolus yang masih meratapi nasib.
"Kau menyakiti masa depan kita, lihat! Sentuh ini ...,"
Aqua ternganga, mendelik tak percaya ketika pemuda itu meraih satu tangannya begitu saja dan menyentuhkannya di bagian depan celana Arkeolus yang terlihat sudah mengembung, entah sejak kapan.
Dan bodohnya, Aqua malah seolah terpaku. Tidak segera buru-buru menarik tangannya dari sana.
"... rasakan, ini adalah masa depan kita yang baru saja kau tendang."
"KYAA! DASAR MESUM!"
"Hahaha!"
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUARIUS
FantasyAquarius adalah mermaid kembar yang memiliki sifat saling bertolak belakang. Jika Aqua adalah ombak besar ditengah lautan, maka Rius adalah air tenang dalam kolam. Keduanya tidak pernah menyangka, bahwa ibu mereka sendiri telah terikat perjanjian de...