Bab 10

384 35 0
                                    

Ternyata tidak buruk. Perlakuan orang-orang yang tinggal di dalam Kastil malah jauh lebih ramah dari pada orang-orang yang tinggal di dalam laut. Rius ingat sekali dirinya kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari beberapa mermaid saat masih kecil, hanya karena Rius payah—tidak bisa bicara sampai usia 12 tahun.

Saat sudah beranjak dewasa pun, Rius sering mendengar gunjingan dari orang-orang yang berkata bahwa dirinya tidak pantas terlahir sebagai seorang putri. Dirinya terlalu berbeda dengan Aqua yang begitu mirip dengan Ratu Melisa.

Rius sering dikucilkan dalam setiap acara-acara pesta kerajaan. Karena itulah, Aqua selalu ada di dekatnya, berharap bisa menghibur Rius yang jadi penyendiri.

"Ratu, apakah Anda merasa tidak nyaman. Kami tidak keberatan jika harus pergi meninggalkan anda berdua saja dengan Yang Mulia King Albartaz."

Rius buru-buru menggeleng saat mendengar nada suara tidak enak itu. Di meja makan panjang itu, ada sekitar delapan orang anggota keluarga termasuk anak-anak. Mereka adalah kerabat King Albartaz. Rius jadi tidak enak kalau orang-orang pergi hanya karena keberadaannya.

"R-rius hanya belum terbiasa dengan orang-orang baru. Tidak papa, nanti lama-lama juga kebiasaan kok."

"Anda tidak boleh merasa sungkan begitu. Anda adalah seorang ratu. Jadi, sudah semestinya kami yang sungkan kepada anda ratu."

Sejujurnya, Rius masih belum terbiasa dengan sebutan ratu yang di sematkan untuknya oleh orang-orang yang menghuni Kastil istana ini. Namun, percuma meminta mereka mengganti panggilan sampai mulutnya berbusa pun tidak akan merubah kenyataan bahwa kini Rius adalah seorang ratu.

Dirinya yang telah menikah dengan King Albartaz yang merupakan seorang raja sekaligus pemimpin tertinggi di tempat ini, mau tak mau harus mulai terbiasa dengan panggilan itu.

"Hem... setelah ini, Rius ingin melihat-lihat seluruh Kastil istana, apakah boleh?"

Pertanyaan itu memang Rius tujukan untuk King Albartaz yang duduk di kursi ujung. Namun, karena Rius mengatakannya sambil menundukkan kepala, King Albartaz pun tidak peka sebelum semua orang di meja makan menatap kearahnya—seakan mewakili Rius, menunggu jawaban.

King Albartaz meletakkan alat makannya sebelum menjawab. "Lakukan sesukamu. Kenya yang akan menemanimu."

Wanita bernama Kenya tersenyum cerah karena mendapatkan ijin itu. Kenya memang yang paling akrab dengan Rius selama di meja makan itu. Sementara di tempat duduknya, Rius diam-diam menghela napas lega. Semoga tur-nya nanti tidak akan membuat curiga siapapun, sebab Rius sedang merencanakan sebuah cara untuk melarikan diri dari istana Kastil di dalam kepalanya. Karena itulah, Rius harus tahu seluk beluk istana Kastil itu sekaligus mencari jalan keluar.

🌊🌊🌊

Aqua menatap ke arah punggung Arkeolus. Otak cantiknya terus memutar kejadian saat pria itu memboyong tubuhnya yang sekarat menuju danau dengan cara melesat.

Ya, Aqua jelas masih cukup sadar untuk mengingat kecepatan lari lelaki itu yang jelas tidak mungkin dimiliki oleh seorang manusia normal. Setahu Aqua, makhluk immortal yang memiliki kemampuan melesat hanyalah vampir dan werewolf. Jika dilihat dari perawakan serta kulit putih pucat lelaki itu tadi, tidak mungkin seorang werewolf. Jadi besar kemungkinan kalau lelaki itu adalah vampir meskipun Aqua belum melihat sepasang taringnya ataupun melihat lelaki itu menghisap darah.

"Memangnya kenapa kalau dia vampir. Apa hubungannya denganku?" Aqua bergumam sendirian.

Gadis itu melihat kearah perginya Arkeolus lagi, sebelum memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya, meninggalkan tempat itu.

🌊🌊🌊

"Rius pasti tersesat andai tidak ada Kenya yang menemani," kata Rius pada wanita yang mengiringi langkah kaki di sebelahnya itu.

Sementara Kenya mengulas senyum tipis saat membantu Rius menuruni satu persatu anak tangga yang melingkar menuju lantai dasar itu. Sebenarnya Rius tidak ingin dipegangi meskipun dirinya belum lancar berjalan, Rius tidak ingin terlihat seperti seorang lansia tapi Kenya memaksa katanya takut Rius jatuh. Alhasil, Rius pun memilih menurut.

"Sekarang, saya benar-benar mengutuk seseorang yang mendesain tangga ini. Membuat Yang Mulia Ratu kelelahan saja."

Rius tertawa kecil mendengar gerutuan Kenya. Memang sih, desain tangga ini sangat menyebalkan meskipun terlihat indah dipandang. Tapi tetap saja sepasang kaki Rius yang masih dalam tahap belajar berjalan merasa kelelahan. Padahal mereka berdua belum berkeliling ke setiap sudut ruangan di dalam Kastil istana itu, karena Rius ingin melihat lantai paling dasar terlebih dahulu.

Kenya bahkan menurut tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun.

"Ratu ingin melihat kolam ikan bukan? Atau mau pergi ke rumah kaca yang terdapat ribuan kupu-kupu di dalamnya?"

"Kemana saja, pokoknya Rius mau lihat setiap sudut... hehe."

Kenya mengangguk. "Saya senang memiliki ratu seperti Anda di tempat ini. Terima kasih karena telah bersedia mendampingi King Albartaz."

Keduanya telah tiba di lantai paling dasar. Rius ternganga takjub melihat keluar Kastil. Indah sekali. Dirinya yang terbiasa hidup di kedalaman laut jelas merasa sangat senang bisa menikmati seluruh pemandangan di daratan.

"Asal Ratu tahu, King Albartaz sebelumnya tampak begitu dingin dan tidak tersentuh. Tapi setelah kedatangan Ratu, Yang Mulia King Albartaz kini tampak jauh lebih hidup. Beliau bahkan betah berlama-lama di dalam Kastil Istana."

"Memangnya sebelumnya tidak betah ya?"

"Tidak. Yang Mulia King Albartaz itu suka sekali berpergian ke mana pun yang dia mau. Bahkan sering tinggal menetap di suatu tempat."

"Apa yang dilakukannya?"

Kenya meringis mendengar pertanyaan itu. "Emm... Saya tidak yakin Anda tidak tahu. King Albartaz kan iblis. Jadi mungkin beliau pergi berkelana dari satu wanita ke wanita yang lain. Maaf, Ratu. Saya tidak bermaksud menjelekkan beliau."

"Tidak papa. Rius mengerti kok. Itu memang sifat alami iblis yang suka menebar benih." Rius kemudian memandangi sekitar, tampak berusaha mencari sesuatu.

"Tapi Yang Mulia Ratu tenang saja. King Albartaz pasti setia setelah mendapatkan Ratu. Soalnya kan, Ratu itu soulmate nya King."

"Apa itu Soulmate?"

"Eh—Ratu tidak tahu?"

Rius menggeleng polos. Kenya benar-benar gemas dengan tanggapan seperti itu. Terkadang Kenya masih tidak mengerti kenapa sang Pencipta memilih Rius menjadi belahan jiwa seorang iblis yang kejam dan bengis seperti King Albartaz. Sifat mereka jelas jauh berbeda—bukan lagi saling bertolak belakang atau berlawanan. Mereka seperti air dan minyak yang jelas tidak bisa menyatu.

"Ratu sepertinya akan turun hujan lebih baik kita masuk kedalam lagi dulu. Saya akan mengajak anda ke perpustakaan istana. Di sana ratu bisa mencari informasi apapun mengenai soulmate yang ingin anda tahu."

Rius mengangguk setuju. Dirinya pun tidak ingin terkena air hujan karena kakinya bisa berubah menjadi ekor lagi nanti. Kan tidak lucu kalau Rius terdampar di luar Kastil di bawah guyuran hujan deras dengan ekor yang melambai-lambai.

To be continued...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AQUARIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang