"Tan tidak makan?" tanya Rius, memecah keheningan.
Tan menggeleng sambil tersenyum sopan, membalas pertanyaan itu. Rius, sementara itu, menyendok makanannya perlahan. Namun, matanya terus mengamati sekeliling, mencari celah yang bisa ia manfaatkan untuk melarikan diri.
“Sebetulnya, Rius juga makan ikan. Jadi, tidak semua ikan itu teman Rius,” ucap Rius tiba-tiba, mencoba mencairkan suasana yang kaku.
Tan mengerutkan kening, sedikit bingung dengan ucapan mendadak itu. “Ratu ingin makan ikan?” tanyanya hati-hati.
Rius memandangi gundukan tanah di bawah kakinya, tempat ikan gurame yang dimakamkan sehari sebelumnya. “Sebenarnya, kemarin itu Rius sedih, bukan karena ikan gurame ini akan dimasak. Rius sedih karena Rius rindu dengan keluarga Rius yang tinggal di bawah laut. Ikan-ikan ini mengingatkan Rius pada mereka.”
Nada suara Rius melembut, dan tatapannya menerawang jauh. “Rius rindu sekali dengan kakak dan ibu.”
Tan terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Rius kemudian menoleh, menatap pelayan setianya dengan penuh rasa ingin tahu. “Apa Tan juga punya keluarga?”
Tan menggelengkan kepala pelan, senyum kecilnya memudar.
Rius menggigit bibirnya, menyesal telah bertanya. “Maaf, Rius malah membuat Tan bersedih.”
"Tidak Ratu. Justru saya senang jika ratu nyaman berbagi cerita dengan saya. Dan soal keluarga itu, Tan memang tidak pernah tahu dimana mereka semua berada, karena sejak kecil Tan sudah tinggal di istana ini, dibawah pengasuhan kepala pelayan untuk dijadikan pekerja."
Kedua bola mata Rius membola mendengar informasi tersebut. "Jadi, sejak kecil Tan sudah diperbudak di tempat ini?"
Tan tersenyum. "Menjadi pelayan di istana ini merupakan suatu keberuntungan yang tidak semua orang bisa dapatkan, Ratu. Saya senang bisa mengabdi pada king Albartaz, apalagi saat saya bisa melayani Anda secara langsung seperti ini."
"Jadi Tan senang bisa melayani Rius?"
"Tentu saja. Saya senang sekali. Apalagi Ratu adalah orang yang baik."
Rius terharu mendengar ketulusan Tan saat mengatakan hal itu. Rius pikir, di dunia ini Rius tidak akan pernah bertemu dengan orang yang memiliki hati tulus selain Aqua. Mengingat selama ini, Rius selalu dibenci di istana bawah laut. Banyak maid yang tidak menyukai Rius bahkan diam-diam mengutuk Rius. Karena Rius tidak seperti Aqua yang kuat. Karena Rius tidak seperti Aqua yang pintar. Bahkan Rius tidak secantik Aqua.
Tapi di tempat ini, tempat yang dikenal sangat berbahaya ini, istana kegelapan yang selalu dihindari dan di benci semua orang karena Kekejaman pemiliknya, ternyata di dalamnya dihuni oleh orang-orang yang cukup baik.
Tanpa sadar, makanan di piring Rius telah habis. Tan, yang memperhatikan hal itu, segera menyerahkan segelas air dengan senyum ramah. “Apa Ratu ingin tambah lagi?”
Rius tersentak, menyadari dirinya terlalu larut dalam situasi hingga melupakan tujuan aslinya. Bukankah ia ke sini untuk mencari kesempatan kabur?
“Y-ya. Rius mau lagi,” jawabnya gugup, mencoba mempertahankan nada tenang.
“Saya akan ambilkan untuk Ratu,” balas Tan dengan penuh semangat, lalu bergegas pergi tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun.
Rius memandangi punggung Tan yang semakin menjauh, hingga akhirnya menghilang dari pandangan. Ia meremas rok gaunnya sendiri, hatinya dipenuhi rasa bersalah. Namun, ia tahu ini adalah satu-satunya kesempatan.
“Maaf, Tan,” bisiknya pelan.
Dengan langkah cepat, Rius berdiri dan berlari, meninggalkan tempat itu seorang diri, membawa harapan akan kebebasan yang telah lama ia rindukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AQUARIUS [END]
FantasiaAquarius adalah mermaid kembar yang memiliki sifat saling bertolak belakang. Jika Aqua adalah ombak besar ditengah lautan, maka Rius adalah air tenang dalam kolam. Keduanya tidak pernah menyangka, bahwa ibu mereka sendiri telah terikat perjanjian de...