Bab 6

390 37 0
                                    

"Kenapa kau terus mengikutiku?!"

Arkeolus menaikkan kedua bahunya acuh.
"Aku hanya ingin menjagamu."

"Menjagaku dari apa?"

"Dari para pria hidung belang di luaran sana."

"Kaulah pria hidung belang itu!"

"Kenapa malah menyalahkan aku? Kau yang membuatku tergila-gila padamu."

"Cih! Aku menyesal telah menolongmu."

"Hei! Kenapa kau ...."

"Berhenti terus mengikutiku!" Teriak Aqua marah dan spontan menghentikan langkah kedua kakinya menghadap ke arah pemuda yang terus mengikuti di belakangnya itu. Arkeolus tersenyum-senyum sendiri layaknya orang gila, merasa begitu gemas pada kegalakan Aqua sejak insiden ciuman dan semakin menjadi-jadi karena Arkeolus yang terus menguntitnya.

"Jika kau terus bersikap segalak itu..."

"Kubilang berhenti! Kau tuli ya!" Kemarahan Aqua kali ini tidak main-main. Gadis itu kini bahkan sudah mengeluarkan garpu dari dalam tas yang dibawanya, yang ia sengaja bawa dari laut untuk ia gunakan sebagai senjata. Tidak disangka, benda kecil yang bentuknya agak mirip dengan trisula milik raja kegelapan bawah laut itu memang berguna.

"Wohooo... hati-hati dengan senjata itu Nona, nanti kau bisa terluka."

Arkeolus langsung mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi ketika Aqua tiba-tiba membalik badan dan langsung mengacungkan senjata tajam tepat kearah wajahnya. Aqua mendelik mengancam seraya mendekati Arkeolus.

"Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau terus mengikutiku?" Tanya Aqua dengan kedua mata melotot. Hal yang justru terlihat semakin menggemaskan di mata Pangeran Arkeolus.

"Aku? Tentu saja calon suamimu."

"BERHENTI MENGATAKAN OMONG KOSONG ITU SIALAN!" Aqua berteriak kesal hingga suaranya menggema ditengah hutan. Sementara Arkeolus malah tertawa geli mendengar suara cempereng gadis mermaid itu.

"Aku tidak tahu siapa dirimu dan dari mana asalmu. Jadi, dari pada kau terus mengikutiku dan membuatku tidak nyaman, lebih baik kau pergi menjauh dariku. Atau aku tidak akan segan-segan membunuhmu dengan senjata ini." Ancam Aqua sambil mendekatkan senjata di tangannya tepat ke depan wajah Arkeolus.

"Baiklah, baik. Tapi jangan mencariku jika kau bertemu dengan monster buruk rupa di tengah hutan nanti."

"Cih! Kau pikir aku takut. Jangan remehkan keberanianku."

Aqua berlalu pergi, meninggalkan Arkeolus yang hanya menggelengkan kepala mengamati punggung Aqua yang semakin tertelan masuk kedalam hutan.

🌊🌊🌊

"Cantik sekali."

Suara pujian itu terus terdengar sejak Rius keluar dari ruangan berias. Saat ini, Rius berada dalam gendongan King Albartaz, yang akan membawanya menuju altar pernikahan.

Ya, pada akhirnya Rius setuju untuk menikah karena King Albartaz telah menjanjikannya akan mengantarnya pulang usai mereka menikah. Rius merasa dirinya tidak punya pilihan lain selain menuruti pria iblis itu.

Saat ini, Rius bahkan sudah mengenakan gaun pengantin yang sangat indah dengan rok bagian bawah yang mengembang. Tadinya, King Albartaz telah menyiapkan gaun khusus mermaid yang didesain khusus, berwarna perak mengingat Rius adalah seekor duyung, namun saat melihat ekor mermaid Rius berubah menjadi sepasang kaki mulus, membuat pria iblis itu akhirnya meminta Maid mendadani Rius dengan Gaun pengantin mewah seorang ratu.

Dan karena Rius masih tidak bisa berjalan menggunakan kedua kakinya, King Albartaz memilih menggendong Rius di depan, layaknya pengantin baru.

Mereka tiba di sebuah pintu tinggi besar yang langsung terbuka, membuat Rius spontan menyembunyikan wajahnya di dada King Albartaz saat silau cahaya lampu pesta menyorot mereka berdua. Aula telah dipenuhi oleh berbagai macam makhluk berwujud aneh. Menghadapi dua orang Maid saja Rius sudah dibuat kalang-kabut. Tapi kini Rius malah menjadi pusat perhatian oleh makhluk-makhluk aneh yang jumlahnya bahkan tidak bisa dihitung jari.

King Albartaz mengabaikan ketidaknyamanan Rius, tetap berjalan lurus hingga tiba di atas altar pernikahan itu.

Suara berisik mengalun di dalam aula. Banyak yang penasaran dengan rupa mempelai wanita karena Rius masih menyembunyikan wajahnya di dada bidang King Albartaz yang kini sudah duduk di atas singgasana pengantin.

"Wahai rakyatku! Perkenalkan mempelaiku sekaligus ratu kalian! Rius."

Rius mau tak mau menurut saat King Albartaz memaksanya untuk duduk. Namun bukan duduk disampingnya, melainkan tetap diatas pangkuan pria iblis itu. King Albartaz meminta Rius menyapa sekaligus memperkenalkan diri kepada para rakyat menggunakan gerakan dagu.

"Perkenalkan dirimu pada seluruh rakyatku."

Rius cemberut. Bahkan kedua matanya sudah berkaca-kaca bersiap untuk menangis karena terjebak di situasi itu. Dia takut melihat makhluk-makhluk aneh itu apalagi jika harus menyapa dan memperkenalkan diri. Tapi tatapan King Albartaz jauh lebih menakutkan dari ribuan makhluk-makhluk itu.

"Ratuku...."

"Yang Mulia. Maaf, sepertinya Yang Mulia Ratu masih belum terbiasa dengan wujud kami semua. Harap dimaklumi. Lebih baik, kita segera langsungkan saja ritual pernikahan karena sebentar lagi malam puncak bulan purnama akan tiba," sela seorang pendeta, yang merupakan orang kepercayaan King Albartaz.

King Albartaz akhirnya mengiyakan saran itu. Lalu ritual pernikahan pun dimulai dengan ucapan janji suci sampai pada puncak acara, Rius dibuat gemetar saat diminta meneteskan darahnya di dalam sebuah cawan wadah setelah lebih dulu King Albartaz yang melakukannya.

Melihat King Albartaz yang melukai tangannya sendiri dengan pisau tanpa ada raut kesakitan yang berarti malah membuat Rius ngilu.

"Yang Mulia Ratu, mohon teteskan darah Anda disini."

Rius menatap King Albartaz dengan tatapan meminta tolong. Yang langsung disambut dengan uluran tangan pria itu.

"Berikan tanganmu."

Rius menelan ludah gugup. Namun mau tak mau gadis itu pun menurut, membiarkan King Albartaz meraih tangannya. Rius sudah bersiap menutup kedua mata saat melihat pisau tajam yang masih menyisakan bekas darah milik King Albartaz—sebentar lagi akan melukai kulitnya.

Namun, gadis itu tersentak saat merasakan sesuatu yang basah, hangat dan lembut menyapa jari tangannya.

Alih-alih menggunakan pisau yang sama, nyatanya King Albartaz malah mengulum jari Rius satu persatu. Rius bersemu, merasakan merinding di sekujur tubuhnya. Apalagi tatapan King Albartaz yang terus mengunci pandangannya saat pria itu mengulum lama-lama jari telunjuk Rius sebelum menggigit ujungnya membuat Rius kaget bukan main.

Anehnya Rius tidak merasakan sakit, malah tubuhnya serasa tersetrum oleh aliran listrik dan itu terasa menyenangkan.

Bahkan saat jarinya di tekan, memaksa darahnya menetes hingga tiga kali tetesan Rius masih tidak merasakan sakit yang berarti. Namun setelah ritual pernikahan itu berakhir, barulah Rius sadar bahwa telunjuknya berdenyut-denyut sakit hingga dia pun menangis sambil memukuli dada iblis itu.

"Huaaaa! Hiks! Sakit sekali! Dasar iblis jahat! Kenapa menggigit jari cantik Rius! Huhuhuu...."

To be continued...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AQUARIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang