Bab 18

555 42 7
                                    

Zion dengan wujud kucingnya melompat turun dari atas pohon itu. Sementara Pangeran Arkeolus sudah menunggu di bawah sana dengan tidak sabaran. "Bagaimana Zion?"

Zion langsung berubah wujud. "Maaf, Pangeran. Tapi tidak ada pergerakan apapun dari Nona mermaid itu. Saya tidak melihat keberadaannya."

"Cari terus Zion. Aku tidak mau tahu. Bagaimana pun caranya kita harus menemukan keberadaan Aqua."

Zion mendengus. "Tapi pangeran, saya ini kucing. Bukan anjing pelacak yang bisa mendeteksi seseorang hanya dengan aroma tubuhnya. Apalagi saya tidak tahu aroma tubuh nona mermaid itu."

"Tunggu-" Arkeolus tiba-tiba mendapatkan ide melalui obrolan mereka berdua barusan. "Kau benar, Zion kita butuh anjing pelacak untuk menemukan, Aqua."

"Pangeran, ayolah...."

"Tidak, tidak perlu. Kita pun bisa menggunakan indra penciuman kita untuk menemukan gadisku itu."

Kedua alis Zion menyatu mendengar itu. "Memangnya, Pangeran bisa? Anda ini vampir bukan werewolf loh. Saya juga kucing bukan anjing."

Arkeolus memutar kedua bola matanya malas.
"Aku tahu Zion."

"Terus?"

"Seingat ku, Aqua masih mengenakan bajuku. Dan aroma tubuhku jelas masih tertinggal di baju itu."

"Ah-benar juga." Zion tiba-tiba tampak bersemangat. Arkeolus kemudian menjelaskan kembali ide yang telintas di dalam kepalanya.

"Kita bisa menemukan Aqua dengan mencari asal aroma dari bajuku yang masih dikenakannya. Seperti biasa caramu saat mencari dan menemukan keberadaanku."

Zion mengangguk paham sekarang. "Baiklah, Pangeran ikuti saja aku. Aku jamin, kita akan menemukan nona mermaid itu tidak lama lagi."

🌊🌊🌊

"Sampai kapan kau terus mengikutiku, diam-diam begitu."

Arkeolus mematung. Tidak menyangka akan ketahuan secepat ini. Padahal, Arkeolus sudah berusaha sebaik mungkin agar tidak menimbulkan suara saat melangkah mengikuti Aqua yang akhirnya bisa ia temukan keberadaannya.

Aqua membalik tubuh, seraya berkacak pinggang ke arah Arkeolus. Sejenak, tatapan Aqua tampak terkejut saat melihat ada sosok lain yang bersama Pangeran Arkeolus. Sosok manusia yang memiliki ekor dan telinga kucing diatas kepalanya. Sosok itu buru-buru membungkuk ke arah Aqua.

"Kau kan, yang waktu itu!" Tunjuk Aqua-mengingat wajah Zion. Sementara Zion yang ditunjuk langsung menyembunyikan diri di balik punggung Pangeran Arkeolus. "Kau penjahat yang merampokku kan?"

"Namanya Zion. Dia adalah orang kepercayaanku, Aqua."

"Tapi... Orang itu, waktu itu...." Aqua menyerobot maju, hendak menarik Zion namun Zion buru-buru mundur menjauh. "Waktu itu kau tidak punya telinga dan ekor."

"Maafkan saya, Nona! Saya bersalah. Waktu itu saya diminta Pangeran Arkeolus untuk berpura-pura menjadi penjahat yang akan merampok Anda."

Tatapan sengit Aqua kini berpindah pada Arkeolus. Aqua bahkan memicingkan tatapannya. "Jadi, bukan hanya mencuri liontinku, kau juga...."

"Maafkan aku." Arkeolus tampak benar-benar menyesal saat ini. "Aku melakukan itu demi agar bisa terus bersamamu, Aqua."

"Benar, Nona." Zion berusaha membantu, memberi penjelasan. "Lagi pula, apa yang menimpa Pangeran tidak sebanding dengan semua kesalahan itu. Pangeran sampai hampir sekarat karena senjata perak yang menancap di perutnya demi menolong nona."

AQUARIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang