Aqua mengusap peluh di keningnya. Sinar matahari yang menembus di antara pohon yang rindang di dalam hutan membuat gadis itu lemas karena tidak terbiasa dengan paparan langsung sinarnya. Ditambah lagi, Aqua sama sekali belum mendapatkan asupan nutrisi dari makanan. Sebenarnya ini salahnya karena tidak membawa persediaan makanan dari dalam laut. Aqua pikir, dirinya bisa menahan lapar karena biasanya pun begitu. Tapi tampaknya, berada di daratan dalam kurun waktu yang cukup lama membuat Aqua kehilangan banyak energi hingga kekebalan tubuhnya pun menurun.
Aqua mengeluh berpegangan pada tanah sebelum mendudukkan dirinya di tanah itu. Sementara pangeran Arkeolus yang masih senantiasa membuntuti Aqua secara diam-diam dari persembunyiannya, tiba-tiba merasa khawatir. Apalagi saat melihat tubuh ringkih sang mermaid yang tergeletak setelahnya.
"Nona!" Arkeolus bergegas mendekati Aqua yang sudah lemas tidak berdaya diatas tanah itu. Sang pangeran langsung mengangkat kepala Aqua keatas pangkuannya dengan raut wajah panik. "Hei.. Kau baik-baik saja, Nona?"
Aqua mengerjabkan kedua matanya saat merasakan tepukan ringan di pipinya, serta samar-samar suara seorang pria. Gadis itu masih belum kehilangan kesadaran sepenuhnya hingga masih bisa mengenali suara pemuda yang sebelumnya ditolongnya itu.
"Kulitmu pucat sekali dan seperti akan mengering.. astaga! Apa yang terjadi."
"Air...." bisik Aqua dengan suara lirih. Beruntung, Arkeolus masih bisa mendengar suara itu dan langsung mengangkat tubuh memprihatinkan Aqua kedalam gendongannya.
Tanpa membuang waktu, Pangeran Arkeolus langsung melesat membawa pergi Aqua menuju danau terdekat. Beruntung Arkeolus telah mengenal seluk-beluk keseluruhan isi di dalam hutan ini, karena hari-hari sang pangeran yang memang sering dihabiskan untuk menggembala di dalam hutan.
Pangeran Arkeolus berhenti sejenak saat melihat danau di depan matanya. Sinar matahari menyorot langsung danau itu membuat Arkeolus sedikit gugup. Sebenarnya, vampir tidak akan semudah itu terbakar oleh sinar matahari, namun kalau cahayanya menyorot secara langsung tanpa adanya penghalang seperti itu, Pangeran Arkeolus perlu berpikir dua kali—sebelum pada akhirnya tidak memiliki pilihan lain selain melesat cepat kearah danau dan segera melepaskan Aqua ke dalam air.
🌊🌊🌊
Rasanya sungguh sangat menyegarkan. Rius jadi betah berlama-lama berendam di dalam kolam pemandian yang telah di campur dengan susu beserta aroma wangi parfum. Rius bahkan sudah menghabiskan waktu lebih dari 3 jam sampai ketiduran.
Lynn dan Tan masih setia berdiri menunggu sang ratu di sisi kolam—tidak berani mengganggu mengingat sang ratu adalah seorang mermaid. Sampai pada akhirnya kedatangan king Albartaz membuat Lynn dan Tan mau tak mau memilih membangunkan sang ratu.
"Ratu, saya mohon bangunlah... Yang Mulia King Albartaz mengunjungi anda."
"Yang Mulia Ratu...." Lynn dan Tan langsung berhenti mencoba membangunkan Rius saat melihat King Albartaz mengangkat satu tangannya menyuruh mereka berdua pergi.
Segera, tanpa menunggu dua kali perintah Lynn dan Tan pun pamit undur diri meninggalkan tempat itu.
Melihat Rius tampak santai berbaring mengapung di dalam air kolam dengan ekor duyungnya, memancing minat King Albartaz untuk bergabung. Pria iblis itu melangkah masuk kedalam kolam usai menanggalkan pakaiannya sendiri.
Insting Rius dengan cepat bekerja saat merasakan gerakan air kolam di sekelilingnya, pertanda ada orang lain di sekitar. Rius pun akhirnya membuka mata dan saat itulah ia melihat King Albartaz berada di dekatnya langsung meraih pinggang ramping Rius dan mencium bibir istrinya itu. Rius yang tidak siap hanya bisa pasrah akan keadaan, tidak berniat menolak saat ekornya dililit oleh ekor merman milik King Albartaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUARIUS
FantasyAquarius adalah mermaid kembar yang memiliki sifat saling bertolak belakang. Jika Aqua adalah ombak besar ditengah lautan, maka Rius adalah air tenang dalam kolam. Keduanya tidak pernah menyangka, bahwa ibu mereka sendiri telah terikat perjanjian de...