ix. mencoba 'real date'

341 79 65
                                    

Happy reading!
.
.
.


Chandra baru saja ingin membuka pintu mobil dan pulang ke apartemen, tapi ponselnya tiba-tiba berdering.

"Iya, halo kenapa Yan?"

"Ini Pak, kita mau tutup tapi nemuin gelang kakinya Mba yang tadi makan sama Pak Chandra ketinggalan di bawah meja."

"Oh, yaudah jangan tutup dulu ya, Jangan berani-berani pegang gelang kakinya atau gaji kamu saya potong! Saya otw."

"Baik Pak Chandra."

Pip.



"Wendy, wendy mau ngapain aja gemesin ih!"

Dalam perjalanannya menuju restoran, Chandra tidak berhenti bersiul. Perasaannya begitu bahagia dan moodnya sangat baik karena Wendy. Ternyata kesan pertamanya tidak salah, gadis itu memang eksentrik dan membuatnya tertarik.

Rasanya, sudah lama sekali ia tidak setertarik ini pada seorang perempuan. Sudah lama pula ia tidak merasakan yang namanya jatuh cinta. Ia tidak tahu sihir apa yang Wendy lakukan padanya, yang jelas ia begitu menyukainya—terutama sejak blind date hari ini.

"Gue seneng karena jodoh gue itu elu Wen..." gumamnya pelan.

Sesampainya di restoran yang sudah memberikan tanda close itu, Chandra buru-buru masuk ke dalam masih dengan wajah bahagia yang tak dapat disembunyikan. Di dalam, ia melihat Bian yang sepertinya baru selesai briefing dengan timnya untuk hari esok.

"Mana Yan?" tanyanya segera.

Bian lantas berjalan menuju meja legendaris yang mempertemukan Chandra Wendy, yang diikuti sang bos di belakangnya.

"Ini, Pak." Bian menunjuk ke dekat kaki meja dimana gelang kaki itu masih tergeletak. "Saya gak berani pegang, kata Bapak kan gak boleh. Jadi—"

Chandra mengibaskan tangannya. "Iya gak papa. Thanks ya, ohiya tolong besok jangan jual meja ini. Mau saya pake soalnya."

Bian mengernyit heran, dan meski ia bingung ia tetap pergi dari hadapan sang owner. Meninggalkan Chandra yang kini memungut gelang kaki tersebut dan memasukkannya ke dalam saku celana. Merasa tidak ada lagi yang perlu ia lakukan, Chandra pun bergegas pulang ke apartemennya.

Nyatanya, ia begitu bersyukur karena tidak datang ke klub hari ini. Bertemu dengan Wendy adalah sebuah anugerah dan ia berjanji akan berhenti ke klub besok. Ia akan serius dengan Wendy Callistha Joan.

Sesampainya di apartemen, Chandra tidak langsung tidur. Pria itu meraih ponselnya dan sibuk mengetikkan pesan untuk dikirimkan pada Wendy. Bolak-balik ia menghapus kata yang sudah diketik karena merasa tak yakin. Tapi akhirnya, ia berhasil mengirimkan pesan juga.


Wenca💜

| Wen, ini Chandra, di save ya. Kalo gak awas aja!🤭
| Have you sleep? Kalau iya, mimpiin aku ya, wkwk.







Setelahnya Chandra pun tertidur sambil tersenyum, bahkan kebahagiaannya terbawa sampai ke alam mimpi.

---


Pagi harinya, Wendy merasa seperti terlahir kembali meskipun merasakan sedikit pengar. Dengan hati yang berbunga-bunga, ia bersenandung mulai dari bangun tidur sampai bekerja. Beberapa rekan kerjanya tampak heran dengan hal itu, namun ia tak peduli.

BLIND DATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang