Happy reading!
.
.
."Iya gue tau kok lu yang kasih tau kan ke bos lu soal barang-barang kesukaan gue.."
"Trus dia udah kasih apaan aja ke elo, Wen?"
Wendy memandang meja di ruang tamunya. "Hampir semua yang gue suka udah dikasih, ini barang-barangnya gue taro ruang tamu, Krys." Ia mendesah frustasi.
"Njir seriusan? Trus gimana?"
Wendy memilih tiduran di kursinya sambil tetap bicara dengan Krystal melalui telepon. "Apanya?"
Terdengar decakan sebal dari seberang. "Sumpah ya, Wen. Lu pasti tau kan kalo Jae suka sama lo?"
Gadis itu memejamkan matanya sesaat. "Iya gue tahu. Cuma mau gimana lagi Krys, hati tuh gak bisa dipaksa...."
Ia kembali menatap nanar semua pemberian Jae namun tetap tidak merasa tersentuh oleh semua tindakan pria itu. Ia merasa bersalah, karena tidak bisa melakukan apapun soal itu. Karena jika diingat kembali, semua ini adalah salahnya yang salah mengenali Jae malam itu. Entah sial atau mujur, pria yang ia kira sebagai Jae justru mampu membuatnya terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Jika begini, ia jadi menyalahkan dirinya sendiri. Terlebih karena Jaerico yang belum mau menyerah meski ia sudah berusaha menghentikannya.
"Wen, gue kasih tahu aja nih ya. Jae tuh gak pernah tahu tertarik sama cewek gitu. Selama gue jadi sekertarisnya, dia gapernah tuh ada ngedate-ngedate gitu. Dia juga bukan tipe orang yang perhatian banget kaya gitu kecuali sama kerjaan. Jadi setelah gue liat sebegitunya dia sama lo, gue yakin dia serius banget sama lo. Awalnya gue kira dia cuma bercanda pas ngomong gitu ke gue. Tapi setelah gue perhatiin, ternyata emang seserius itu dia.."
Wendy menutup wajahnya dengan kedua tangan, semakin pusing mendengar pengakuan Krsytal. "Lo tau kan gue sukanya sama siapa? Gue juga gak mau jahat begini, tapi gimana coba?"
"Terus dia sampe sekarang gimana coba? Belom ada pergerakan begitu. Percuma berangkat kerja dianter pulang dijemput hampir tiap hari. Bilang sayang bilang kangen, tapi masih aja belom di officialin. Apa gak PHP kaya si Casper dia begitu?"
Wendy dalam hati membenarkan. Sudah satu minggu ini Chandra memang melakukan pendekatan intensif dengannya. Namun entah kenapa, pria itu belum juga ada tanda-tanda ingin meresmikan hubungan keduanya. Sedikit bagian dari dirinya menjadi takut, apakah pria itu hanya datang untuk mempermainkan perasaannya? Padahal karena perasaannya untuk Chandra, ia jadi tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Jaerico.
Tapi jika akhirnya Chandra memang tidak berniat serius dengannya, dia bisa apa? Wendy jadi bertanya dalam hati, sebenarnya apa yang ditunggu Chandra? Bukankah kedekatan mereka sudah seperti orang yang sedang berkencan?
"Mungkin dia butuh waktu Krys.." Wendy pasrah. Sementara hatinya mulai mempertanyakan apakah Chandra merasakan hal yang sama dengannya ataukah sekedar mampir dan menggoreskan luka?
"Tuh kan, Wen... Gue tuh cuma gamau lu galauin cowok mulu. Lebih baik lo pertimbangin deh perasaan si Jae. Toh cowok yang lo suka juga masih begitu aja.."
Gadis itu tersenyum pahit mendengar ucapan Krystal. Entahlah, ia masih berharap Chandra menyukainya--dan sedang mempersiapkan diri untuk menyatakan perasaannya.
"Hmm, makasih ya Krys, lo perhatian banget sama gue. Yaudah gue mau istirahat dulu ya, cape.."
Gadis di seberang mencebik. "Istirahat deh, jangan malah nangis lo. Bye!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND DATE
FanfictionPark Chanyeol/Son Wendy/Park Jaehyung (AU) Ini adalah kisah Wendy sebelum, saat, dan sesudah blind date yang salah sasaran. Start : Mar 11, 2021. End : (Debut dari salah satu series Wenderies) amidiolouhl, 2021.