xiii. mencoba adil

198 62 37
                                    

Happy reading💜
.
.
.
.


"Dari siapa lagi ini Wen? Banyak bener yang ngirimin lo makanan?"

Itu adalah celetukan salah satu staffnya yang melihat tumpukan makanan di hadapan Wendy yang menanggapinya dengan tersenyum. Astaga, Jaerico sama Chandra bener-bener!

Ia sebetulnya senang-senang saja mendapatkan makanan itu, tapi kadang ia merasa tidak enak juga.

"Huft, gue mesti gimana ya? Dua-duanya deketin tapi belom ada yang ngajakin official. Gue juga gak enakan sama yang satunya..." Wendy yang pusing memikirkan perasaannya dan dua pria yang akhir-akhir selalu bergentayangan di kesehariannya itu memilih untuk menyantap salah satu dari banyaknya menu makanan yang ada di hadapannya.

Dia masih berpikir logis, sangat sayang menolak dua porsi sushi salmon dan sushi goreng serta chocomint favoritnya.

Lagipula, ia ingin melupakan sejenak perkara hatinya.

---

"Krystal."

Panggilan datar Jae menginterupsi ruangan yang lebih sering hening itu. Di seberangnya, Krystal mendongak dan bertanya, "Iya, Pak?"

Jae mengetukkan jemarinya ke meja. "List yang kamu kasih ke saya, itu udah bener semua kan?" tanyanya pada akhirnya.

Krystal mengernyit sebentar. Astaga, list yang ia berikan pada Jae begitu banyak! "List yang mana ya Pak?"

Jae berdeham pelan lalu berkata, "List favorite thingsnya Wendy, ekhm." Pria itu memalingkan wajahnya, tampak gengsi di hadapan sang sekertaris.

Satu minggu yang lalu, ia meminta Krystal untuk menuliskan daftar kesukaan Wendy. Dan untuk satu hal itu, ia merasa bersyukur karena Krystal adalah sahabat yang baik dan mengetahui hampir keseluruhan tentang gadis kesukaannya. Mulai dari makanan, minuman, film, musik, dan banyak hal lainnya ia temukan dari daftar itu. Berbekal daftar itu, ia pun mengirimkan makanan dan beberapa hal lainnya pada Wendy melalui jasa kurir. Namun, entah kenapa ia tidak mendapat respon apapun dari gadis itu. Ketika ia menelpon Wendy pun, gadis itu tidak pernah membahasnya dan hanya basa-basi biasa. Ia jadi bingung dan heran, mungkinkah daftar itu salah?

"Oh, udah bener semua kok, Pak. Kenapa, Pak?"

Krystal penasaran apa yang telah dilakukan Jae dengan daftar pemberiannya itu. Pun, sejak ia memberikan daftar itu Wendy belum menceritakan apapun lagi berkaitan dengan Jae. Sebenarnya, Wendy juga tidak menelponnya karena beberapa hari yang lalu ia masuk sore, sehingga ia tidak mengganggu lemburnya seperti biasa.

"Gak papa. Sana lanjut kerja." Jae kemudian keluar dari ruangannya. Setelah pintu tertutup, ia bergumam, "Apa jemput aja ya ke hotelnya?"

Jae pada akhirnya memberanikan diri untuk bertindak agresif. Ia tak sabar ingin mengetahui bagaimana respon Wendy soal barang-barang pemberiannya. Sejujurnya, ia juga ingin menyatakan perasaannya pada gadis itu. Terlepas dari bagaimana responnya, ia tetap ingin mencoba. Bagi Jae, Wendy adalah cinta yang mesti diperjuangkan.

Maka hari ini, karena pekerjaannya tidak begitu banyak, ia berencana untuk menemui Wendy. Menyampaikan isi hatinya pada gadis itu.

---

"Wendy!"

Wendy menoleh dan terkejut mendapati dua pria yang kini ada di basement hotel tempatnya bekerja. Astaga!

BLIND DATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang