xvi. terbongkar

257 61 40
                                    

Part ini dan selanjutnya berisi percekcokan, silahkan skip kalau gak nguati atau gak nyaman ya ;')

.
.
.
.





"Krystal, hari ini Wendy libur gak?"

Krystal merotasikan bola matanya jengah dan kemudian berucap melalui ponselnya, "Libur Pak."

Baru saja ingin menutup teleponnya, Jae kembali bertanya dan membuat Krystal menggerutu dalam hati karena bos nya itu mengganggunya di hari libur.

"Kirimin alamat Wendy ya, sekarang. Thanks!"

Krystal sempat tertegun mendengar ucapan terima kasih dari sang bos. Tapi kemudian ia memilih menutup teleponnya dan mengirimkan alamat Wendy pada Jae.

"Jae kampret gangguin gue aja pas libur!" gerutunya kemudian kembali tertidur di atas ranjang.

Tentunya hari Minggu membuat orang memilih bermalas-malasan, termasuk Krystal.

---

Walaupun hari ini ia libur, Wendy tetap ingin produktif. Jadi, sejak pagi ia sudah berkutat di dapur dan membuat beberapa cake untuk ia bawa ke Porta, menemui Chandra. Sebelumnya ia sudah bertanya pada pria itu, dan ternyata pria itu ada di sana.

Entahlah, sepertinya Chandra begitu menyayangi Porta sampai-sampai hari Minggu pun ia tetap ke sana.

Jadi, tanpa memberitahu Chandra lebih dulu, ia akan datang karena ia sudah tidak tahan. Ia merasa rindu pada Chandra yang seharian kemarin tidak menghubunginya sama sekali, dan baru membalas pesannya ketika ia sudah tidur.

Sebetulnya, ia sedikit malu karena harus mendatangi Chandra lebih dulu. Namun, karena sifatnya yang blak-blakan ia memilih untuk melakukannya.

"Oke, udah beres semua. Saatnya meluncur!"

Wendy kemudian keluar dari rumahnya dengan setelan kasual yang tetap membuatnya terlihat cantik. Gadis itu kemudian masuk ke dalam mobil yang sudah ia pesan melalui aplikasi. Mengabaikan mobil lain yang juga ada di sana.

.

.

.

Sepanjang perjalanan, Wendy begitu bersemangat karena tak sabar melihat respon Chandra akan kedatangannya. Ia juga ingin tahu apakah pria itu menyukai cake buatannya atau tidak.

Ia tak berhenti tersenyum memandang cake buatannya. Dalam pikirannya kini hanya ada Chandra dan Chandra.

Ketika mobil sudah berhenti di depan Porta, senyum Wendy kian terkembang. Ia kemudian keluar dari mobil dengan semangat. Tak lama berselang, mobil lain yang sejak tadi mengikutinya juga berhenti. Pria di dalam mobil itu kemudian ikut masuk ke dalam restoran dengan raut wajah tak terbaca.

---

Chandra menatap sinis wanita yang ada di depannya. Kalau tahu siapa yang mencarinya, ia tidak akan mau menemuinya. Ia mendesis sebal melihat wanita yang tak berhenti tersenyum sejak pertama kali ia mendudukkan dirinya.

Gerah karena wanita itu tak juga bicara melainkan hanya menatapnya penuh minat, Chandra akhirnya berucap ketus. "Ngapain ke sini?"

Wanita itu tersenyum manis, merekahkan bibirnya yang berlapis lipstick berwarna merah pekat. Ia tak lantas menjawab dan malah memajukan tubuhnya dengan sedikit merunduk, berusaha memperlihatkan belahannya yang rendah dan cukup terekspos.

BLIND DATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang