✦ 𓂋 Prologue part 2 ✦

5.8K 557 25
                                    

pukul 12.20
bel istirahat berbunyi

seperti biasa san menghilang dari kelas yang berisik itu.

perlahan kedua kaki san menaiki anak tangga sambil membawa pisau kecil yang dia sembunyikan dikantong celananya. beberapa anak tangga tersisa beradalah choi san di rooftop sekolah bertujuan untuk mengulangi percobaan bunuh dirinya yang ke entah berapa kali. ia sudah berhenti menghitung di angka 20.

san menyayat tangan kirinya terlebih dahulu sebelum melompat, dari pergelangan tangan hingga ujung sikunya. darah segar mengalir deras, luka sayatnya yang belum lama kering pun kembali terbuka.

san memejamkan matanya dan meregangkan kedua tangannya seakan ia akan terbang menuju akhirat, raga dan jiwanya sudah siap untuk terjun dari sekolah lantai 4 ini

" HEY! KAU MAU APA!? " teriak seseorang dari pintu masuk rooftop. lelaki itu berlari kearah san lalu memeluknya dengan erat dari belakang " kalo mau bunuh diri sebaiknya dipikir pikir dulu! " ujarnya. san menengok kearah lelaki cantik itu dan bergumam kesal, ia menepis lalu menatapnya dari arah yang sangat dekat

' cantik.. apakah dia akan menjadi korban ku selanjutnya? '

" kalau mau bunuh diri kau harusnya tahu tempat, lakukan itu ditempat lain jangan disekolah! " ucapnya dengan suara lantang. kedua bola matanya menangkap darah yang mengalir ditangan san membuat sebuah genangan dibawahnya.

" mau apa kesini? kenapa orang seperti kalian suka sekali ikut campur dengan urusan orang lain? " tanya san sambil menunjukan senyum mengejek terbaiknya. " kau bawel sekali " laki laki berambut blonde itu menarik tangan kanan san lalu menuntunnya berlari menuju uks.



















sampai di uks, lelaki itu menghela nafas menuntun san agar duduk di bibir kasur, dengan tangan yang lihai dan lembut sang surai blonde mengobati sayatan san hingga memperbannya. tanpa disadari san menatap wajahnya seolah terhipnotis akan kecantikan lelaki tersebut, ia merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan selama hidupnya.

" sudah selesai.. "

" makasih... " ucap san dengan nada halus. " sama sama, nanti perbannya harus diganti dua hari sekali. kalau terasa sakit kau bisa minum pereda nyeri. aku mau masuk ke kelas, byebye " laki laki itu melambaikan tangan kepada san lalu menjauh.

sekarang san hanya seorang diri di uks. ia mengambil gelas berisi antibiotik lalu membantingnya kencang hingga serpihan kaca tersebut menggores rahangnya

" SIALAN! "

' lagi lagi rencana tuhan , apa apaan!? bukannya kau senang melihat ku menderita!? sekarang kau mau memberiku alasan hidup atau apa!?  '

" ck.. "

































Prolog end.

Noir's Desire ; woosan [✓] revisi tsayyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang