14. Uncertain Feeling

1.8K 205 34
                                    

A month later...

"Aw!" Entah apa yang sedang mengganggu pikiran Jena hingga ia tak sadar telah mengiris jarinya. Gadis itu meringis dan segera menuju washtafel untuk membersihkan darah yang keluar.

Ia menarik sehelai tisu untuk mengeringkan tangannya, membungkus jari telunjuknya untuk menghentikan pendarahan. Perih. Namun Jena harus segera menyelasaikannya sebelum bu Lee kembali.

Potongan wortel itu Jena masukkan ke dalam wadah untuk di cuci, tepat saat itu bu Lee kembali kedapur dan menyadari jari Jena yang di bungkus tisu dengan sedikit darah yang merembes, "kenapa dengan jarimu?"

Jena menoleh pada wanita itu, "terkena pisau saat aku sedang memotong wortelnya." Akunya.

Bu Lee menggeleng, "sudah kau obati? Ada plester dan betadine di dalam bupet."

"Belum. Aku baru membasuhnya dengan air."

"Kalau begitu cepat obati."

Jena mengangguk seraya mematikan keran. Ia menyusut kedua tangannya pada celemek yang ia kenakan lalu berjalan menuju bupet. Ia membuka lemari kecil itu dan mengeluarkan kotak P3K.

Ia menggigit bibir bawahnya, menahan gelenyar perih saat cairan merah itu mengenai lukanya. Lalu segera menutupnya dengan sebuah plester.

"Hari ini semua orang akan pulang." Sooyeon yang entah muncul dari mana tiba-tiba membuka suara seraya mendudukan tubuhnya di kursi.

Semua orang yang ia maksudkan adalah tuan dan nyonya byun dan juga Baekhyun serta wanita yang akan menjadi penghuni baru di rumah ini, yaitu istrinya.

"Aku penasaran dengan wajah menantu nyonya. Apa kau sudah pernah melihatnya?" tanya bu Lee kepada Sooyeon.

"Aku pernah bertemu dengannya sekali, saat nyonya Byun membawanya ke rumah ini, tapi itu sudah lama. Sepertinya sebelum perjodohan."

"Bagaimana rupanya?"

Sooyeon melirik Jena sekilas sebelum akhirnya menjawab pertanyaan bu Lee. "Dia cantik, berkelas. Dan tentu saja sama-sama orang kaya."

Bu Lee tertawa ringan, "aku tidak sabar ingin melihatnya."

Jena yang masih berdiri membelakangi Sooyeon dan bu Lee, diam-diam mendengarkan obrolan keduanya.

Selama 1 bulan ini, Jena hanya sesekali bertemu dengan Baekhyun di rumah. Usai malam itu, dirinya hampir tidak pernah berbicara lagi dengan lelaki itu. Baekhyun terlihat sibuk menjelang pernikahan dan urusan pekerjaannya. Terakhir lelaki itu hanya menciumnya dan pergi tanpa mengatakan apapun.

Di satu sisi, Jena bersyukur karena Baekhyun tidak menyentuhnya lagi sampai saat ini, dan ia harap lelaki itu tidak akan melakukannya lagi. Baekhyun sudah mendapat yang dia inginkan darinya. Dan sekarang lelaki itu sudah beristri. Sudah seharusnya dia berhenti dan Jena cukup waras untuk tidak melemparkan tubuhnya lagi pada lelaki itu.

Namun entah kenapa terkadang Jena tidak mengerti dengan perasaannya. Ke absenan Baekhyun dan jarangnya intesitas mereka bertemu malah membuat hatinya seperti mendamba sesuatu. Akan tetapi Jena selalu berusaha menampiknya. Namun saat mendengar Baekhyun akan pulang, hal itu justru membawa getaran kecil di dadanya.

Perasaan macam apa yang tengah ia alami saat ini?

"Jena."

Gadis itu menoleh, "ya?"

"Apa kau sudah membersihkan kamar tuan muda?" Tanya Sooyeon, dengan santai ia menegakkan tubuhnya.

Jena menggeleng, "belum. Aku akan merapikannya sekarang."

The Housemaid  -BBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang