8. Punishment

2.1K 189 19
                                    

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Baekhyun tiba di rumah pukul 6 sore. Dengan tas kerja yang berada di cengkramannya, ia membawa tungkainya masuk ke dalam.

Keadaan rumah yang memang selalu sepi senyap tak membuat Baekhyun heran, ibunya ada di kamar dan akan keluar jika jam makan malam tiba sedangkan sang ayah selalu berdiam diri di ruang kerjanya. Justru saat tidak ada satu pun pelayan yang menyambutnya membuat Baekhyun bertanya-tanya. Kemana mereka semua? Terutama gadis itu. Kim Jena.

Sooyeon yang baru keluar dari dapur, melihat Baekhyun yang sedang berjalan menuju tangga. Dahinya mengernyit, dan segera menghampiri tuan mudanya itu.

"Maaf, Tuan. Saya tidak tahu kalau anda sudah pulang." Ia membungkuk rendah.

Baekhyun menghentikan langkahnya, ia berbalik, "di mana gadis itu? Dia yang seharusnya ada di sini."

Sooyeon terdiam, Jena masih belum kembali sejak ia memerintahkan gadis itu untuk membersihkan gudang anggur. "Sepertinya Jena belum selesai dengan pekerjaannya. Biar saya yang membawakan tas anda."

"Tidak perlu." Baekhyun menjauhkan tas kerjanya ketika Sooyeon hendak mengambil itu dari tangannya. "Di mana gadis itu?"

"Maaf Tuan. Saya akan memanggil Jena-"

"Katakan saja di mana dia sekarang."

"Ada di gudang anggur." Imbuh Sooyeon cepat.

"Sedang apa dia di sana?"

"Saya menyuruhnya untuk membersihkan tempat itu, Tuan."

Baekhyun mengangguk, tiba-tiba muncul sebuah ide di kepalanya, membuat seringaian kecil terbit di sudut bibirnya. "Taruh di kamarku." Pada akhirnya ia menyerahkan jas dan tas kerjanya pada Sooyeon. Wanita itu mengangguk seraya menerimanya.

Usai menyerahkan bawaannya, Baekhyun melangkahkan kakinya menuju gudang anggur.

Dengan santai, Baekhyun membawa tungkainya menuruni tangga. Namun, saat sampai di bawah, ia tak menemukan keberadaan Jena. Tanpa membuat suara, Baekhyun melewati satu persatu rak anggur. Hingga, langkahnya terhenti di rak yang paling terakhir. Ia mengulum senyum saat menemukan apa yang ia cari.

"Kau di sini rupanya."

Di tempatnya, Jena seketika mematung. Seluruh otot tubuhnya seakan berhenti bekerja saat mendengar suara itu. Bagaimana tidak, laki-laki yang sudah berhasil berhasil mengacaukan pikirannya kini sudah berada tepat di belakangnya. Membuat bulu kuduknya seketika meremang.

"Aku mencarimu, Jena."

Gadis itu menggigit bibir bawahnya, dan perlahan membalik tubuhnya. Obsidiannya langsung bertubrukan dengan hazel coklat milik Baekhyun. Laki-laki itu berdiri di sana, sejauh 2 meter dari posisinya saat ini, dengan setelan kerja yang masih melekat di tubuhnya.

"A-ada apa, Tuan?"

Baekhyun melangkah lebih dekat, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. "Kim Jena... kau tahu apa kesalahanmu kali ini?"

Kedua mata Jena mengerjap, "apa saya melakukan kesalahan lagi, Tuan?" Tanya Jena, apa Baekhyun akan memecatnya kali ini? Ia membatin dalam hati.

Laki-laki itu bergumam pelan tanpa melepaskan tatapannya dari Jena, membuat gadis itu menelan salivanya. Kekhawatirannya semakin nyata. Jika Baekhyun benar-benar memecatnya, ia tidak tahu harus apa selain menerimanya.

Jena mengeratkan cengkramannya pada botol wine yang dipegangnya sejak tadi, "jika tuan memecat saya, saya akan menerimanya."

Penuturan Jena memunculkan tawa samar dari bibir Baekhyun, "memecatmu? Siapa bilang aku akan memecatmu?"

The Housemaid  -BBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang