10. Pleasure

1.9K 201 38
                                    


Harap bijak dalam membaca.

Part ini mengandung adegan dewasa yang akan membuat kalian merasa tidak nyaman.

...

2 jam usai makan malam berakhir dan menyelesaikan pekerjaannya, Jena sudah berada di dalam kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Kedua matanya menerawang langit-langit. Kepalanya terasa penuh dengan segala pikiran tentang hal-hal kecil hingga yang terjadi baru-baru ini.

Terbersit sebuah penyesalan tentang keputusannya untuk menerima tawaran bekerja di rumah ini. Tentunya jika ia tahu akan terjadi hal semacam ini, Jena tidak akan pernah menerima tawaran itu sejak awal.

Namun Jena bukan cenayang. Ia tak bisa memprediksi hal-hal seperti itu.

Terlalu larut dalam pikirannya, Jena tiba-tiba teringat akan perkataannya pada Baekhyun. Lelaki itu, berhasil menempatkan Jena pada suatu keputusan yang bahkan ia sendiri tak pikirkan akibatnya.

Melakukan apapun yang lelaki itu inginkan. Jena menghembuskan nafasnya kasar. Ia terlalu kalut saat itu hingga kalimat itu keluar dari mulutnya. Tapi Jena juga tidak punya pilihan lain untuk menebus kesalahannya. Disisi lain, ia bersyukur karena majikannya tidak menuntut ganti rugi. Karena nominal itu sungguh tak masuk akal bagi dirinya.

Jena bangkit dari tempat tidur untuk membersihkan diri. Ia mengambil handuk dari dalam lemari lalu memasuki kamar mandi.

Mandi malam, tak pernah menjadi rutinitas Jena. Namun, ia terkadang melakukannya untuk menghilangkan stress. Seperti sekarang.

Kurang dari 20 menit, Jena keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang lebih segar. Ia mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil berjalan ke arah lemari. Mengambil satu set pakaian tidur berbahan katun.

Jena sudah berada di posisi nyamannya dan hendak memejamkan mata ketika ponselnya berbunyi. Ia meraih benda pipih itu dan melihat satu notifikasi pesan muncul di layar.

010xxx

Ke kamarku. Sekarang.

Dahi Jena mengernyit, menatap aneh pada pesan itu. Mungkin hanya orang iseng. Jadi, ia putuskan untuk menutupnya dan kembali menaruh ponselnya. Namun, benda itu lagi-lagi berbunyi, membuat bibir Jena berdecak sebal.

010xxx

Aku Baekhyun.

Sontak kedua mata Jena melebar. Dari mana laki-laki itu bisa tahu nomornya?! Jena memekik dalam hati. Ia tak tahu harus membalas apa, hingga pesan yang ketiga muncul.

010xxx

Kau membaca pesanku tapi tidak membalasnya. Cepat ke kamarku sekarang, Kim Jena!

Dada Jena seketika berdebar dan merasa gelisah. Ia menatap jam di ponselnya, pukul 11 lewat 23 malam. Mau apa Baekhyun malam-malam begini? Bukankah seharusnya lelaki itu beristirahat? Begitupun dengan Jena. Namun, sebesar apapun ia ingin menolaknya, Jena tidak bisa melakukannya. Hingga waktu berjalan dan Jena menemukan dirinya sudah berdiri di depan pintu kamar lelaki itu.

Jena mengetuknya pelan, takut jika terlalu keras akan membangunkan penghuni lain di rumah ini. Tak sampai satu menit, pintu itu terbuka, Jena terkesiap saat tubuhnya tiba-tiba ditarik ke dalam. Ia menahan nafasnya saat Baekhyun menghimpit tubuhnya ke dinding.

Nafas hangat laki-laki itu menerpa wajahnya, perpaduan aroma mint dan bau menthol menginvasi paru-parunya.

Jena berusaha tetap tenang, mengabaikan dadanya yang bergemuruh. Kedua matanya lurus menatap Baekhyun.

The Housemaid  -BBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang