22. Meet You

988 142 36
                                    

Dalam hitungan detik, Baekhyun kembali menggelengkan kepalanya. Ia mencoba untuk berkonsentrasi dengan pekerjaannya di saat bayangan wajah Brian terus bermunculan di kepalanya.

Baekhyun menghela nafas gusar lantas menyimpan bolpoinnya dengan sedikit kasar. Ia beranjak dari sofa, membawa tungkainya menuju jendela dan membukanya, membiarkan hembusan angin laut menelusup ke dalam kamarnya. Keduanya matanya memejam, menikmati semilir angin dan suara deburan ombak dalam diam.

Ia hanya merasa aneh, karena sejak pertemuannya dengan anak laki-laki itu, dirinya hampir tidak bisa memikirkan apapun selain Brian, Brian, dan Brian. Bahkan suara tawanya yang renyah terdengar begitu nyata di telinganya.

Ketukan pada pintu kamarnya membuat Baekhyun membuka matanya. Lantas ia berbalik dan melangkahkan kakinya menuju pintu.

Baekhyun mengulum senyum tipis saat melihat Jongin berdiri disana, "ada apa Jong?"

"Sudah waktunya makan siang, Presdir."

Lelaki yang di panggil Presdir itu melirik arlojinya, "oh benar."

Jongin tersenyum, "bagaimana jika kita makan siang di luar? Aku tahu tempat makan yang enak di Piana."

Baekhyun mengangguk pelan, "tentu saja." Lantas ia menutup pintu di belakangnya.

La Voûte.

Begitu Baekhyun mengeja nama restoran yang ada di depannya saat ini. Keduanya masuk ke dalam dan memilih tempat duduk yang berada di dekat jendela.

"Apa kau sering kesini?" Tanya Baekhyun pada Jongin usai laki-laki itu memesan makanan untuk mereka.

"Setiap kali aku ke Piana, aku selalu makan siang disini. Selain makanannya yang enak, suasananya juga nyaman dan menyenangkan." Ujar laki-laki itu, ia tersenyum kemudian menambahkan, "Anna yang mengajakku kesini untuk pertama kali."

Baekhyun mengangguk, ia setuju dengan jawaban sekretarisnya. Namun, kali ini saat ia kembali mendengar nama wanita itu, ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba ingin tahu lebih jauh tentang ibu dari anak laki-laki yang berhasil mengusik pikirannya itu.

"Jika kau tidak keberatan ... " Baekhyun menjeda kalimatnya, ia menatap Jongin, laki-laki itu terlihat menunggu kalimat selanjutkan yang akan ia ucapkan. "... bisakah kau ceritakan sedikit tentang Anna dan Brian?" Pintanya dengan hati-hati, "ah aku tidak bermaksud untuk--"

Jongin mengulum senyum, "tentu saja. Aku tidak keberatan. Sepertinya kau cukup penasaran, Presdir." Laki-laki itu menyandarkan punggungnya dengan santai, "aku tidak yakin harus memulai dari mana." Ia meluruskan kedua lengannya di atas meja seraya memiringkan kepalanya. "Anna adalah orang asli Piana. Dia tinggal di sini sebelum akhirnya dibawa ayahnya ke Korea saat berusia 6 tahun. Kami menjadi dekat saat ia bekerja di kafe kakakku."

Suasana restoran yang ramai seketika terasa hening. Baekhyun terdiam dan mendengarkan cerita Jongin dengan seksama.

"Meskipun tidak ada ikatan darah di antara kami. Tapi aku sudah menganggap Anna seperti adik kandungku.." Jongin menghela nafasnya, ada jeda disana saat ia memikirkan bagaimana cerita ini akan berlanjut. Mungkin ia akan melewatkan beberapa bagian yang tidak harus diceritakan pada atasannya itu. Karena bagaimanapun ia sangat menghargai Jena, rasanya kurang pantas menceritakan kisah hidup tentang sahabatnya itu pada orang lain.

"Lalu, Brian hadir dalam hidup Anna." Senyuman tipis tersungging di bibir Jongin, "saat itulah, Anna memutuskan untuk kembali ke Piana. Melahirkan Brian dan membesarkannya di sini. Karena itulah setiap musim liburan, aku selalu datang ke sini untuk mengunjungi mereka."

"Dimana suaminya?" Pertanyaan itu meluncur secara spontan dari bibir Baekhyun.

"Anna seorang ibu tunggal." Jawab Jongin dengan cepat, ia menatap Baekhyun, "dia belum pernah menikah."

The Housemaid  -BBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang