30. You're Here

377 72 18
                                    

Sekiranya, mungkin sebulan Anna baru mengunjungi makam ibunya lagi. Hari ini ia bawakan satu buket bunga arum lily kesukaan sang ibu. Sebenarnya, Amara belum pernah mengatakan jika bunga lily adalah kesukaannya. Namun, saat kecil Anna selalu melihat bunga itu terpajang di setiap sudut rumahnya. Jadi, ia menebak ibunya menyukai bunga tersebut.

Anna sengaja datang pagi setelah mengantar Brian ke sekolah. Ia juga sudah mengabari Louis kalau dirinya akan datang terlambat ke toko.

Tidak ada jadwal khusus kapan ia harus mengunjungi makam sang ibu dan biasanya Anna akan pergi bersama Brian. Akan tetapi hari ini, ia ingin sendiri. Anna membersihkan daun-daun yang berjatuhan di atas pusara ibunya, lalu meletakan buket bunga yang di bawanya.

Ia tersenyum, tangannya terulur mengusap batu nisan bertuliskan nama ibunya.

"Aku datang ibu." Anna menarik nafas dalam, menahan air matanya yang mendesak untuk keluar. Selalu seperti ini. Namun, kali ini rasanya berbeda. Rasanya ... lebih dari kerinduannya pada sang ibu. Ada hal lain yang membuatnya ingin menangis.

Sejenak Anna terdiam, menundukkan kepala. Tidak, ia tidak menangis, "ibu, apakah ibu ingat dengan laki-laki yang pernah aku ceritakan?" Anna kembali membuka suara. "Dia ㅡdia datang dan meminta maaf padaku. Haruskah ... haruskah aku memaafkannya?"

"Dia memintaku untuk tidak menjauhkannya dengan Brian. Dan dia bersumpah akan mendapatkan ku kembali. Tapiㅡ" Anna tersendat, kalimat lain yang ingin ia ucapkan tertahan di kerongkongannya.

"... tapi semalam. Dia pergi."

"Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu, Anna."

Anna menipiskan bibirnya saat kata-kata Baekhyun berkelebatan di kepalanya. Membuat gelenyar asing melingkupi hatinya. Ia bingung dengan perasaannya. Anna bahkan belum mengatakan apapun ketika laki-laki itu memutuskan untuk pergi.

Ia masih mengingat dengan jelas bagaimana wajah Baekhyun dan penampilannya saat itu. Dan Anna belum pernah melihat Baekhyun yang seperti itu. Laki-laki yang selalu bertindak semaunya, mendesaknya, membuatnya selalu menuruti kata-katanya. Tapi, malam itu Baekhyun berbeda.

Kata-kata terakhirnya bahkan terdengar putus asa. Apa yang terjadi? Apakah Baekhyun sudah mengatakan dengan jujur siapa dia sebenarnya? Apakah laki-laki itu mendapat penolakan dari putranya?

Atau ... Baekhyun hanya merasa frustasi karena Anna belum memaafkannya?

"Seharusnya dia menjelaskan padaku ..." Anna berujar lirih. Ia mendongak menatap langit yang tampaknya sangat mendukungnya untuk menangis. Mendung.

Anna menyeka segera menyekan sudut matanya saat merasakan cairan bening itu meluncur di sana, "ibu. Maaf. Sebenarnya aku tidak datang untuk menangis." Ia terkekeh kecil, dan justru kristal bening itu melesak keluar dengan lebih deras.

Satu tarikan nafas, Anna berusaha menyudahi isakannya. Ia mengusap wajahnya, "ibu, aku akan kesini lagi, tentunya dengan Brian. Aku harus pergi sekarang, sepertinya Louis sedang kerepotan." Anna tersenyum, lantas menegakkan tubuhnya.

Anna sedikit mempercepat jalannya, ia masuk ke dalam mobil dan hendak menyalakan mesin saat ponselnya berbunyi. Dahinya mengernyit, panggilan dari sekolah?

"Halo?"

"Nyonya, akhirnya anda menjawab teleponnya."

"Ada apa Ms. Ally?"

"Putra anda nyonya. Brian terjatuh dari tangga dan dilarikan ke rumah sakit."

Anna merasakan dadanya tertimpa reruntuhan beton. Ia segera mengakhiri panggilannya saat Ms. Allyㅡ wali kelas Brian memberitahukan alamat rumah sakitnya.

The Housemaid  -BBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang