20. Français

953 144 19
                                    

"Ada apa, sih? Tidak biasanya kalian seperti ini?" Ahyeon mendaratkan tubuhnya pada salah satu kursi seraya menatap Jena dan Jongin bergantian.

"Eonni," Jena mulai membuka suara. Dalam hatinya terus merapalkan kalimat penenang agar tidak menangis di hadapan wanita yang sudah dirinya anggap sebagai kakaknya itu.

"Ya? Ada apa?"

Jena menarik nafasnya dengan gemetar, ia memberanikan diri untuk menatap Ahyeon, "aku- aku hamil."

Ahyeon terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya ia mendapatkan akalnya kembali, "kau ... hamil?" Ia beranjak dan memandang Jena, gadis itu mengangguk sebagai jawaban.

"Apa Jongin yang melakukannya?" Pertanyaan Ahyeon membuat kedua mata Jongin melebar, dan reaksi yang sama juga terjadi pada Jena. Lantas keduanya menggeleng dengan tegas.

"Bukan aku!" Seru Jongin tak terima.

"Diam kau!" Semprot Ahyeon, ia kembali menatap Jena, kedua tangannya memegang bahu gadis itu, "Jena, tidak apa-apa, jika janin itu memang anak Jongin, aku pastikan dia--"

"Bukan eonni," Jena memotong kalimat Ahyeon sebelum wanita itu berbicara lebih jauh, "anak ini, bukan milik Jongin." Kedua tangan Jena terkepal disisi tubuhnya, "bayi yang ku kandung adalah anak orang lain."

"Ya Tuhan." Tungkai Ahyeon mundur beberapa langkah, sebelah tangannya bertumpu pada ujung meja.

"Ini salah ku eonni. Aku- aku minta maaf sudah membuat kalian kecewa." Jena menunduk merasakan perih pada kedua matanya.

"Tidak, Jena." Ahyeon meraih tangan Jena, menarik gadis itu ke dalam pelukannya. "Itu bukan salah mu." Ia melepaskan pelukannya, "jangan salahkan dirimu. Satu-satunya orang patut disalahkan adalah laki-laki itu. Dia harus bertanggung jawab."

Jena menggeleng, "tidak eonni."

Ahyeon mengernyit, "apa maksudmu tidak? Laki-laki itu tidak mau bertanggung jawab?"

Lagi, Jena menggelengkan kepalanya, "aku yang memilih untuk pergi. Aku tidak mau bertemu dengannya lagi."

Ahyeon menghembuskan nafasnya perlahan, ia mencoba memahami perasaan Jena. Jika memang itu adalah pilihan Jena, dirinya tidak akan memaksa gadis itu untuk menikah dengan bajingan itu.

"Apa yang akan kau lakukan dengan bayinya?" Tanya Ahyeon

"Aku akan mempertahankannya."

Ahyeon mengangguk, ia sangat memahami bagaimana perasaan seorang ibu. Sebab dirinya juga tengah hamil. Jika di posisi Jena, pasti dirinya juga akan melakukan hal yang sama dengan gadis itu. Karena semua anak adalah karunia Tuhan bukan kesialan atau sebuah kutukan.

Ahyeon mengulum senyum tipis, "kita akan merawatnya bersama-sama, hm? Kau tidak perlu khawatir, Jena."

Jena membasahi bibirnya, sekilas ia melirik Jongin yang sejak tadi tak mengeluarkan sepatah katapun. Laki-laki itu hanya diam dengan wajah datarnya.

"Eonnii,"

"Ya?"

"Aku ingin kembali ke rumahku."

The Housemaid  -BBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang