13

696 15 1
                                    

Matteo memandangi wajah Rossy. Ia menangkup wajah Rossy dengan kedua tangannya. Mereka pun saling berpandangan.

Matteo sangat merindukan wajah yang kini ia sentuh. Selama setahun belakangan ia hanya bisa membayangkan wajah ini tanpa bisa bertemu.

Ia mendaratkan kecupan di bibir Rossy. Tidak mendapat balasan atau pun penolakan, Matteo melanjutkan. Ia mulai melumat bibir merah muda milik Rossy. Ia merasakan lembut dan kenyal saat bibir keduanya bersentuhan.

Rossy terdiam. Matteo tidak menyadarinya sehingga ia terus saja asyik bermain dengan bibir Rossy. Tangan Matteo mulai turun ke pundak Rossy.

Mulai merasa jengah, Rossy menghentikan aksi Matteo. Kedua tangannya mendorong dada bidang milik Matteo.

"Cukup Bang."

Matteo tersadar. "Maaf Ros. Aku kelepasan."

Rossy memakluminya.

Saat ini dirinya ingin mengajak Matteo masuk untuk bertemu dengan Angel. Ia ingin mempertemukan anaknya dengan ayah kandungnya. Namun keberadaan Bi Asih mengusiknya. Ia takut Bi Asih akan menceritakan kedatangan Matteo kepada keluarganya.

"Abang tunggu di sini ya... Di dalam ada Bi Asih, pembantu kiriman dari Mama. Aku suruh Bi Asih keluar dulu baru nanti Abang aku ajak masuk buat ketemu Angel. Takutnya Bi Asih laporan sama Mama."

Matteo mengangguk. Ia sadar kini hubungannya tidak direstui oleh keluarga Rossy. Meskipun beberapa hari yang lalu Matteo sudah menjelaskan semuanya, tetap saja keluarga Rossy tidak mengijinkannya untuk bertemu dengan Rossy.

Matteo menghela napas. "Ya, aku tunggu di sini. Jangan lama-lama ya."

Rossy mengangguk lalu meninggalkan Matteo sendirian.

"Bii Asih.." Rossy memanggil-manggil Bi Asih. Namun yang dipanggil tak juga datang. Saat ia melihat box bayi, Angel juga tidak berada di sana. Rossy mulai panik, meski begitu, ia tak lupa mengenakan pakaian sebelum pergi keluar untuk mencari keduanya.

Rossy berlari keluar, ia memandang sekeliling. Agak sulit untuk mencari Bi Asih karena jarak rumah yang berjauhan sehingga kemungkinan besar para tetangga pun tidak melihat Bi Asih.

Tidak melihat tanda-tanda Bi Asih dan Angel di sekitar rumah, Rossy kembali masuk untuk mengambil kunci sepeda motor. Rossy kebingungan karena tidak dapat menemukan kunci sepeda motornya. Sepintas Rossy melihat kain yang tadi ia kenakan kini tergeletak di dekat box bayi Angel. Ia teringat akan Matteo yang tengah menunggunya di tebing belakang rumah.

Ia bergegas menemui Matteo.

"Kenapa kamu terlihat panik?"

"Bang, Angel sama Bi Asih nggak ada."

Matteo terheran.

"Mungkin mereka sedang keluar, apa hal ini nggak biasanya terjadi?"

Rossy berkacak pinggang dengan satu tangan memegang dahi.

"Duuh... kalau udah biasa aku pasti nggak akan panik Bang!"

"Kamu udah cek di luar atau di tempat-tempat yang sering dikunjung"

"Udah Bang"

Matteo menarik tangan Rossy. Rossy kebingungan, namun ia mengikuti setiap langkah Matteo. Cukup jauh Matteo membawa Rossy. Ternyata ia menariknya ke tempat mobil milik Matteo terparkir.

Matteo melepaskan tangan Rossy lalu membuka pintu penumpang. Keduanya terkejut saat mendapati seseorang tengah berada di dalam mobil.





Haii semua... makasih ya buat yang udah mau baca, vote dan comment di ceritaku... love you all...

Happy reading

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rose TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang