"Sayang, kita sudah sampai."
Kami sudah berada di depan rumahku. Untung saja sepi, tidak ada yang melihat. Nampaknya kak Vina belum kembali.
"Jangan panggil sayang dong, nanti kalau Mama denger gimana?"
"Kamu yang mulai duluan"
"Mulai apanya?"
"Kalau tante lihat kamu meluk-meluk aku gini emangnya nggak apa-apa?"
"Hah, maaf Bang."
"Kenapa minta maaf? Gini terus juga nggak apa-apa."
Sontak aku memukul pundak Bang Teo.
"Ih nyebelin, udahlah aku mau masuk. Bye Abang."
Kak Matteo pun mengekor masuk ke dalam rumahku.
Kedatangan kami disambut oleh mama.
"Nak Matteo, Rossy, kenapa kalian pulang lebih awal? Dimana Vina dan yang lainnya?"
"Maaf Bu, kami nyasar."
"Yaampun, untung kalian bisa pulang dengan selamat. Kalau begitu, kalian istirahat saja dulu, mungkin sebentar lagi Vina sampai."
"Maaf Bu, Matteo mau pamit saja. Salam untuk Vina."
"Ya sudah. Hati- hati di jalan nak."
Bang Teo pun mencium punggung tangan Mama.
Ia pun berlalu setelah mengacak rambutku.
~~~
"Eh, lo kemana aja sih? Kok bisa nyasar?" Kak Vina menyambangiku yang sedang menyantap nasi goreng kesukaanku.
"Kok jadi nyalahin aku sih Kak? Bang Teo tuh yang nyetir."
"Lo nyalahin tunangan gue?"
Aku tersedak.
"Eh eh, lo gakpapa? Minum nih"
Aku menerima segelas air putih yang Kak Vina sodorkan dan meminumnya.
"Udah deh, gue mau istirahat. Lo nggak asik sih."
Aku hanya bisa memelototinya tanpa bisa menjawab lagi.
~~~
Dua bulan pun berlalu. Sejak saat itu, aku dan bang Teo semakin dekat. Kami sering jalan berdua, menikmati masa-masa yang tersisa sebelum bang Teo menjadi milik kak Vina seutuhnya.
Seringkali aku merasa sedih jika mengingat akan hal itu. Namun apa daya, entah apa yang terjadi bila aku mengakui hubungan kami dihadapan keluargaku.
"Kamu ngelamunin apa sih?" tiba-tiba Bang Teo sudah ada di sampingku.
"Mana eskrim ku?" Tanyaku manja.
"Iya iya, nih." Ia pun menyodorkan eskrim rasa mangga yang akhir-akhir ini menjadi favoritku.
"Bang. Gimana persiapan pernikahannya ? Kata kak Vina kalian berantem gara-gara venue ya?"
"Iya, dia minta yang outdoor, jadi aku mau pilih indoor aja. Tapi ini baru permulaan."
"Abang yakin dengan cara itu bisa bikin kalian pisah?" Tanyaku khawatir.
"Seenggaknya bisa ngulur waktu,Yang. Aku belum nemu cara lain lagi. Kamu sabar ya."
Aku hanya mengangguk lalu berfokus untuk menghabiskan eskrim di tangan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Tea
عاطفيةRossy adalah calon adik ipar Matteo. Tapi ia merasa, hal itu tidak seharusnya menjadi kenyataan