1

3.7K 31 0
                                    

"Mama... itu kak Vina, kak Alby, Derren sama Niko mau kemana sih?"

"Kamu nggak tau Ros? Mereka mau piknik. Kamu mau ikut?"

"Loh, kok nggak ada yang bilang ke aku? Jelaslah aku mau ikut. Mama nggak ikut?"

"Mama capek. Nggak kuat pergi jauh. Kalau mau ikut, buruan siap-siap."

"Oke Ma. Bentar ya."

~Sepuluh menit kemudian~

"Ma, aku udah siap. Loh, mobilnya kok udah nggak ada?"

"Kamu baru selesai? Mama kira kamu udah sama mereka. Mereka baru aja berangkat."

"Yahh.. Aku ditinggalin deh."

"Selamat Pagi."

"Pagi Bang. Nggak ikut piknik Bang?"

"Iya, nak Matteo kok nggak ikut piknik?"

"Ini saya mau ikut Bu. Loh, mereka sudah berangkat ya?"

"Baru saja mereka berangkat. Vina itu bagaimana, tunangannya kok ditinggal."

"Tidak apa-apa Bu. Kalau begitu saya permisi, saya mau menyusul mereka."

"Ikut dong Bang. Gue juga ditinggalin nih."

"Shh.. Yaudah, ayo."

"Pergi dulu ya Ma"

Ibu Arifin melambaikan tangan dan tersenyum melihat tingkah calon kakak dan adik ipar tersebut.

~Di jalan~

"Bang, cepetan dong. Keburu jauh nih."

"Bang bang, enak aja. Emang aku tukang ojek."

"Mirip sih. Hahaha.."

"Panggil aku Kakak atau kak Matteo. Dan jangan lo gue an deh, yang sopan kalau sama calon kakak ipar tuh."

"Oiya, kalau sama orang tua tuh harus sopan ya?"

"Rossy!"

"Iya, iya.. Kak Teo."

Tiba-tiba seorang anak kecil berlari melintasi jalan yang mereka lewati.

Ciittt...

Karena terkejut, Rossy refleks mendekap Matteo.

Ia bisa merasakan jantung Matteo yang berdegup kencang, seirama dengan jantungnya sendiri.

"Kok ngerem mendadak sih Kak?"

"Itu ada anak kecil tiba-tiba nyebrang. Lah lu ngapain meluk-meluk gue?"

"Ihh. Kak Teo kok pakai lu-gue sih? Tadi katanya nggak boleh."

"Yang nggak boleh tuh elu, kalau gue mah bebas, kan gue yang lebih tua."

"Lah, tadi Kak Teo kok pakai aku-kamu?"

"Buat nyontohin lu gimana caranya sopan santun."

"Ihh... Kak Teo kok gitu sih?"

"Iya iya, tapi lepasin dong, kan udah nggak ngerem."

"Eh, iya Kak. Maaf."

"Kak. Kok kakak deg-degan sih?"

"Hampir nabrak anak kecil masa iya nggak deg-degan. Kaget lah."

"Ooo... Masuk akal." Ucap Rossy pada diri sendiri. Namun karena jarak keduanya berdekatan, Matteo dapat mendengarnya.

"Yaiyalah. Emang kamu kira kenapa?" Sahut Matteo.

"Ha? Enggak Kak."

Belum juga mereka sampai, hujan telah mengguyur Rossy dan Matteo.

"Rossy, kita neduh dulu ya, aku cuma bawa satu jas hujan nih."

"Yaudah kak. Nanti kalau ada warung makan atau kafe kita berhenti aja, sekalian cari minuman hangat."

"Oke."

Rose TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang