3

2.1K 22 0
                                    

-beberapa saat kemudian-

Rossy terbaring di ranjang dengan kompres di keningnya. Ia pun telah mengenakan jubah mandi ditubuhnya. Di sampingnya Teo duduk bersila di lantai menunggu Rossy siuman.

"Bang, Bang Teo."

Anak ini masih saja memanggilku abang. Rutuknya dalam hati.

"Aku di sini Ros." Jawab Matteo malas.

"Jangan pergi lagi Bang. Aku sayang sama Abang."

Ini anak ngomong apaan sih?

"Kamu tenang aja, aku ada di sini."

Petir menggelegar. Hujan semakin deras.

"Abang!" Rossy berteriak.

"Akhirnya kamu sadar Ros."

"Emang aku kenapa?"

"Tadi kamu pingsan di kamar mandi."

"Oh."

Pandangan Rossy menerawang. Ia mengingat-ingat apa yang terjadi.
Tiba-tiba ia tersadar akan sesuatu.

"Kak, tadi kan aku masih pakai baju basah, kok sekarang..." Ia tidak melanjutkan kalimatnya. Menunggu penjelasan Matteo.

"Tenang aja, tadi aku minta tolong petugas hotel perempuan untuk gantiin pakaian kamu. Sekarang pakaianmu sedang dilaundry."

Rossy tersenyum.

"Makasih ya Kak"

Matteo mengangguk.

"Suhu badanmu masih agak tinggi. Lebih baik kamu tidur. Aku akan tidur di sofa."

Rossy mengangguk.

Matteo berjalan menuju sofa. Ia membuka kaosnya dan bertelanjang dada.

"Kak Teo!"

Teo menoleh.

"Apa lagi?"

"Jangan buka kaos!"

"Kamu mau aku juga sakit karena semalaman pakai pakaian basah?"

Rossy menggeleng.

"Yaudah. Tidur sana."

Melihat Rossy memejamkan mata, Teo pun membaringkan tubuhnya di sofa.

Ia teringat saat hampir menabrak anak kecil tadi.

Jantungnya berdebar kencang seperti hampir copot. Tapi sepertinya bukan karena anak kecil tadi. Ia sudah melihat anak kecil itu sebelum menyeberang. Jadi Matteo seharusnya tidak terkejut.

Apa karena Rossy memelukku?
Apakah perasaan itu masih ada?
Matteo, kamu sudah bertunangan dengan Vina! Dan akan menikahinya sebentar lagi. Kenapa kamu tidak bisa menyingkirkan perasaan itu?

Ingatannya berpindah saat ia memakaikan scarf ke leher Rossy, tangannya menyentuh leher Rossy. Untuk sedetik, darahnya berdesir sampai ia sadar suhu tubuh Rossy terlalu tinggi.

Dan ia sampai kepada beberapa saat yang lalu. Dimana ia sangat khawatir saat melihat Rossy pingsan. Ia membopong Rossy ke ranjang, dan dengan tergesa ia menghubungi petugas hotel.

"Matteo! Sebaiknya kamu juga tidur. Otakmu mulai tidak waras!" Katanya pada diri sendiri.

Rose TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang