"When you photograph people in color, you photograph their clothes. But when you photograph people in Black and white, you photograph their souls"
Why are my eyes filled with tears?
Hey, stay by my side and laugh."Tahanan 1004, Min Yoon Gi. Anda sudah bisa keluar dari tahanan sekarang." Suara petugas sipir yang biasanya didengar oleh pria semrawut selama lima tahun terakhir ini kini menjadi kenang-kenangan terakhirnya di hunian jeruji besi tersebut.
Tak ada yang berubah darinya selain daripada kini ia mantan seorang narapidana.
Atau mungkin fakta bahwa kini rambutnya semakin memanjang, tingginya bertambah sedikit, dan tubuhnya yang kini semakin mengeras akibat 'rehabilitasi' dibalik sekat-sekat pekat nan sempit tersebut.
Min Yoon Gi, di usianya yang baru saja menginjak dua puluh tiga tahun yang saat itu seorang rapper sekaligus produser musik tersebut menjadi tersangka untuk melakukan pembunuhan berencana karena membakar rumah yang dulunya adalah atasannya.
Atasannya selamat meski penuh luka bakar (dan mungkin itu pula yang meringankan masa tahanannya karena sang korban selamat) namun dibalik cerita gelap yang mereka gempar-gemparkan itu,
Tak ada satupun yang mau mendengar kisah dari mulut dinginnya.
Sampai,
Ia bertemu dengan pemuda yang tengah mengenakan oversize sweater rajut berwarna oranye tengah menyirami bunga di pekarangan rumahnya yang lambat laun Yoongi ketahui nanti sebagai bunga Iris dan Peony.
Mata bak rusa berwarna madu pekat itu menatapnya canggung.
"Ah...Min...Yoon...Gi...shi...?" aneh bagi Yoongi karena suara pemuda itu selain lembut bak untain benang sutra tapi juga penuh nada kecanggungan.
Ekspresi yang sudah lama tak Yoongi temui selain ekspresi ketakutan, cemooh, dan tatapan mengasihani dari orang-orang yang melihat atau menemuinya.
Namun sebelum Yoongi tersadar dari nostalgianya, si pemilik mata doe tersebut kini terbelalak kaget bercampur khawatir. Ia segera mematikan selang untuk menyiram tanaman tersebut dan berjalan mendekat kearahnya.
"Omo! Yoongi-shi! Apakah mata anda terkena sesuatu? Anda tiba-tiba mengeluarkan air mata." ujar sang suara sambil mendekat menghapus air mata dengan ujung lengan bajunya yang tak Yoongi sadari mengucur deras tanpa isakan.
Air matanya tak kunjung berhenti namun meski dalam buramnya penglihatan, Yoongi bisa melihat betapa lentiknya bulu mata yang kini tengah beradu pandangan dengannya dan bagaimana kulit seputih susu itu tampak berkilau dibawah silau rendah pemilik Senja.
Si pemuda itu akhirnya tersadar bahwa jaraknya yang dekat dan bahkan menghapus air matanya menyadari bahwa ia nampaknya sudah lancang.
Tangannya menjauh tiba-tiba.
"Ah...a-anu...maaf aku tak berniat menyentuhmu tapi tadi matamu...mengeluarkan banyak air mata..." ujar pemuda itu sekali lagi dan hebat, kini Yoongi bisa melihat pipi pemuda itu memerah hingga ketelinga.
Yoongi, untuk pertama kalinya, diusianya yang kini hampir kepala tiga, terkekeh kehabisan kata-kata menanggapi pemuda canggung nan manis tersebut. Sementara yang empunya kecanggungan menyadari situasi dan ikut tertawa menertawakan pertemuan aneh kedua insan anak adam tersebut.
"Maaf...kamu pasti terkejut." Ucapnya sambil menggaruk tengkuknya kikuk.
Ya, Yoongi memang terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lux Brumalis [COLLECTION FESS]
FanficSekumpulan one-shot dari berbagai pairing Jin Harem aka Namjin, Yoonjin, 2Seok, Jinmin, Taejin, dan Kookjin dalam rangka merayakan dan mengapresiasi BTS sekaligus merayakan hari ulang tahun Healing Sigma. Semua prompt/ide merupakan hasil dari para s...