02. Yoonjin: Saudade

1K 88 8
                                    

Saudade is a deep emotional state of nostalgic or profound melancholic longing for something or someone that one cares for and/or loves. Moreover, it often carries a repressed knowledge that the object of longing might never be had again.

There are several layers of meaning
To your words, What is what?

Min Yoon Gi itu manusia paling sederhana.

Ia adalah seorang archivist alias Arsiparis dari kelompok penelitian Sejarah dan Arkeologi di The National Institute of Korean History atau yang disingkat NIKH. Manusia itu tidak banyak bicara, namun tidak juga manusia sedingin es di ujung dunia. Ia hanya bisa menghela nafas dan mengangguk ketika disuruh mengerjakan penelitian mengenai sejarah mitologi Yunani.

Kini ia ada di Bandar Udara Internasional Eleftherios Venizelos, Athena, setelah menghabiskan lima belas jam di pesawat merenungi nasib sambil menerima takdirnya untuk berada di sebuah tempat dengan julukan Negeri Peradaban atau Negeri Para Dewa.

"Ayolah hyung! Anggap saja ini liburan!" suara Park Ji Min, si pustakawan buku-buku Eropa yang menjadi alasan utama Yoongi terdampar disini menggema di ponselnya.

"Hm. Aku akan mengupas habis Zeus dan membelanya di hadapanmu" ujar Yoongi acuh dihadiahi teriakan kesal di ujung sana. Jimin menyukai Eropa dengan segenap legenda dan mitosnya.

Terkecuali Zeus.

Entitas yang katanya adalah dewa dari para dewa itu adalah makhluk yang paling Jimin benci. Saat ia kuliah dulu, Yoongi pernah menulis jurnal mengenai Sejarah mitologi/legenda mengenai Aristoteles. Sesederhana Jimin menemukan tulisannya dan terpukau, pada Prosiding edisi World Around Me tahun ini menugaskan Yoongi membahas Eropa, terkhusus Yunani atas rekomendasi Jimin.

World Around Me adalah konferensi tiap akhir tahun yang diselenggarakan oleh NIKH, dimana mereka membahas seputar sejarah dan peradaban dunia di luar sejarah Korea. Hasil tulisan dan seminar tersebut akan terbit dalam Prosiding yang tahun ini mengangkat tema "Before Our Eyes."

Setelah berbagi cakap dengan Jimin, Yoongi kembali mengecek layar ponselnya dan pesan dari Kim Nam Joon, sang antropolog yang kini mengemban tugas membahas Stolen Generation di Australia itu muncul paling atas.

Yoongi hyung apa kau sudah sampai Athena? Aku tak tahu hyung masih trauma atau tidak, namun aku khawatir hyung menggunakan kereta. Kalau boleh naik taksi saja. Kabari aku jika butuh sesuatu.

Setelah membalas singkat "Aku sudah sampai, dan terima kasih." ala kadarnya, Yoongi tetap menggunakan kereta api menuju hotel yang sudah ia pesan, King George Hotel.

Perjalanan satu jam enam belas menit itu terasa menegangkan dan Yoongi merasa bodoh karena malah melawan saran Namjoon. Ia mengelus pendant pada kalung yang tengah ia pakai, dan ajaibnya gerakan tersebut memberikannya sedikit ketenangan.

Yoongi dan Kereta memang tak akan pernah bersahabat.

Namun kecemasan dan kepanikannya berhenti ketika ia melihat sebuah buku yang tengah dibaca oleh salah satu penumpang yang sampulnya menampakkan setangkai bunga Smeraldo.

Memoriam of Saudade

"The truth that couldn't be told."

Begitulah judul buku beserta sub-judulnya yang masih tertinggal dalam benak Yoongi. Rasa keingintahuannya membuatnya membuka ponselnya dan melihat buku tersebut yang di editori oleh Choi Soo Bin.

Satu alis terangkat pertanda tertarik.

Buku yang mendapat penghargaan The Booker Prize dan Nobel Prize for Literature di tahun 2017 ini mampu menyihir Yoongi dari rasa cemasnya ini.

Lux Brumalis [COLLECTION FESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang