[Nggak mau ngomong sama kamu!]
[Benci, nggak mau ngomong sama kamu pokoknya!]
[Awas aja kalo habis ini masih ngajak ngomong, aku nggak bakal peduliin lagi!]
Adalah pesan-pesan yang kukirim pada Jeno pasca kejadian di belakang sekolah beberapa jam yang lalu, saat dia dengan lebih ganas membalas kecupan bibirku.
Jeno yang kupikir mau bekerja sama membalas perbuatan Sehun, malah tak bisa berhenti mengekplorasi bibirku. Ini benar-benar membuatku kesal!
[Ah, maaf kalo gitu.]
Balasan darinya terasa tidak memuaskan dan hanya memancing emosiku.
Bisa-bisanya, dia hanya membalas sependek itu???
Menyebalkan!!!
[Bodo amat.]
Kuketik pesan dengan kemarahan membara.
[Iya, Ahra. Iya.]
Lagi-lagi balasannya yang pendek dan datar itu memancing kemarahan di dalam diriku.
Maunya cowok ini apa, sih??? Kenapa menyebalkan sekali!!!
[Aku bilang nggak mau ngomong sama kamu! Kenapa masih ngajak ngomong, sih!!!!!]
Kesal, lagi-lagi kukirim pesan berisi omelan padanya.
[Gue nggak ngajak ngomong, gue kan cuma nge-iyain elo.]
[Nggak mau tau, kamu nyebelin!!!]
[Iya, gue nyebelin iya.]
Ih, kenapa malah mengiyakan, sih? Aku jadi makin kesal, kan!!!
Seharusnya dia menyangkal atau bagaimana kek.
Dasar menyebalkan.
[Ihhh!! Ngeselin!!!! Kamu ngeselin banget, Jeno!!!!]
[Katanya nggak mau ngomong sama gue, Ra? Kok masih kirim pesan terus, Ra?]
Balasan darinya membuat diriku merasa seketika tertohok.
Namun, tentu saja aku masih tidak bisa berhenti mengiriminya pesan, untuk melampiaskan rasa kesal ini alasannya.
[Malesin. Sebel.]
Bibirku sedikit mengerucut saat mengetik pesan tersebut.
[Jadiin gue pelampiasan lagi lo?]
[Bodo amat.]
[Jujur aja, saat ini lo sedang jadiin gue pelampiasan, kan?]
Apa iya, ya? Apakah saat ini aku sedang menjadikan Jeno pelampiasan atas kekesalanku pada Sehun gara-gara peristiwa tadi siang?
Ahhh, kenapa peka sekali sih dia?
[Nggak papa, jadiin gue pelampiasan aja kalo itu bikin lo lega, Ra.]
[Jangan ngarep.]
[Seenggaknya perhatian lo jadi ke gue, kan, sekarang.]
[Tai lah.]
[Masih kesel gara-gara Sehun? Mau gue ajak jalan-jalan buat nyari hiburan, nggak?]
[Nggak mau. Jangan ngelunjak deh.]
Meski aku menjawab tidak mau, sebenarnya aku sedikit terhibur dengan berkirim pesan dengan Jeno seperti ini.
Ini sedikit membuat aku melupakan rasa nelangsa karena menyadari pada akhirnya, aku memang tak bisa merebut Sehun dari tunangan sah-nya.
[Ra, gue mau bicara satu hal, ini penting jadi jangan di skip, oke?]
[Apa?]
Dia mau membicarakan apa? Sepertinya serius?
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero or Hero?
RomanceSiapa yang akan dipilih Ahra, Sehun yang kalem tapi perhatian dengan ketampanan luar biasa meski harus terjebak hubungan tanpa kepastian, atau June yang dikuasai Jeno, cowok posesif, ganteng, kaya raya dan selalu membutuhkan dirinya secara fisik dan...