Kecewa

61 11 0
                                    


Setengah jam menunggu dalam keheningan dan perasaan kacau yang dibayangi rasa bersalah tanpa sebab kepada Sehun, kuputuskan meninggalkan ruang tempat kami melukis spanduk itu, mengemasi laptop Sehun dan menutup semua kaleng cat yang terbuka.

Sehun sama sekali belum kembali, hal tersebut membuatku semakin merasa tak enak. Apa yang salah dari ucapanku tadi? Dia tersinggung karena kusebut gay? Apakah karena dia bukan seorang gay atau bagaimana?

Tak tahu harus memberikan laptop Sehun pada siapa, akhirnya kubawa sama laptopnya ke kamar asrama, sampai kamar, tampak ketiga temanku sedang berkumpul dan heboh membicarakan sesuatu seraya menikmati cemilan di depan mereka yang duduk bersila.

Teringat ucapan June yang mengatakan bahwa para sahabatku ini tidak akan memercayai aku jika kuceritakan pada mereka tentang sikap bejat June.

Aku tidak percaya dengan kata-kata June, mereka pasti akan percaya ucapanku. Bukankah kami sahabat dan sudah tinggal bersama dalam satu kamar selama setahun lebih?

Perlahan, kutaruh laptop hitam Sehun di meja belajar seraya menyiapkan diri untuk berbagi rahasia kepada mereka.

Aku mulai duduk di samping Rika dan ikut memakan cemilan, dalam hati mulai menimbang-nimbang dari mana akan memulai pembicaraan mengingat Irene dan Yui adalah penggemar berat June.

"Eh, kalian udah dengar gosip ini nggak?"

Belum juga aku memulai pembicaraan karena bingung, tiba-tiba Irene mencondongkan badan, menatap kami satu persatu dengan raut muka serius.

"Gosip apa? Tentang Cino? Dia jadian sama cewek baru lagi?"

Yui terlihat sangat tertarik, sementara Rika hanya tersenyum-senyum saja.

"Bukan."

Irene menggeleng tegas, matanya menatap kami satu persatu.

"Kabarnya guru olahraga kita, Mr.Jaemin, pernah ngelakuin hal nggak senonoh pada salah satu siswi kelas satu, siswi itu nggak terima lalu lapor ke guru BK."

Semua yang berada di situ terdiam, seperti mencerna ucapan Irene. Sedangkan aku berpikir ini topik yang bagus untuk membongkar kebejatan June juga.

"Hey, aku bicara serius! Siswi itu bernama Yoona, dia bahkan kabarnya akan melaporkan perbuatan Mr.Jaemin ke polisi jika sekolah nggak menganggapi keluhannya."

Irene terlihat begitu berapi-api menceritakan gosip itu, dia juga mengungkapkan bagaimana Mr.Jaemin. yang katanya kerap melecehkan Yoona secara seksual.

"Bentar, ini serius Yoona senekat itu? Mr.Jaemin kan keponakan Mr. Park?"

Rika akhirnya menanggapi, yang dibalas Irene dengan anggukan cepat. Diam-diam aku pun salut kepada adik kelasku itu, apakah aku mengikuti jejaknya juga? Melaporkan June kepada guru BK atas tindakan tidak senonoh?

"Iya, serius. Katanya Yoona nggak akan berhenti mengungkapkan semuanya sampai Mr. Jaemin dihukum," jawab Irene.

"Alah, menurutku si Yoona-nya aja yang ganjen dan kecentilan. Mr. Jaemin kan ganteng banget, palingan Yoona aja yang terlalu memperbesar masalah, lebay!"

Yui menjawab seraya mengendikkan bahu tanda tak peduli.

"Menurutku nggak mungkin Mr.Jaemin suka sama Yoona, apa yang bisa dilihat dari body-nya? Cuma karena payudaranya yang ekstra besar itu? Alah, dasar cewek alay, jijik sumpah."

Yui melanjutkan argumennya, membuatku benar-benar shock ketika mendengar hal tersebut bisa keluar dari mulut sesama perempuan.

"Setuju banget, aku juga mikir kayak gitu loh. Dia mungkin hanya cari perhatian Mr.Jaemin aja sampai memfitnahnya seperti itu, rendahan banget!" Irene menyahut dengan berapi-api.

Zero or Hero?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang