03 | • Bali

29 1 0
                                    

🌻🌻🌻

"Sa, brownies gue aman?"

Shalsa mengangguk saat Vellen bertanya di sampingnya. "Aman."

"Piscok gue, Sa?"

"Aman." Kini giliran Shalsa menjawab Andyra dengan tangan terangkat menampakkan ibu jari.

Gadis itu diberi tugas membeli makanan favorit kedua sahabatnya, karena toko jajanan tersebut berada di dekat kompleks rumah Shalsa. Searah dengan jalan menuju sekolah.

Vellen dan Andyra pun menampakkan wajah berbinar. Tidak lagi khawatir kelaparan untuk menikmati cemilan kesukaan.

Keduanya kemudian kembali fokus ke depan untuk memperhatikan sambutan dari kepala sekolah, diakhiri dengan do'a sebelum meminta seluruh siswa menuju bus masing-masing agar segera berangkat.

Banyak dari mereka seketika berhambur memisahkan diri berusaha mendapatkan kursi sesuai incaran. Begitu juga dengan Vellen dan Andyra.

"Eh... eh... tungguin gue!" Shalsa otomatis berteriak saat kedua sahabatnya sudah lari maraton menuju kendaraan.

Shalsa berdecak ketika tidak mendapat respon. Kakinya mulai ia pacu ikut berlari. Sedikit panik saat manik matanya mendapati Vellen dan Andyra berhasil mencapai pintu kendaraan.

BRUK

"Auuu..." ringisan lirih keluar saat tubuhnya tidak sengaja menabrak sesuatu. Sepertinya cukup keras karena ia merasa linu di bagian yang terbentur.

Saat mendongak, Shalsa sempat terkesiap melihat siswa yang sedang membenahi letak tas ransel di salah satu pundak. Laki-laki yang beberapa minggu kemarin tidak sengaja bertatapan dan bertemu dengannya ketika membeli nasi goreng.

"Sorry." Shalsa meminta maaf sembari mengambil jaket laki-laki tersebut yang jatuh.

Setelah mengangguk sebagai respon dan mengambil jaketnya, pria itu melangkah lebih dulu untuk masuk ke bus di dekat mereka. Sedangkan Shalsa kembali melanjutkan pergerakan menuju armada kelasnya yang masih berjarak beberapa meter.

🌻🌻🌻

Study tour ternyata tidak semenyenangkan itu. Apalagi tempat yang dituju cukup jauh. Perjalanannya saja memakan waktu hampir satu hari penuh. Tubuh mereka terasa kaku. Belum beraktivitas saja sudah ingin membaringkan diri di kasur.

Rombongan SMA Garuda baru sampai di hotel pada pukul lima sore. Setelah lebih dari 17 jam berada di jalan. Mereka mempunyai waktu istirahat sebelum besok pagi mengikuti serangkaian kegiatan yang telah disusun oleh panitia sekolah.

Semuanya bebas melakukan apapun, berkeluyuran kemana pun. Asal pukul sepuluh malam sudah berada di kamar masing-masing. Dan dengan catatan tetap menjaga nama baik almamater. Jika melanggar, tentu hukuman berat menanti.

Semuanya memakai kaos putih celana jeans biru langit sesuai kesepakatan dress code. Kemudian tidak lupa id card terkalung di leher masing-masing.

"Mau ke mana, nih?" Brian bertanya pada teman-temannya yang sudah rapi.

"Club," jawab Aldo dengan memainkan alis naik turun.

"Masih sore anjir. Pantai dulu lah." Kevin menyarankan opsi lain.

"Yang penting ngisi perut dulu. Nanti malem pasti gak keburu." Brian beropini. Semuanya kemudian setuju dan segera mencari restoran di dekat penginapan.

🌻

Di lain tempat; Shalsa, Vellen serta Andyra berjalan bersama-sama menyusuri trotoar menuju pantai terdekat. Di sepanjang jalan jika menemukan camilan atau barang-barang yang menarik, ketiga remaja itu tidak ragu untuk membeli.

REFLECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang