🌻🌻🌻
Kevin semakin yakin jika sapu tangan ini milik Shalsa karena bau parfum sangat amat familiar menguar pekat.
Hampir sepuluh menit dia menunggu di depan tolilet putri. Beberapa siswi telah keluar dan sempat menanyakan keberadaannya bagi yang mengenal.
"Ngapain lo di sini?" Tera, teman satu ex-school futsal dengan Kevin tampak terkejut.
"Shalsa di dalem?"
"Oh, jadi bener gosip kalian pacaran..." Tera berucap dengan wajah menggoda "Ada. Kayaknya masuk anginnya parah, Vin. Muntah gak berenti-berenti. Anter ke UKS, gih. Tadi gue tawarin, tapi dianya gak mau. Malah suruh ninggal."
Kevin mengangguk. Pria itu mulai merasa cemas.
"Gue duluan ya."
"Thanks, Ra."
🌻
Saat Shalsa keluar, Kevin dengan sigap menghadang jalan gadis itu. Dia tampak terperanjat. Matanya membulat lucu namun raut pucatnya lebih menarik atensi Kevin.
"Lo nggak papa?"
Shalsa hanya mengangguk.
Tanpa banyak bicara Kevin mengulurkan mineral botol yang ia beli, dan segera disambut oleh Shalsa. Kemudian, Kevin mengembalikan sapu tangan milik gadis tersebut. "Ini punya lo."
"Ah, sapu tangan gue!" Shalsa tampak senang. Pandangan gadis itu berbinar. Membuat Kevin menarik bibirnya tipis. Pasti benda itu penting sekali bagi Shalsa, mungkin hadiah dari keluarganya karena sapu tangan tersebut merupakan custom.
Beberapa menit Kevin masih memerhatikan Shalsa yang sibuk dengan sapu tangannya. Sesekali gadis itu membaui kain tersebut. Lalu kemudian, suasana canggung mulai terasa. Masing-masing dari mereka tetap diam tanpa berkeinginan membuka percakapan terlebih dahulu.
"Thanks. Kalo gitu, gue duluan."
Kevin tertegun. Bukan karena suara lirih Shalsa, bukan juga karena tatanan kata yang gadis itu gunakan. Melainkan substansi yang dia utarakan.
Sudah? Hanya sekedar itu? Padahal, Kevin berharap Shalsa akan mengatakan sesuatu, mengenai masalah mereka. Apa ini mengartikan bahwa gadis itu tidak memerlukannya lagi? Apa kalimat tersebut mengartikan bahwa sudah tidak ada kaitannya antara mereka berdua? Apa maksud sikap gadis itu adalah kembali masing-masing? Dengan kata lain, Shalsa berubah pikiran?
🌻
"Lo ikut?" Tanya Brian kepada Kevin. Pria itu mengangguk.
Pulang sekolah, Kevin kembali ke rutinitas sebelumnya. Kali ini pria itu bersiap untuk berkumpul di basecamp. Tempat tersebut tidak jauh dari sekolah. Kelompok mereka tidak hanya dari SMA Garuda saja, melainkan terdapat juga dari SMA lain.
Mereka berjalan beriringan menuju parkiran. Kevin otomatis menoleh ke arah lapangan basket saat melewati tempat tersebut. Dan entah kebetulan atau sudah takdir, seketika pandangannya langsung beradu dengan netra milik Shalsa. Gadis itu sedang minum di samping bench.
Namun hanya dalam hitungan detik, Kevin reflek berpaling. Atensinya memilih menghindar dari kontak mata tersebut.
Jika benar Shalsa sudah berubah pikiran, dan tidak mau diganggu atau dikaitkan dengan dirinya lagi, Kevin bisa apa. Sejak awal dia sudah mendeklarasikan akan ikut keputusan gadis itu. Baik mempertahankan atau menghilangkan, dia terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
REFLECTION
Teen Fiction#LightSeries ~ 1 [ R E F L E C T I O N ] 🌻 Erlando Kevin Abimanyu 🌻 Shalsabilla Renata Abyasa Kata kuncinya hanya satu. Kevin tidak suka ribet, Shalsa juga. Cukup dari hal tersebut, mereka tampak mirip. Tampak serupa. Tampak sama. Sehingga dapat d...