PART 17 : AUTOMATIC

1.2K 138 19
                                    


Pria tumbuh saat mereka terluka.


Kata kata itu terus melekat di pikiran Jungkook saat ia mengemudi pulang dari rumah Yoongi. Sebelumnya dia tidak pernah memikirkan tentang wanita secara serius. Maksudnya, Jungkook terkadang menyukai seseorang, tapi ya sudah, begitu saja. Hanya sekedar suka. Tidak ingin ia kencani. Karena beberapa gadis yang pernah ia kencani di masa remajanya di Kanada dulu cukup merepotkan. Menyita waktunya. Menuntut perhatiannya. Sehingga Jungkook memutuskan untuk lebih menyukai wanita yang berumur diatasnya. Ia pernah menyukai Park Sooyoung, teman Noonanya, tentu saja itu sekedar perasaan konyol yang menghilang seiring berjalannya waktu. Kemudian sejak ia datang ke Korea, belum ada wanita yang menarik perhatiannya. Hanya beberapa kekaguman selintas saja. Seperti rasa sukanya jika menatap dosennya, atau sekertaris Hyungnya, atau beberapa teman Noonim nya.

Tanpa ia sadari bahwa Kim Yerim sudah menarik perhatiannya dari awal. Walaupun dalam konotasi yang negatif karena mereka terus terusan bersitegang. Dia menatap Yerim dengan sebelah mata karena Yerim sama sekali tidak termasuk dalam tipe nya. Yerim lebih muda darinya, cerewet, suka mengumpat, kurang ajar, dan tidak menyukainya. Dalam screening awal, cewek itu langsung terlempar dari tipe idealnya. Kalau bukan karena huru hara perkelahian yang membuat Jungkook menjadi membenci Yerim setengah mati, sudah pasti ia tidak akan melirik cewek itu.

Ia menginginkan wanita yang secantik Joohyun, tubuh seindah Seulgi, secerdas Seungwan, selembut Sooyoung.

Yang jelas bukan Kim Yerim.

Sampai dunianya jungkir balik karena batasan antara benci dan cinta itu sangat tipis sekali. Jungkook di tarik oleh Yerim. Otomatis.


Jungkook menghela nafas.


Persetan dengan tipe ideal, dia menyukai Kim Yerim sekarang. Begitu besar sehingga rasanya tidak masuk akal ia bisa merasakan hal yang seperti ini. Betul kata Seungwan, jika ia menyukai sesuatu, Jungkook pasti akan bersungguh sungguh tentang itu. Memberikan hatinya secara penuh.

Masalahnya, selama ini ia hanya begitu pada benda mati. Seperti keranjingannya pada game, pada musik, fotografi, atau pada dunia penyutradaraan. Jika pada wanita, ia baru merasakannya sekarang. Sudah baru pertama ia alami, langsung disakiti pula.


Pria tumbuh saat mereka terluka.


Dia merasakannya pada Kim Yerim. Rasa benci dan cinta sekaligus. Tapi tidak ada yang mengalahkan rasa rindunya.


"Sepertinya aku memang harus mendatangimu." Gumam Jungkook.



*



Keesokan harinya, ia berada di depan rumah Kim di Gwacheon. Rumah ini nyaris seperti rumah Trio Kim. Tidak besar sekali seperti rumah keluarga Min atau Jung, tapi terlihat nyaman.

Jungkook turun dari mobil. Memencet bel dan mendapat sahutan. Sepertinya itu Eomoni Kim.

"Ya?"

"Anyeong Hashimnikka. Saya Jeon Jungkook, kita pernah bertemu di pernikahan Taehyung Hyungnim. Mohon maaf mengganggu, saya ingin bertemu dengan Kim Yerim." Jungkook membungkuk pada intercom.

"Oh, tentu sayang. Masuklah." Sahut Eomoni Kim, sedetik kemudian pintu gerbang terbuka.

Jungkook masuk, melangkah perlahan sambil menenangkan detak jantungnya. Dia ada disini. Cewek cebol menyebalkan itu ada disini.

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang