Wajah Yerim berubah pucat.
Jungkook menggenggam tangan Yerim erat, matanya menatap Yerim serius, "Ayo kita selesaikan. Aku akan ada bersamamu. Dia pasti akan datang lagi, entah itu besok atau kapan. Aku tidak mau kau terguncang lagi. Jadi ayo kita hadapi saja."
Yerim menggeleng cepat, sampai rambutnya menampar pipinya.
Jungkook merapikan rambut Yerim, menyelipkannya ke belakang telinga, "Semua ceramahmu tentang kalimat tadi akan sia sia cebol. Hadapi bersamaku. Kupastikan dia tidak akan menyakitimu."
Yerim tidak akan meragukannya. Dia tau Jungkook punya kemampuan melindungi yang luar biasa. Dia aman bersama Jungkook. Aman.
Yerim menatap mata Jungkook. Dia mempercayai Jungkook sepenuhnya.
Jungkook tersenyum lembut, "ingat kata kata pembuat Tato waktu itu? Sesuatu tentang merubah kenangan buruk atau apalah. Melanjutkan hidup?"
"Ya." Bisik Yerim, "make a deal with my scar."
"So, just do it. Jangan mengingatnya sebagai kenangan burukmu. Tapi ingatlah aku yang menemanimu untuk melewatinya."
Yerim menelan ludah. Bisakah ia melakukannya? Menghadapi Lucas lagi? Memang bukan Lucas yang menggoreskan pisau di pinggangnya. Tapi kengerian yang di timbulkan oleh Lucas yang di rasakan oleh Yerim lebih besar daripada tikaman pisau itu sendiri.
Gara gara Lucaslah ia mengalami itu semua. Dan Lucas bersikeras menebusnya dengan cara yang salah. Meyakinkan Yerim bahwa akan lebih baik kalau mereka bersama. Memaksakan kehendaknya ketika Yerim bilang tidak.
Lucas yang berdiri diam di depan pintunya, di depan jendelanya, ada di belakangnya ketika ia menoleh, benar benar membuat Yerim nyaris gila.
Pemuda itu memang tidak melakukan apa apa. Seperti yang ia bilang berulang ulang pada Yerim. Lucas ingin bersama Yerim. Menjaganya. Tanpa menyadari kalau hal yang ia lakukan justru membuat Yerim ketakutan setengah mati.
Bisakah Yerim menghadapi orang itu lagi?
Tangan Jungkook mengelus pipinya. Membuat ia mendongak, bertatapan dengan mata jernih milik kekasihnya itu.
Kekasihnya. Jungkook adalah kekasihnya.
Yerim tidak perlu menghadapi ini sendirian lagi. Ia tidak punya keberanian, tapi Jungkook akan ada disisinya. Memberikan keberanian yang ia perlukan.
"Baik, ayo kita lakukan." Bisiknya pelan, tapi mantap.
*
Telapak tangan Yerim yang di genggam Jungkook berkeringat.
Mereka berada di sebuah cafe. Menunggu Lucas datang. Jungkook bertanya pada Jung Jaehyun dan Jaehyun mempunyai kontak Lucas. Yerim menelepon Lucas menggunakan ponsel Jungkook, mengajaknya bertemu yang langsung di iyakan pemuda itu dengan senang hati.
Jungkook sengaja datang lebih awal dari janji temu mereka. Ingin mempersiapkan Yerim lebih lama. Gadis itu jelas jelas ketakutan, bergerak gerak gelisah di sofanya. Tubuh mereka bersisian, saling menempel karena Jungkook merangkul Yerim erat.
"Yerim-aah." Panggil Jungkook. Masih merasa asing dengan panggilan itu.
Yerim menoleh, mendapati wajah Jungkook berada dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIA
FanfictionJeon Jungkook membenci Kim Yerim. Cewek itu berisik, kurang ajar, suka memaki, menyebalkan dan pendek. Jungkook membenci semua yang ada pada diri Yerim. Karena perasaan tidak sukanya itu, dia jadi selalu memperhatikan Yerim. Tidak sadar kalau batas...