"P-K SA-TU! DUG DUG DUG DUG DUG! P-K SA-TU! DUG DUG DUG DUG DUG!"
"M ONE TERDEPAN! M ONE TERDEPAN!"
"Baiklah, Pemirsa yang ada di aula, sebentar lagi pertandingan akan dimulai. Terlihat kedua pemain sudah mengambil posisi. Dan bola dipegang oleh Vinny, dia yang akan melakukan service terlebih dahulu."
"Vinny sedang bersiap-siap. Dia melakukan service, dan dimulailah pertandingan hari ini. Selamat menyaksikan!"
Teriakan dan tepukan suporter mengakhiri kalimat Sisil.
"Saling balas membalas terjadi, Pemirsa." Irfan berbicara.
"Saling pukul memukul terjadi." Sisil menimpali.
"Masih sama-sama kuat."
"Masih tidak ada yang mau mengalah."
"Lyora melakukan lob. Masuk!"
"Ya! Poin pertama didapatkan oleh Lyora sang juara bertahan!"
"M ONE TERDEPAN! M ONE TERDEPAN!" Suporter kelas 12 M-1 sontak menyerukan yel-yel-nya.
Lyora mengambil bola, lalu menatap lawannya remeh.
Vinny mendengus keras. Ia mengangkat raket, bersiap.
"Lyora melakukan service. Pendek saja. Bola disambut oleh Vinny. Namun dikembalikan. Vinny bertahan. Lyora menyerang. Masih bertahan. Diberikan pukulan datar. Dibalas gerakan tipuan. Namun terbaca. Bola melambung, Pemirsa."
Seluruh penonton mendongak, melihat keberadaan shuttlecock tersebut.
"Vinny mengambil ancang-ancang.. melompat.. smash!" Sisil berseru dari mikrofonnya.
"Ooww.. ternyata bola keluar, Pemirsa. Poin kedua didapat gratis oleh Lyora!"
Gemuruh tepuk tangan kembali membahana di langit-langit aula.
"Shan, kok si Vinny mainnye kek emak-emak lagi jemur kasur? Mukulnye kenceng bet dah. Lagi gedek ame siape sih tuh anak? Kagak biasanye die begitu." Nabila mengomentari permainan yang sedang berlangsung.
"Iya, ya. Kemarin tenang-tenang aja kok mainnya." Ve sependapat.
Shani menggeleng. Memikirkan perkataan dua temannya. "Aku juga gak tahu, Bil, Ve. Setahu aku, emosi Vinny bisa kepancing cuma karena satu hal."
"Apa?"
"Ape?"
"Ada yang mengancam keselamatan orang terdekatnya."
"Poin kelima untuk Lyora!"
"Kayaknya pemain baru kita ini kurang konsentrasi nih. Dua poin hilang gitu aja gara-gara nabrak net." Sisil mengira-ngira. "Meskipun kurang konsentrasi, tapi gak kurang semangat, kan? Mana suporternya Vinny?"
Teman-teman satu kelas Ve langsung berteriak heboh. Menandakan jika dukungan mereka akan terus mengalir untuk Vinny.
"P-K SA-TU! DUG DUG DUG DUG DUG! P-K SA-TU! DUG DUG DUG DUG DUG!"
Tujuh menit. Interval pertama telah usai. Lyora memenangkannya dengan selisih 10 poin. Sambil menunggu interval kedua dimulai, kedua pemain diberi waktu istirahat 5 menit untuk minum dan meregangkan otot.
Ve, Shani, dan Nabila segera turun untuk menemui Vinny.
"Heh, Vin! Lo napa dah? Mainnye jadi acak-acakan gitu. Lo lagi ade masalah, hah? Masalah ape sih? Jangan dibawa-bawa ke lapang dong. Bisa-bisa lo kalah kalo kek gini jadinye." Nabila mencerocos setibanya di pinggir lapang.
"Vin." Panggil Shani lembut, ia duduk di sebelah Vinny, menyentuh pundaknya. "Kamu kenapa? Ada masalah?"
"Ve, Vinny kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunggu Aku.. [Complete]
Romance"Hidup kita ini bagai sebuah drama. Dunia adalah panggung pementasannya. Lalu takdir yang mengatur alur kisahnya. Dan kita, sebagai pemainnya. Keren, kan? Tanpa disadari, ternyata kita itu artis." ---------- "Saat aku mulai percaya, kenapa kamu mala...