Part 13

38 8 0
                                    

Setelah Tim Juri dan wasit meninggalkan aula untuk beristirahat sebelum melanjutkan pertandingan final bulu tangkis ganda putra dan putri, seseorang dari barisan penonton masuk ke tengah lapang, menghampiri Atlas, mencengkeram kerah bajunya, lalu melayangkan pukulan yang keras.

Mendapat serangan dadakan, Atlas terkejut hingga mundur dua langkah.

Penonton lain pun menghentikan gerakan mereka yang akan keluar ruangan. Tertahan karena ingin melihat apa yang baru saja terjadi.

Tanpa pikir panjang, Ve segera berlari mendekati Atlas, disusul Vinny, Shani, dan Nabila.

"Las, kamu gak apa-apa?" Ve bertanya cemas.

"Heh! Lo apa-apaan mukul orang sembarangan? Mau jadi preman sekolah lo?" Nabila langsung menghardik orang tersebut. Tak peduli bagaimana tatapan orang lain padanya.

"Itu balasan buat lo yang udah bikin temen gue jatoh." Tunjuknya pada Atlas.

"Loh? Bukannya impas? Tadi temen lo kan udah nampar dia pake kok. Adil dong." Ucap Vinny.

Tidak lama, tiga orang lainnya datang pula, berdiri di belakang orang tersebut.

"Ki, lo gak seharusnya bikin perhitungan di sini." Ucap salah satu dari mereka, gereget.

"Jadi orang jangan goblok deh. Lo namanya cari masalah kalo gini caranya." Timpal yang lain.

"Main pukul aja lagi gak bilang-bilang." Tambah yang terakhir.

"Lo bertiga diem aja. Gak usah ikut campur. Ini urusan gue sama dia."

"Ada urusan apa lo sama Atlas?" Tanya Vinny yang mendengar percakapan mereka.

"Dia udah ngerusak hubungan gue. Gara-gara dia, gue diputusin sama pacar gue yang malah suka sama tuh orang." Ucap orang tersebut penuh kebencian.

"Lah? Yang salah tuh pacar lo, noh! Nape die malah kepincut ame si Atlas? Mangkanye, nyari pacar tuh yang setia. Yang kagak lirik-lirik laki laen. Berabe kan kalo ade yang lebih cakep daripada lo. Kesengsem kan die? Lo ditendang dah jadinye." Nabila tertawa melihat wajah memerah orang tersebut, menahan malu.

"Banyak bacot lo jadi cewek." Orang itu melangkah dengan tangan terkepal. Ia siap meninju ocehan dari Nabila yang mempermalukannya.

Tetapi, tubuh orang itu ditahan oleh Vinny yang maju lebih dulu. Nabila segera melompat dan bersembunyi di balik tubuh temannya itu.

"Kalau lo sampai berani mukul cewek, jangan anggap diri lo cowok. Gak pantes. Karena lo pantesnya cuma jadi banci."

"Anjing, lo!" Seru orang tersebut menepis tangan Vinny dari dadanya. Ia mengangkat tangan, hendak memukul, tapi tiga temannya cepat memegangi.

Dari belakang, Shani segera menarik Vinny mundur. Takut sesuatu hal buruk terjadi padanya. "Vin, ini sekolah. Jangan cari masalah."

"Kok aku? Kan dia yang cari masalah." Vinny membela diri.

"Riki, jangan macem-macem." Kevin menyergah. Ia berdiri di samping temannya yang meronta-ronta itu. "Jangan sampai anak-anak lain ada yang laporin kejadian ini ke guru BK. Lo bisa di skors kalau mereka tahu." Bisiknya.

"Bodoh amat! Gue gak peduli! Lepas! Biar gue hajar cewek sok jagoan yang berani ngatain gue. Lepas gue bilang! Anjing, lo semua!" Riki terus berteriak, menyuruh teman-temannya melepaskan tangan mereka.

"Kalian bawa keluar aja. Kita beresin masalah ini nanti."

Tiga temannya mengangguk, menuruti perintah Kevin, menyeret paksa Riki yang mengamuk.

Tunggu Aku.. [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang