17

1.3K 180 16
                                    

sore harinya dirumah oliv

Oliv pov

Aku masih bingung dengan apa yang kak ria katakan tadi, semua kalimat yang kak ria katakan saat disekolah tadi masih terngiang-ngiang dikepalaku.

" Kak ria memintaku menjauhi kak rafi?, Dia bilang aku akan celaka?"

"Sebenarnya apa yang kak ria maksud?"

"Apa dia bilang begitu karena dia juga suka sama kak rafi?"

"Tapi kenapa sampai kayak gitu ngomongnya?"

"Apa aku tanya aja kali ya?"

"Tapi kalau dia marah gimana?"

5 menit kemudian setelah mengumpulkan keberanian akhirnya oliv memutuskan untuk bertanya pada ria lewat telfon. Saat ia sudah mengambil ponselnya ia baru ingat sesuatu

"Oh iya aku kan gak punya nomor hp nya kak ria"

"Minta ke kak rafi aja kali ya?"

Oliv langsung menekan beberapa nomor diponselnya dan meletakan ponselnya disebelah telinganya. Tak lama kemudian terdengar suara dari sebrang sana

"Halo liv ada apa?"

"Hallo kak, oliv boleh minta nomor hp nya kak ria gak?"

"Buat apa?"

"Oliv mau tanya sesuatu, sama kak ria?"

"Tanya apa emang?"

"Ih kok banya tanya sih, boleh gak?"

"Kan cuma tanya, emang gak boleh?"

"Boleh sih, tapi... Udah lah mana nomor nya"

"Nanti aku kirim"

"Tapi emang buat apa sih?"

"Aku mau nanya, kak ria suka gak sama kak rafi?"

"Kok nanya itu?"

"Soalnya tadi kak ria minta oliv buat jauhin kak rafi, jadi oliv curiga kalau kak ria suka sama kak rafi"

"Serius ria bilang gitu?"

"Tadi sih kak ria juga bilang kalau oliv gak jauhin kak rafi oliv bakal celaka"

"Gak usah tanya ria, biar aku yang tanya sendiri"

entah pendengaran aku yang salah atau apa, tapi aku denger nada bicara kak rafi berubah. Setelah ngomong itu, tiba-tiba kak rafi putusin panggilan teleponnya.

"Apa aku salah ngomong?"

"Aduh, apa oliv salah bilang semuanya ke kak rafi?"

Belum selesai aku mikirin omongannya kak ria tadi disekolah, sekarang ditambah lagi sama omongan aku barusan ke kak rafi. Kayaknya hari ini aku mikir terus.

Author pov

Oliv terus memikirkan dua hal itu sambil menggerutu, sampai suara ketukan pintu terdengar membuat oliv berhenti menggerutu dan beranjak pergi membukakan pintu.

Setelah membuka pintu oliv tak mendapati siapapun didepan pintu, ia  hanya menemukan sebuah kotah kardus dan sebuah surat bertuliskan untuk oliv. Tanpa pikir panjang oliv langsung mengambil kotak tersebut kedalam rumah.

Karena rasa penasarannya yang sangat besar oliv langsung membuka kotak tersebut.

"Aaaaaaa...!!!"

Betapa terkejutnya oliv saat tahu isi kotak tersebut, sebuah boneka berlumuran darah dengan sebuah tali yang mengikat leher boneka tersebut. Dengan cepat oliv membawa kotak tersebut keluar rumah dan membuangnya ke tempat sampah, setelahnya oliv langsung masuk kerumahnya lagi dan menguncinya.

❓❓❓🔪❓❓❓

Diruangan bernuansa biru tua, seseorang berpakaian serba hitam sedang meandang dirinya didepan cermin.

"Gue gak boleh kecolongan"

"Bisa-bisanya gue gak tau soal bocah kecil itu?"

"Gue harus cepet bertindak"

"Dia udah masuk terlalu dalam"

"Gak akan ada peringatan lagi, ini udah yang terakhir"

Setelah berbicara pada bayangan dirinya sebdiri dicermin, seseorang itu lalu berjalan menuju papan yang berisi beberapa foto  orang. menempelkan satu foto disana, dan menancapkan pisau difoto itu.

"Tunggu aja nanti"-ucapnya sambil memperlihatkan smirk nya  yang mengerikan

❓❓❓🔪❓❓❓

Dilain tempat, lebih tepatnya dikamar rafi
Rafi sedang memikirkan apa yang oliv ucapkan ditelfon tadi, apa ria benar bilang begitu.

"Masa sih ria bilang gitu?"

"Tapi oliv gak mungkin bohong"

"Apa coba yang buat ria ngomong gitu?"

"Apa yang roni bilang itu bener?"

"Kalau... ria pembunuhnya"

"Bisa jadi sih, karena setiap pembunhan ria selalu gak ada disekitar kita"

"Tapi kenapa?"

Bergelut dengan fikirannya membuat rafi tak sadar bahwa ponselnya berbunyi, sudah 2 kali ponselnya berbunyi namun tak ada tanda-tanda rafi sadar dari fikirannya. Untungnya bunyi ponselnya yang ketiga membuat rafi langsung tersadar, dengan cepat ia mengaangkat telfon yang ternyata dari wulan tersebut.

"Halo lan, apaan?"

"Lama amat sih, gue nelfon lo sampe 2 kali baru diangkat?"

"Baru 2 kali"

"Lo ngapain sih sebenarnya?, Sampai gue telfon gak diangkat?"

"Gue... Abis mandi"

"Seterah deh"

"Oh ya lo ngapain telfon?"

"Gue mau nyonyek tugas fisika lo"

"Kenapa gak nyontek ke yang lain aja sih?"

"Kalo gue nyontek mereka gak ada yang bener jawabannya, kalo nanya billy pasti pelit dia, jadi ke elo aja hehe"

"Iya-iya gue fotoin nanti"-ucap rafi

"thanks, yaudah gue matiin"

"Eh, eh tunggu bentar"

"Apa?"

"Gue mau tanya soal ria"

"Soal ria? Lo suka sama dia?, Wah kenapa pas ya? Kemarin pas kita cari bukti di taman belakang hari sabtu, ria juga nanyain soal lo"

"Gitu? Yaudah deh, gue matiin dulu dah"-tanpa menunggu wulan berbicara lagi, rafi langsung mematikan telfonnya

"Apa karena ria suka sama gue dia ngebunuh murid-murid sekolah?"

---------------

Menurut kalian siapa nih pembunuhnya🤔

Kalau penasaran tungguin aku up terus ya😊

.
.
.
Jangan lupa vote⭐
.
.
.

PEMBUNUHAN SEKOLAH × SYAQEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang