_PROLOGUE_

944 53 1
                                    















Gadis itu melangkahkan kakinya lebih cepat menuju kamar mandi setelah kesekian kalinya ia merasakan gejolak aneh dalam perutnya dan berakhir di wastafel dengan hanya mengeluarkan cairan bening.

Setiap kali merasakan gejolak aneh dirinya langsung berhadapan dengan cermin didepan juga wastafel. Mencoba mengeluarkan sesuatu yg membuatnya mual bukan main tapi hanya cairan bening lah yg keluar.

Yn menghela nafasnya kesal dan segera mencuci mulut juga mukanya. Sudah lebih dari 4 kali pagi ini ia merasakan mual yg hebat tapi hanya mengeluarkan cairan bening. Ditambah kepalanya yg pening juga tubuhnya yg mulai melemah.

Dirinya kini menatap cermin yg memantulkan wajah lusuhnya dengan keringat dipelipis yg mengucur. Ia mencoba mengingat makanan apa yg ia makan hingga berakhir seperti ini. Ah atau ia salah mengkonsumsi minuman atau obat kesehatan nya yg kadaluarsa mungkin. Tapi seingatnya ia tidak pernah melakukan sesuatu. Ia selalu hati-hati.

Seakan ingat sesuatu, ia kembali melangkah keluar dan berjongkok didepan laci nakas samping ranjangnya dan membuka laci tersebut guna menemukan barang yg ia cari. Saat sudah mendapatkan barang tersebut. Yn pun kembali kekamar mandi dan melakukan sesuatu.

....

Beberapa saat menunggu dengan tangan yg terkepal dan dengan harapan agar benda tersebut tidak mengungkapkan fakta yang tidak ia inginkan dengan helaan nafas perlahan yn Membuka matanya yang sedari tadi terpejam dan menatap benda tersebut dengan hati hati setelah melihat dengan hati hati dan memastikan hasilnya benar helaan nafas keluar diiringi dengan air mata yg menyeluruh ia pun terduduk di atas kloset dan menatap kosong ke depan perasaannya kini bercampur kala melihat dengan jelas benda berukuran kecil itu dengan kata tespeck menunjukan hasil positif.

Ia perlahan berdiri mendekat kearah cermin dan menatap dirinya sendiri. Bingung harus mengeluarkan expresi seperti apa. Apa ia harus senang? Sedih? Atau kecewa? Tapi pada siapa ia harus kecewa? Pada dirinya? Yg rela menyerahkan harga dirinya sendiri untuk orang yg teramat ia cintai tanpa memikirkan resiko besar apa yg ia terima.

Jika dikatakan dirinya sudah termasuk menjadi seorang wanita karna sudah berhasil mengandung dan harus mengemban tanggung jawab yg besar. Tapi bagaimana caranya? Bahkan dirinya belum dinikahi sang kekasih sampai saat ini dan bahkan ia tidak tau dimana sang kekasih yg belakangan ini menghilang tanpa kabar.

Hanya diberikan alasan bahwa sang kekasih sedang sibuk dengan pekerjaannya yg menumpuk Setiap hari dan perkembangan perusahaan yg terus menuntut agar dirinya bisa selalu ada dikala perusahaan membutuhkan. Yn setuju dengan semua itu. Walau bagaimana pun ia mengerti betul sang kekasih pasti akan sangat sibuk jika perusahaan nya semakin naik pesat dan memang jabatannya yg tinggi lah juga yg menuntut.

Yn hanya bisa pasrah. Ia percaya bahwa sang kekasih pasti juga sedang bersusah payah mencari celah agar bisa menemuinya.

....

Keesokan harinya yn memutuskan untuk pergi ke dokter dan memeriksakan dirinya agar lebih yakin dengan pernyataan tespeck semalam. Ia mematri senyumnya dan sesekali mengusap perutnya yg rata itu dengan pelan.

Setelah menunggu giliran dirinya pun akhirnya bisa masuk.

Yn pun duduk dan melewati beberapa pemeriksaan juga beberapa tes. Setelahnya yn pun menunggu kembali hasil nya keluar.

Yn dinyatakan positif hamil dan usianya menginjak 2 minggu. Yn tersenyum sumringah saat mendengarnya. Entah harus bagaimana lagi ia mengeluarkan semua yg ia rasakan saat ini. Bahagianya terlampau batas. Sepanjang jalan yn terus saja mematri senyumnya dengan sesekali mengusap perut ratanya perlahan.

¦My Last Love¦¦ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang