[Tigapuluh], Janji

47 9 8
                                    

Tepat saat mereka sampai di kafe tempat belajar, disana sudah ada Juni dan seorang wanita. Ia tinggi dan berwajah manis khas orang jawa. Dari cara duduk dan berbicaranya pun terlihat anggun.

Yudha adalah orang pertama yang memasuki kafe, disusul oleh Rian dan Cherry lalu Haris dan di belakang ada Yeni yang masih setia menggandeng lengan Lia.

"Oy bang, dah lama lu?" Sapa Yudha yang kemudian duduk di kursi paling ujung. Disusul Rian yang duduk di sebelah Juni dan Cherry yg berada di seberang Yudha disebrlah Rian. Haris yang ingin mengambil kursi di sebelah Yudha ditahan olehnya.

"Gak! Disini Lia!" Tegasnya sambil mendorong Haris "Lu duduk di depannya Syintia aja Ris" tunjuk Yudha pada kursi kosong yang berhadapan dengan wanita yang bersama Yudha

Haris mendengus sebal lalu meletakkan tas nya di kursi yang ditunjuk Yudha.

"Ci, disini ya sebelah gue" Yudha menepuk kursi kosong disebelahnya.

Lia mengangguk, namun pegangan Yeni pada tangannya semakin erat. Lia menoleh ke samping dan mendapati Yeni yang menggeleng. Lia baru sadar. Sisa kursi kosong satu tepat di depan Juni.

"Eum, Yud.. Sebelah Haris aja deh kamu, nanti Yeni ga jadi belajar kalau dia sebelahan sama Haris. Atau Haris aja yg di ujung biar hadapan sama Rian Cherry.. Katanya tadi kami surih Haris belajar sama Rian kan?" Bujuk Lia

Yudha tampak berpikir aebentar. Kemudian ia mengangguk.
"Bro, ujung gih" perintahnya

Haris mengangguk lalu berdiri untuk pindah. Saat ia akan duduk di kursi barunya, ia menyadari sesuatu

"Anjing, kok gue malah nurut sama perintah lu sih? Berasa kacung gue!" Sungutnya tiba tiba sebal

Kini, setelah fiks tempat duduk, Yeni duduk di depan Syintia, belajar pun dimulai. Dengan Rian, Lia, dan Syintia sebagai tutor.

"Ci, ini apa sih maksudnya? Gimana ceritanya sih bahasa inggris ada rumus? Emangnya kalau kita ngomong pake rumus begini?" Yudha mengacak rambutnya frustasi

Lia terkekeh gemas. Yudha dan bahasa inggris itu seperti musuh. Tak jarang ia salah menyebut sesuatu yang berbau bahasa inggris. Seperti makanan agli olio, makaroni jadi makarena, sherlock holmes jadi sherlock hologram. Ntah penyakit apa yang dimiliki laki-laki ini, namun tiap dia salah dan bingung adalah hal yg lucu bagi Lia.

"Yak, ini gimana deh? Gue gak ngeh maksudnya gimana" suara Yeni terdengar setelah sejak memasuki kafe ia tak mengeluarkan suaranya. Bahkan satu meja kini menatapnya.

Lia menoleh ke buku soal Yeni dan melirikJuni yang tengah menatap Yeni intens. Namun, sang gadis yang ditatapnya tengah fokus mengerjakan paket soalnya. Lia tersenyum tipis. Sekali tatap saja Lia paham bahwa Juni sesungguhnya menyukai Yeni. Tapi kenapa bisa sahabatnya ini tidak peka bahwa Juni sungguhan menyukainya?

"Kedip bro ngeliatin kembaran gue! Hahaha" tegur Haris sambil melempar tisu bekas mengelap meja ke muka Juni

------------- QCeA -------------

"Bye Liaaaa, makasih yaaa bebik udah bikin otak gue kebuka dikit untuk masalah yang lagi gue hadapi hehe"

"Sekarang, gue mau coba lagi buat ngomong sama Juni. Aneh juga gue, ngapain sih gue pake acara marah sok ngambek sama Juni yakan?"

"See you di sekolah besok, good night.."

Tuuut.. tuuutt....

Yeni mendekap ponselnya di dada. Ia menatap langit-langit kamarnya dan membuka aplikasi chat dan mengirim pesan ke nomor yang dikirm Lia.

+6282222000
Hai,
Maaf ya atas sikap kekanakan gue
Gue cuma kecewa sama sikap lu kemaren Jun
-Y

Gadis itu mematikan daya ponselnya dan meletakkan ponselnya diatas nakas. Ia menarik selimutnya sampai ke dada, ia mencoba memejamkan matanya dan pergi ke alam indah, mimpi.

Di lain tempat, Lia, setelah Yeni menutup telponnya ia masih belajar. Ia belajar keras, bukan belajar pelajaran, kali ini ia mempelajari tentang dunia bunga dan hidroponik. Ia tiba-tiba kepikiran untuk mengembangkan usaha florist sang bunda.

Lia menguap, rasa kantuk mulai menyerangnya.  Ia melirik jam di dinding kamarnya. Pukul 1 pagi.
"Tumben Yudha gak nelpon"

Lia menutup laptop tempat ia mencari refrensi tanaman hidproponik. Ia melangkahkan kakinya menaiki kasur. Saat akan memejamkan matanya, ponselnya berdering. Panggilan masuk. Dari Yudha.

"Halo?"

"Ci, gue seneng banget!! Hari Minggu kak Arin mau nge date sama gue!!"

Lia mendengar suara di seberang sana terdengar bahagia. Namun, sepertinya laki-laki ini melupakan sesuatu. Minggu lalu, Yudha berjanji kepada Lia untuk menemaninya ke Bandung untuk melakukan riset tanaman hidroponik.

"Ci? Lu masih dengerin gue kan? Halo?"

-------------- QCEA --------------

Hai hai, ih udah lama banget kan yaa ga update hahahaha
Maafkan daku, mahasiswa tk akhir + patah hati dengan saos musyrik yg jahat sama gfriend kesayanganku membuatku kehilangan minat pada banyak hal :(

Quando Cado e AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang