[Tiga puluh satu], Support Sistem

57 10 6
                                    

Aku terdiam, berusaha untuk secara natural bernafas dengan tenang.

"Yah tidur beneran ini bocah, yaudah deh selamat tidur princess"

Tuut.. tuut.. tuut..

Tepat setelah Yudha mematikan panggilannya, aku merasakan mataku memanas. Jantungku juga berdegub aneh, aku merasa sedih dan kecewa karena Yudha melupakan janjinya denganku.

Tepat saat aku berkedip, setetes cairan bening meluncur dengan sempurna melewati pipiku. Aku mengusap air mataku dengan selimut yang menutupi tubuhku.

Apakah sesulit ini menyukai dalam diam?
Sepertinya, memang salahku yang menyukai sahabatku sendiri

Aku memejamkan mataku dan menarik nafas panjang, menenangkan diri agar berhenti menangis. Ku buka lagi ponselku dan membuka youtube. Mengetikkan sesuatu agar aku bisa tidur, karena kantukku sempurna hilang sejak Yudha menelpon.

Menonton Sisi Terang, dengan suara mbak mbak nya berbicara mengalahkan asmr dalam membantuku cepat tidur. Semoga besok perasaanku jauh lebih baik..

------------------ QCEA -----------------

Tok tok tok

"Kak, bangun dong... Gue pegel nih ngetokin kamar lu"

Sayup sayup aku mendengar suara Baim dari luar. Ku buka mataku dan meregangkan tubuhku. Ku sibak selimut dan perlahan duduk. Karena, kepalaku akan pusing jika dari tidur langsung duduk. Maklum, darah rendah.

"Hmm" aku menyahuti Baim dari dalam

"Bang Yudha tuh di ruang tengah mau ketemu lu, cepetan keluar! Gue lagi mabar bareng Rian nih kak" Teriak Baim dari luar

Sontak mataku membulat sempurna. Ku lirik jam diatas nakas, masih pukul 8, apa yg bikin Yudha kerumah?

Segera aku berlari ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi, menjepit asal rambutku dengan jedai hitam kesayanganku, lalu menemui Yudha di ruang tengah.

"Kenapa Yud?" Tanyaku polos

Ia berdecak sebal

"Lu kok bisa abis angkat telpon gue tidur sih?" Tanyanya sambil menatapku sinis

Keningku berkerut, hah? Dia kesini mau nanyain itu doang?

"Y-ya gimana, g-gue ngantuk berat hehe" jawabku sambil mendudukkan diri di ujung sofa yang sama dengannya. Aku menolak duduk di depannya, karena berbahaya untuk jantungku yg berdegup kencang tiap bertatapan mata dengannya.

"Jam 10 nanti gue mau nge date ke rumah kak Arin, lu ikut ya Ci????"

"Hah???!"

Dia mendekatiku dan memasang wajah memohon dilengkapi kedua telapak tangannya yg menangkup

"Ayolah.. Gue canggung banget nih kalau cuma berdua sama kak Arin..."

Aku semakin ternganga dengan statement Yudha, apa maksudnya? Gue mau dijadiin obat nyamuk? Makan hati liat mereka lovey dovey? Oh big no!

Aku memutar mataku malas, berdecak sambil mendorong keningnya menjauhiku

"Big no! Terus gue jadi obat nyamuk gitu???? Sorry to say dude, gue mau pergi juga siang ini"

Wajah Yudha langsung merengut sedih. Ia mundur kembali ke tempat duduknya. Duh, aku jadi merasa bersalah

"Gue bantuin yg lain deh, asal nggak ikut kalian gimana?? Gue bantuin cari baju buat nge date gimana?" Tawarku padanya

Ia menatapku berbinar dan mengangguk dengan cepat.

"Aah, sayang bener sama princess gue yang selalu jadi support sistem gue" ia memeluk leherku dan mengacak rambutku

Quando Cado e AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang