[Sebelas] Alasan bahagia?

81 12 2
                                    

Aku tahu ada getaran aneh saat senyum itu hadir, binar matamu cukup kuat menarikku ke medan pesonamu, namun ada hati lain yang sedang kukejar
-Yudha

Aku tahu ada getaran aneh saat senyum itu hadir, binar matamu cukup kuat menarikku ke medan pesonamu, namun ada hati lain yang sedang kukejar-Yudha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekali lagi Lia menghela nafasnya berat. Sesungguhnya ia sangat malas untuk pulang bersama Yudha, bagaimanapun Yudha adalah tersangka atas kejadian aneh yang ada di dalam diri Lia. Namun, Baim tadi mengirimi pesan kalau Lia memang harus pulang bersama Yudha. Tiba-tiba Lia teringat dengan Yeni yang pamit ambil minum, kini ia celingukan mencari Yeni

Ah iya, kok si Yeni lama ya ambil minum doang? Pikirnya 

Yudha yang melihat Lia celingukan iseng bertanya pada gadis di depannya. 

"Nyari apaan Ci?" tanyanya bingung yg sekarang ikut celingukan 

"Ah? Itu si Yeni kemana ya? Ada liat gak tadi?" Lia tanya balik

Yudha menggeleng, "Gue tadi si nanya sama Aisha kalau gak salah. Cuma dia yang ada di stand tadi sih" 

Mendengar penjelasan Yudha Lia mengangguk pelan. Kemudian ia berdiri dan melangkah meninggalkan Yudha. Ia ingin mencari Yeni dan ngerumpi saja bertiga dengan Cherry. Ia butuh hiburan dan udara segar. Saat Lia  akan mencapai stand mereka yang hampir kosong, karena Aisha masih disana, Yudha menarik lengan Lia 

"Jadi kan pulang bareng gue?" tanyanya

Lia mengangguk lalu menurunkan tangan Yudha yang memegang lengannya.

 "Iya, tapi gue mau evaluasi bentar abis ini. Nanti deh gue hubungi lagi kapan gue selesainya" 

"Oke" 

Saat Lia hendak pergi lagi, perkataan Yudha membuat ia terdiam, 

"Jangan nangis lagi. Gue gamau di tonjokin Baim gara-gara kakaknya nangis"

Lia terdiam, bagaimana mungkin? Bagaimana Yudha tahu? Astaga malunya jerit batinnya. Lia merasakan pipi dan telinganya mulai memanas dan ia yakin saat ini sudah memerah, kemudian ia berdehem berusaha membangun harga dirinya yang sempat jatuh karena lelaki dibelakangnya dan berbalik menghadap Yudha 

"Gausah sok tahu deh" ketusnya, ia Lia berusaha untuk terlihat garang di depan Yudha. Namun sungguh, ia malu. 

Yudha terkekeh, "Gua baru sadar ternyata lu pendek bener ya Ci hahahaha"

"Udah pendek, mana mukanya merah, udahlah Ci lu tu ga cocok buat bohong. Gak pro lu nutupin malu lu hahahaha" 

Lia yang mendengar ejekan "pendek" dari Yudha menjadi total kesal. Ia maju untuk menimpuk Yudha dengan sepatu yang barusan ia lepas. 

"APA LU?! GUE GA PENDEK!! GUE MUNGIL!!!" 

Tuk 

Sepatu Lia tepat kena hidung mancung Yudha yang sedari asik menertawakan jarak tinggi keduanya. 

Quando Cado e AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang