Aku tidak tahu bahwa ternyata ini adalah patah hati pertamaku dalam konteks mengagumi seseorang
-Lia
Tak terasa pagi ini adalah penutupan SPARTCH. Lia sudah senyum lebar sedari tadi sambil mengobrol bersama Sabina dan Alan. Ya, saat ini mereka tengah mengevaluasi jalannya acara. Sebelum benar-benar evaluasi secara formal bersama seluruh kepanitian, maka polis umum aka ketua, sekretaris, dan bendahara akan mengevaluasi jalannya acara. Secara garis besar dan memaparkan kendala yg mereka lihat dan ketahui. Maka untuk menjadi polis umum bukanlah hal yang mudah, intuisi dan kepekaannya haruslah tajam. Manajemen diri, kontrol diri sangatlah penting bagi seorang polis umum. Dan training untuk menjadi polis umum juga sangat sulit. Polis umum adalah orang yang tahan banting untuk dihujat, diremehkan, serta mendapatkan ejekan. Polis umum juga haruslah orang yang sabar dan cerdas dalam mengambil keputusan. Sewaktu awal menjadi sekretaris, Lia sangat kenyang dengan segala hujatan yg ia terima. "Dia jadi sekre karena dia orang kaya", "Halah modal muka aja bangga", "Muka ga seberapa aja dipamerin", "Liat dia menelin Alan, padahal Alan lagi pdkt sama Sina anak Bahasa", dll udah kenyang banget di telen sama Lia. But she ignore it. Karena menurutnya abisin waktu aja mikirin omongan manusia manusia itu. Toh manusia-manusia itu juga ga kasih keuntungan apapun buat dia. Balik lagi ke pembahasan dari polis umum.
"Iya Lan kemaren pengeluaran membludak di acara sama konsumsi. Juri lomba mockup tetiba bawa anak. Ga mungkin kan itu anaknya masih piyik kehausan. Akhirnya mendadak aja gue beliin snack sama minumnya." curhat Sabina
Alan dan Lia mengangguk. "Oke deh, tapi masalah gede gaada kan?" Tanya Alan lagi
"Ada, gue laper gilak" jujur Sabina
Alan terkekeh dan Lia reflek melempar Sabina dengan tempat uang yang ada diatas pangkuan Sabina.
"Oke, jajan sana gue yang traktir" putus Alan sambil tersenyum lebar dengan Sabina dan Lia.
Sabina dan Lia yang mendengarnya tentu saja senang bukan main. Namun, setengah dari diri mereka hampir tak percaya. Ah, masa seorang Alan yang pelit realistis mau traktirin curut kek kita yang ga kenal kenyang ini?
"Oke, gue gamau tau Pak Bos yaa yang bayar" usai mengatakan itu Sabina dan Lia kompak ngacir ke stand untuk melihat apakah ada yang masih buka mumpung stand belum dibubarkan. Kebetulan yang indah, stand ayam geprek masih buka euyy.
Sabina menatap Lia dan tersenyum penuh arti, begitu pula Lia. Mereka kini kompak menggandeng tangan satu sama lain dan menuju stand Ayam Geprek.
"Bu, Ayam geprek 2"
"Ayam gepreknya 10"
Eh?
Lia menoleh saat ia mengetahui bahwa ada orang lain yang memesan bersamaan dengan mereka. Tatapan mata mereka bertemu dan tanpa ia sadari ia menghela nafas kesal dan membuang muka. Itu Yudha. Ntah kenapa ingatan Lia membawanya kepada kejadian saat ia melihat Yudha dan Kak Arin di kantin. Ntah mengapa ia tiba-tiba menjadi kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quando Cado e Amo
Fiksi Penggemar°Ketika itu aku bertemu denganmu ketika itu aku mulai menyadari bahwa ada yg berbeda, getaran itu terasa menguat seiring aku semakin jatuh dan mencintaimu° Update : Senin #11 di Lia (12 Juni 2021) #3 di lia (13 Juni 2021) #2 di 97l (13 Juni 2021) ...