[Dua puluh satu] Rasa kehilangan

67 11 0
                                    

Duh, emang lagi gangguan apa gimana sih?? Ku takbisa upload pict di laman kerja hikd... 

------------------------- QCeA -----------------------

Setelah gaada, beru kerasa bedanya. Kamu sudah memenuhi 3/4 hariku.  Bolehkah kuminta kau kembali? - Kamal



























5 hari setelah putusnya Kamal dan Yuyun, kini rumah Yuyun tengah ramai dengan orang yang menjenguk Yuyun. Mami Yuyun kini tengah riweuh karena mereka baru saja pulang dari rumah sakit dan di rumahnya banyak tamu yang berdatangan. Akhirnya Ririn juga Chaerry turun tangan ke dapur membantu Mami Enjela menyiapkan hidangan untuk tamu. Lia dan Yeni menemani Yuyun di kamar. Sejak sampai Yuyun banyak diam dan melamun. Lia dan Yeni sejujurnya bingung bagaimana menghibur Yuyun. Karena selama ini, kalau ada yang sedih Yuyun yang menghibur mereka. 

"Yun..." panggil Lia 

Yuyun merespon, namun ia hanya menoleh dan tersenyum. 

"Mau cerita sama kakak?" tawar Lia 

Yuyun terdiam. Namun air matanya kembali mengalir. Oke, katakan Yuyun berlebihan dalam mencintai Kamal, namun memang seperti ini yang tengah Yuyun rasakan. Sesakit itu. 

Yeni mendekat dan memeluk Yuyun erat. Ia mendudukkan Yuyun dan menyenderkannya ke kepala ranjang. 

Yuyun mengusap air matanya. Nuansa sendu masih terbayang jelas di wajah Yuyun. 

"Kak, Yuyun rindu Kamal.. Yuyun pengen peluk Kamal.. Yuyun pengen ditemenin sama Kamal.." kalimat pertama yang diucapkan Yuyun

Lia mengangguk sambil menggenggam tangan Yuyun. 

"Tapi... Nggak bakal mungkin kak.." rilih Yuyun

"Kak Lia kenal Winda kan?" tanya Yuyun tiba-tiba

Lia kenal sekali dengan Winda. Winda itu tetangga Kamal juga teman kecil Kamal. Dulu Kamal dan Winda sangatlah dekat, hingga ketika SMP mereka sedikit berjauhan dan kemudian Kamal berpacaran dengan Yuyun. Lia tak terlalu banyak mengetahui tentang Winda. 

"Hati Kamal masih untuk Winda kak.. Bukan buat Yuyun..." 

Sekarang Lia mengerti apa permasalahan Kamal dan Yuyun. Tiap ditanya alasan putus Kamal selalu bungkam. Bahkan ketika Baim yang bertanya Kamal masih bungkam. Begitupula saat Ayah Naufal yang bertanya, Kamal masih bungkam. 

"Awalnya Yuyun tau waktu kita pacaran menginjak usia 3 bulan.. Yuyun kira dengan Yuyun berusaha buat lebih baik dan cantik Kamal bisa menyukai Yuyun lebih dari Winda.. Ternyata Yuyun salah kak.. Semakin hari semakin sering Kamal boong. Yang paling nyakitin waktu Kamal bilang lagi main sama Kak Lia. Kakak inget waktu Yuyun nganterin kak Lia ke rumah Kak Yeni? Waktu itu Kamal bohong dan bilang lagi main sama kak Lia padahal Yuyun baru aja sampe rumah habis anterin Kak Lia.. Dan di side akunnya Kamal, dia bikin story di ancol sama Winda.. Yuyun pengen banget kak ke ancol sama Kamal.. Tapi Kamal selalu nolak katanya kayak anak kecil kalau pergi ke ancol..." 

Yuyun bercerita seperti tak memiliki jiwa. Ia tak menangis, ia juga tak tersenyum. Ia hanya datar menceritakan kisahnya, namun menoreh luka dan perih di hati Lia dan Yeni yang mendengarkan. 

"Tapi kak, Kamal ga sepenuhnya salah. Yuyun yang salah.. Harusnya Yuyun ga paksa Kamal kak.. Harusnya Yuyun sadar kalau Yuyun gapunya tempat di hati Kamal..." curhat Yuyun 

Yeni yang mendengar curahan hati Yuyun segera memeluknya erat. Yeni menangis di pelukan Yuyun. Ia merasakan bagaimana sakitnya menjadi Yuyun. Meskipun berbeda, namun jarak yang tengah ia bangun dengan Juni sangat jelas terasa. Yuyun yang mendengar isakan Yeni jadi ikut menangis lagi

Quando Cado e AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang