[Tiga] Perasaan aneh Lia dan Nomor Arin

138 12 0
                                    

Haii,

Aku kembali hehe I think it took a long time from my last update? I'm so sorry for that heuheu So, lets meet Cilia and Yudha now!

Aku kembali hehe I think it took a long time from my last update? I'm so sorry for that heuheu So, lets meet Cilia and Yudha now!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah adegan Yudha mengumpulkan berkas data anak basket serta formulir lomba, Cilia kini tengah berada di kebimbangan. Disatu sisi ia sangat kepo dengan laki-laki yang ia rasa laki-laki itu adalah dia. Namun, disisi lainnya ego dan harga dirinya melarang keras dirinya untuk kepo tentang dia. Map kini yang ia pegang mulai lecek karena ia geser terus menerus karena kebimbangan yang tak berujung.

"Buka nggak ya?? Ihh gue kepo bener tapi dah" rutuknya. "Buka aja kali ya?? Ih kalau gue buka kemana Cilia yang cool dan dingin sama laki?" tanyanya pada dirinya sendiri. "Oke gue bakal capcipcup itung kancing baju" putusnya. Ia keluarkan kemeja seragamnya dari rok dan mulai menghitung kancing baju

"Buka, nggak, buka, nggak, bu..." kata-katany menggantung ketika kancing bajunya yang ternyata berjumlah ganjil ini menuntunnya pada membuka berkas anak basket. Kemudian ia menepuk kepalanya kuat dengan botol minumnya

"Awww" ringisnya

Ceklek

Seseorang membuka pintu ruang Osis dan kepala menyembul dari luar,

"Permisi," tuturnya "Ini gue mau nyerahin ada berkas yang tinggal" Yudha membuka pintu ruang osis sepenuhnya

"Sorry, tadi Alan nyuruh gue langsung masuk aja soalnya katanya lu masih ada disini" Yudha masuk dan menyerahkan berkas yang tertinggal yang ternyata adalah data dirinya sendiri.
"Nih" katanya sambil menyerahkan data pada Cilia

Cilia yang terkejut sekaligus malu tertangkap basah akan membuka data anak basket menerima data susulan dari Yudha dengan wajah yang memerah. Meskipun terselip lega dalam hatinya namun tetap saja ia merasa malu pada dirinya sendiri. Goblok bener dah batinnya

Yudha yang menyadari perubahan warna pada wajah cilia sedikit membungkuk dan menyamakan tingginya dengan cilia. Memperhatikan Cilia kemudian bertanya khawatir
"Lu gapapa? Lu ga lagi sakit kan? Merah bener itu wajah" tanyanya

Cilia terpaku. Ia terkejut dengan attack tiba-tiba dari Yudha. Kemudian ia menggelengkan kepalanya kuat
"Eum, anu itu g..gu..gue gapapa, iya gapapa. Disini agak apanas aja, iya panas." Ujarnya gagap. Segera ia membalikkan badan dan menyentuh pipinya sambil menghembuskan nafas pelan. Segera meletakkan data diri Yudha ke dalam map dan bersiap keluar dari ruang osis. Ia merasa sangat butuh oksigen saat ini.

"Oke, kalau gaada apa apa lagi gue mau balik ke kelas. Udah mau bel" Tukasnya

"Ah iya bener" Yudha menyahut sambil melirik jam di tangannya. "Yaudah, ayo barengan aja keluarnya" ajak Yudha

Lia terkejut dan menggeleng cepat "Nggak, lu duluan aja. Gue mau simpen data baru masuk ini
" Ujarnya. Tak sepenuhnya bohong demi menghindari Yudha.

"Hmm, okelah kalau gitu. Gue duluan yaa Ci"pamitnya kemudian pergi meninggalkan Cilia sendiri dan mematung dalam ruang osis

Seketika ia tersadar dan merutuki kebodohannya.
"Aishh Lia goblok! Lu ngapa sih gajelas bener hari ini" rutuknya. "Lagian ngapa sih itu orang mau panggil gue cici di tengah orang yg manggil CIlia, Cila, dan lia" pikirnya

Setelah keluar dari ruang osis, Yudha telah di tunggu oleh Alan di depan ruang osis

"Lu udah jadi dapet nomernya si Lia? Dah berhasil bikin Lia melting" Tanyanya pada Yudha.

"Nomor gue ga dapet tapi gue udah mastiin kalau dia melting. Pipinya merah bro gue tatap aja" Ujarnya melaporkan apa yg telah ia lakukan selama di Jepang "Mana nomer kak Arin? Lu dah janji sama gue lan bikin si Lia melting atau mau ngasih nomernya ke gue. Dan gue bisa lakuin salah satunya. Sekarang share kontak kak Arin" tagihnya pada Alan.

"Iye iye, nih gue kirim" jawab Alan "Udah kan?" tanyanya. "Kalau udah gue mau balik ke kelas nih" jawabnya kemudian berlalu meninggalkan Yudha yang sedang save nomer Kak Arin di hp nya. Yudha sempat berpikir, alasan apa yang membuat Alan menyuruhnya menjahili Cilia cilia itu? Dan bagaimana mungkin Alan tahu ia menyukai Kak Arin sang penjaga UKS.

Flashback on

Saat Yudha tengah belajar dikelas dan jujur saja ia merasa bosan. Akhirnya ia memutuskan izin ke toilet dan colut sebentar. Disinilah ia kini. Mendekam di taman belakang sekolah, di depan kolam ikan, duduk manis sambil rebahan di saung. Ingatannya terbawa kembali dengan pertemuannya dengan gadis yang di tabrak Rian tadi pagi. Ia yakin bahwa wanita mungil itu adalah wanita yang ia temui di blind date waktu liburan sekolah. Wanita cantik yang mengenakan mini dress merah dan dikuncir kuda. Ia memejamkan mata dan menikmati semilir angin. Oke, setelah ini ia akan menjadikan saung ini sebagai tempat faforitnya. Sampai ketengannya diganggu oleh seseorang. Yang ia ketahui sebagai ketua osis disini.

"Woy bro. ngapain disini?" tanyanya dan mendudukkan dirinya di sebelah Yudha. Kemudian Yudha bangun dari rebahannya dan duduk tegap disebelah Alan.

"Nyari angin gan. Biasa bosen di kelas" jawabnya sambil terkekeh kecil

"Gan, mau bantuin gue kagak? Cuma maintain nomer ke cewek dan bikin dia melting blushing gitu" ujar Alan to the point

Kening Yudha berkerut bingung. Hah? Ngapain dah ni orang tiba-tiba aneh gini? Pikirnya

"Nanti gue kasih deh nomer kak Arin si kakak cantik penjaga UKS deh. Lu naksir dia kan?" tambahnya tiba-tiba

Yudha benar" terkejut. Bagaimana bisa dia tahu bahwa Yudha menyukai kak Arin sejak awal dia masuk sini? Mendengar iming-iming dari Alan, Yudha menyingkirkan pertanyaannya itu dan segera mengiyakan tawaran Alan.

"Oke, gue setuju. Deal ya?" Yudha mengulurkan tangannya

"Deal" Alan menyambut uluran tangan Yudha. "Oiya, gue Alan"

"Yudha"

Dan berakhirlah Yudha dan Alan berpisah. Alan ntah pergi kemana dan Yudha kembali ke kelas.

Flashback on

Setelah menerima nomer Kak Arin, Yudha segera mengirimkan pesan. PDKT dimulai.

di satu sisi ada yang tengah bahagia, di sisi lain ada yang tengah merasa bingung dengan dirinya. mengapa dirinya menunjukkan reaksi aneh ketika bertemu laki-laki. Jujur, Cilia merasa bahwasanya laki-laki itu tampan dan manis dalam satu waktu.

"Aaaah, Lia goblok! Mikir apaan sih?" kesalnya dan tanpa sadar ia mengacak rambutnya sendiri

Chaerry dan Yeni yang tengah asik mengobrol di jamkos seketika menoleh pada Lia. Mereka terheran dengan Lia yang dirasa aneh setelah kembali dari ruang osis.

"Li, lu ga kemasukan penunggu gudang ujung sekolah sana kan?" tanya Chaerry yang bergidik ngeri.

Tuk. Sebuah penghapus merk fab** cas*le mendarat tepat di kening Chaerry.
"Sembarangan bener kalau ngomong ya lu chaer" kesal Lia

"Eh?" Yeni menoleh kearah Chaerry "Disini ada penunggunya?" Tanya Yeni tiba-tiba

Mendengar pertanyaan Yeni, Chaerry mengangguk kuat dan semangat menceritakan tentang gosip yang beredar tentang hantu penunggu Gudang belakang. dan kini mereka bertiga tengah asik bercerita tentang gosip penunggu gudang belakang.

Ya, sejak Yeni duduk dekat mereka kemanapun mereka pergi Yeni pasti ikut. dan mereka sudah akrab sekali sekarang.

----------------------------QCeA---------------------------

Quando Cado e AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang