[Dua puluh dua] Haruskah berjuang?

72 10 0
                                    

Huwaaaaa udah lama banget gak apdet diri ini.... Hilang melayang mood menulis.. 

Tapi hari ini ku kembali uyeeee~



Tapi hari ini ku kembali uyeeee~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Kini, Yuna yang telah merubah warna rambutnya dengan harapan ia bisa melupakan kenangan pahit yang telah terjadi beberapa saat lalu. Yuna kini sudah lebih enjoy dan santai. Ia sudah kembali sehat dan menjadi Yuna yang aktif. Bahkan sekarang ia sudah menerima endorse karena sejak blonde atensi sosial media terkumpul pada Yuna dan ia menjadi selebgram. 

Hari ini, di bulan Desember tepat setelah UAS. Lia dan Yeni tengah menikmati masa classmeeting sebagai kakak kelas diatas awan. Kelas 12 SMA. Chaerry? Dia tengah membeli cemilan dan minum untuk mereka nonton lomba hari ini. Mereka akan menonton classmeeting. Lomba hari ini adalah balap karung dan volly sarung. Ulya, Syifa, dan Tania menjadi senjata pamungkas XII IPA 2 untuk lomba balap karung. Dan volly sarung nanti juga Ulya, Nada, Sekar, Fira, dan Muna yang akan menjadi tameng. Untuk putri memang lombanya yang asik asik, yang putra baru lomba berat kayak futsal, basket, badminton, dan lain-lain. 

"Yak, vidcall anak anak yuk?" ajak Yeni. 

Lia menoleh ke Yeni, kemudian mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya yang nangkring cantik di saku rok. Ia menelpon Yuna  dan Ririn. Tepat saat wajah mereka berdua muncul, Chaerry juga sampai dengan dua kantong plastik di tangan. Ia duduk di sebelah Lia yang kini terapit Yeni dan Chaerry. 

"Eyyooo wassap guysss" sapa Yuna diujung sana 

"Yun, plis, lu disebelah gue bacot bener dah. Kasian rumah siput gue anjir" 

Yuna cemberut. 

"Ih kak Ririn dosa tau ga boleh gituu" 

"Udah anak-anak. Sekarang kalian lagi ngapain? Kok ga berisik sih?" tanya Yeni menengahi pertengkaran mereka 

"Lagi dikelasnya Ririn kak"

Yeni, Lia, Chaerry heran. 

"Nggak classmeeting?" Tanya Chaerry sambil membuka mainutmaidpulpytropical nya 

Ririn dan Yuna kompak menggeleng. 

"Nggak kak. Classmeeting di halaman. Kamal lagi lomba, Yuna masih proses move on jadi Yuna di kelas aja sama kak Ririn" ujarnya sambil tersenyum lebar. Senyum palsu. 

Terdengar suara decakan dari Ririn 

"Ini Classmeeting doang kan? Makan di kafe yuk kak" ajak Ririn 

Lia tersenyum lebar. 

"Ayo.. Ih kabur gini kita ceritanya??" 

Diujung sana, Ririn mengangguk. 

"Matiin telponnya, nanti gue shareloc sama Yuna" 

Tuuuttt.... 

tanpa menunggu konfirmasi dari kakak-kakaknya, Ririn dan Yuna mematikan panggilan sepihak. Kini, ketiga gadis itu telah berdiri dan bersiap untuk meninggalka sekolahnya. Toh ini classmeeting yang sebenarnya freeclass. Mereka bertiga menuju kelas dan mengambil dompet mereka. 

"Gue hubungi Rian deh minta kunci mobil. Biar tas kita di mobilnya Rian aja.. "

Chaerry segera menelpon Rian. Setelah membereskan barang barang mereka, mereka menuju parkiran karena mereka akan pergi makan bareng di kafe. Saat sampe di parkiran ternyata Rian udah nungguin dengan bagasi terbuka. Chaerry berlari kecil kearah Rian lalu berbicara sebentar. Dan ternyata Rian mau mengantar mereka. Namun, mereka gamau ngerepotin Rian. Rencananya mau ngojol aja biar ga ribet, tapi ternyata Rian ngotot. Akhirnya disinilah mereka. 

Rian dan Chaerry di depan, Lia dan Yeni di kursi belakang. Rian nganter mereka sampe kafe dan berpesan ke Chaerry kalau mau pulang telpon dia aja. Chaerry mengangguk. Lalu mereka masuk kedalam. Ternyata Yuna dan Ririn sudah standby dan sepertinya sedang melihat-lihat menu. Yeni, Lia, dan Chaerry segera menghampiri mereka. Berpelukan ala teletubies dan mulai bergosip. 

"Kak Li.." panggil Yuna 

Lia menoleh ke Yuna yang sedang menatapnya. Lia yang tengah makan pastry meletakkan pastrynya ke piring lagi. 

"Kenapa sayang?" tanya Lia 

"Kakak beneran suka sama bang Yudha?" tanya Yuna tiba-tiba. Dan seluruh pasang mata manusia yang duduk di meja sontak menatap kearah Lia. Mereka terkejut. Lia? Yudha?

Lia terkejut dengan pertanyaan dari Yuna. Ia seketika jadi canggung. Lia merapikan rambut dan pakaiannya. Menggigit bibirnya saat ia menyadari bahwa seluruh temannya menuntut kejelasan. 

"G..gue ga..gatau" cicit Lia sambil menunduk. Ia menghela nafas berat

Yeni kemudian bersuara, 

"Kenapa Yuna mikir gitu dek?" tanya Yeni 

Kemudian Yuna menjelaskan alasannya 

"Yuna kan peka ya sama sikap kecil orang. Yuna tuh ngeliat gerak-gerik kak Lia itu kayak suka sama bang Yudha. Kak Yeni inget gak sih waktu kita ngumpul di rumah Kamal sebelum gue putus waktu bang Yudha tidur di paha kak Lia? Merhatiin gak kalau kak Lia senyum senyum sambil liatin muka bang Yudha?" 

Yeni menggeleng. Ia tidak memperhatikan hal itu. Kini pasang mata itu menatap Lia lagi. Lia mengehela nafas lagi.

"Kok lu ga cerita sih sama kita kalau lu naksir Yudha?" tanya Yeni 

Chaerry ikut mengangguk 

"Hmmmm, gue bukannya gamau cerita.. Tapi gue gatau.. Cu-cuma gue seneng tiap bareng Yudha. Gue nyaman. Jantung gue juga aneh kalau deket dia. Tapi gue sadar Yudha suka sama Kak Arin" cicit Lia 

Yeni mendekati Lia dan memeluknya. Ia kini mengerti apa yang terjadi. 

Disusul Chaerry yang memluk Lia dan Yeni. Ririn jadi kang pidio dan masukin adegan pelukan ini ke sg nya. Yuna sudah berkaca-kaca melihat Lia. 

"Jadi, kakak mau berjuang atau gimana?" tanya Ririn saat suasana kondusif 

Lia menggeleng pelan. Ia tidak tahu. Tapi yang jelas rasa nyaman ini semakin besar. Ia pun sudah mulai sering merasa tidak suka saat Yudha selalu bercerita tentang Arin padanya. Namun, ia tak bisa menolak fakta bahwa ia tak punya hak menolak cerita dan curhatan Yudha. 

"Selama janur kuning belum melengkung gas in aja kak. Toh gaada hubungan pertemanan antara cewek dan cowok. Karena kak Lia udah naksir duluan, jadi kak Lia harus berusaha buat bikin bang Yudha jatuh cinta sama kakak. Nanti deh kita bantuin" usul Yuna 

Lia terperangah mendengar penuturan Yuna. Jadi maksudnya??

"Yok Lia berjuang!!"

Lia tersenyum manis kepada teman-temannya. Dia tidak terlalu mengharapkan hubungannya dengan Yudha akan menjadi serius. Ia hanya menikmati segala sesuatu yang ada kini. Namun, melihat teman-temannya yang perhatian padanya Lia menjadi senang. 

Haruskah ia berjuang? 

------------------------ QCeA -------------------------

Mau nanya nih... 

Buat kalian yang juga nulis, kalian lebih suka vote atau komen??

Quando Cado e AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang