D U A B E L A S

14 6 0
                                    

"Iya, temen gue. Suruh masuk dong."

Sebenarnya bukan teman juga. Sekar baru mengenal Olive beberapa hari yang lalu, itu pun karena mereka saling terhubung satu sama lain dengan Caesar. Dengan itikad baik, Olive hanya ingin mengenal perempuan yang mempunyai pengaruh besar di kehidupan Caesar tersebut.

Setelah Leo kembali ke kelasnya, di ruangan UKS itu hanya ada mereka berdua. Tidak banyak isi percakapan mereka tetapi sangat membuat Sekar kaget bercampur iba.

"Waktu itu rasanya sakit banget, bayangin aja Kak ini juga hampir sampai lutut." Ucap Olive sambil menyingkap rok dan celana pendek yang ia kenakan. Gadis itu memperlihatkan tato penuh yang ia punya, kedua mata Sekar melotot. Tidak pernah ia bayangkan gadis selugu Olive mempunyai tato penuh di bagian tubuhnya itu.

Bagaimana anak itu tetap bertahan dan menyembunyikannya dari kedua orang tua? itu yang berkecamuk di pikiran Sekar saat ini.

"Aku memang bodoh, demi popularitas aku halalkan segala cara agar bisa masuk ke dalam geng-nya Wilona." 

Olive menunduk, mungkin untuk menyembunyikan raut kelamnya.

"Disini aku cuma mau kasih tau, Kak Sekar harus hati-hati sama mereka. Karena mereka gak peduli untuk menjatuhkan siapa aja yang mereka anggap penganggu dengan cara apapun."

Sekar terperangah. Cobaan apalagi ini? Masalah Caesar saja belum usai lalu ini, masalah lain muncul. Dia memperhatikan tangannya yang sudah terbalut, mungkin hari ini baru luka bakar bagaimana dengan esok?

Sekar bergidik ngeri, Olive menangkap ekspresi itu. Ia paham, Sekar hanya murid biasa yang sangat kecil kemungkinannya bakal menjadi alat mainannya Wilona. Wajahnya memang cantik, tapi Sekar bukan tandingan Wilona karena Sekar hanya sebatang kara serta bukan dari keluarga kaya raya.

Olive mendesah, ia kembali duduk di samping Sekar lalu memberikan seragam yang sejak awal sudah sengaja ia beli untuk Sekar.

"Jangan takut. Kakak gak sendirian. Ada Kak Leo, Kak Pandu, aku sama Caesar..." Katanya sembari memberikan seragam baru itu untuk Sekar.

Sekar menoleh, ada tatapan kalut di matanya namun Olive menghadiahinya dengan senyum menenangkan.

"Apalagi Kak Sekar itu kuat banget mentalnya, tenang aja!"

Lalu Sekar tersenyum lebar.

^^^^^

Bukannya mendapat ketenangan, Sekar malah pening. Pasalnya Pandu dan kedua temannya datang menjenguk tanpa diminta. Membuat ricuh alih-alih membiarkan cewek itu tenang.

"Gak ada guna, ngapain gue minta bonyok lu berdua buat pindah kesini juga kalau kayak gini hasilnya."

"Gue begadang semalem Pan Sorry  makanya gue telat dan gak tau Sekar udah jadi sasaran itu nenek lampir."

"Motor gue mogok, beneran. Sumpah!"

Pandu mendesis, bukan Gery dan Malik namanya kalau gak jago ngeles.

"Sekarang gue minta buat kalian ngawasin si Sekar aja kagak bisa, gimana kalau gue nyuruh kalian yang buat masuk kandang si Caesar!"

"Iya Maap, maap Pan."

"Kalau penampakan dia kayak gini lagi untuk kedua kalinya, lu berdua..." Pandu mulai mengintimidasi temannya itu sembari menunjuk Sekar yang tengah berbaring di atas ranjang. Menonton tanpa ada minta buat menyela.

"Ampun dah! Gue masih pengen main ke club malam, kalau gak sama lu..."

"Pan, please. Tanpa lo gue bakal mati kelaparan..."

Sweet Criminal (#EG Series 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang