S A T U

138 14 2
                                    

Flashback

"Makasih kak, Sekar jadi ngerepotin.." gumam suaranya memelan seraya memandang tumpukan buku paket pelajaran kelas 11 di tangan Lybra. Kakak kelasnya.

"Iyaaa Sekar, udah deh nih lo ambil. Tangan gue pegel hehehe" ucap Lybra.

"Eh iya aduh ehehe" seakan tersadar, Sekar segera menerima tumpukan buku itu dengan rasa syukur luar biasa. Dia dapat pinjaman buku paket kelas 11 dari kakak kelasnya yang kini memasuki kelas 12 di semester baru tahun ini. Lybra yang ia kenal juga dari adiknya yaitu Leo teman sekelasnya saat kelas 10. Alih-alih Lybra bisa menurunkan buku pegangan pelajaran itu pada adiknya, tapi ternyata adiknya memilih konsentrasi kelas yang berbeda dengan Lybra dan Sekar. Jadi Lybra memutuskan untuk memberikannya saja pada Sekar, teman yang selalu diceritakan oleh adiknya itu kepadanya.

Sepulang dari kelas Lybra, Sekar berjalan cepat ke arah gerbang sekolahnya sambil menenteng paperbag berisikan buku-buku dari Lybra. Dia harus pulang cepat karna rumornya hari ini, sekolahnya akan kembali menyerang SMA Sadewa. Membayangkannya saja Sekar malas jika harus tertahan lagi di sekolah sampai sore seperti saat bulan lalu. Makanya hari ini ia sudah harus pulang lebih dulu sebelum tawuran antar pelajar itu berlangsung.

Tapi saat langkah terburu-buru Sekar bergema di lorong kelas 10, lorong dasar sekolah yang paling berdekatan dengan gerbang, seseorang menubruknya dari arah samping. Tubrukan itu keras, sehingga membuat keduanya terjatuh. Buku di dalam paperbag pun berhamburan keluar, Sekar tidak sempat mengumpat pada orang itu karna orang yang menabraknya langsung bangkit lalu segera berlari setelah sebelumnya berucap maaf pada Sekar.

Walaupun rasanya kesal, Sekar mencoba tak memperdulikan lelaki berperawakan kurus tinggi itu. Dia memasukan lagi buku-buku yang berserakan di lantai sambil sesekali mengelus pantatnya yang terasa ngilu saat dia terjatuh. Satu sosok benda asing terlihat berada di ceceran buku-bukunya.

Sebuah dompet lelaki, berwarna coklat tua.

Sekar mendesah, itu pasti kepunyaan lelaki yang menubruknya tadi. Tanpa pikir panjang Sekar segera bangkit berdiri setelah semua bukunya ia masukan ke dalam paperbag beserta dompet si lelaki kurus ke dalamnya. Sekar berbelok arah, berlari ke arah lelaki itu pergi...

^^^^^

Sekar sampai di sebuah gedung tua yang sudah tak terpakai, gedung itu tepat bersebelahan dengan sekolahnya. Gedung tua yang terkenal angker oleh masyarakat sekitar. Sekar jadi bimbang, masuk atau tidak? Tapi dia lihat dengan jelas lelaki itu menerobos pagar samping sekolahnya dengan cara melepas salah satu bingkai besi itu dengan mudahnya seakan memang sudah sering ia lakukan sebelumnya. Sekar nekat mengikutinya dari belakang, padahal ia sudah berteriak memanggilnya dari jauh. Tapi lelaki itu sama sekali tidak mendengarnya.

Saat sampai, Sekar baru tau kalau jalan keluar setelah melewati pagar sekolahnya merupakan halaman gedung tua angker itu. Saat sampai di halaman gedung, lelaki itu tepat masuk kedalamnya melewati pintu yang sudah tidak utuh di bagian bawahnya. Sehingga Sekar bisa melihat pintu itu bergoyang-goyang setelah lelaki itu melewatinya.

Tapi sebuah suara yang sangat dikenalnya menarik perhatian Sekar, suara itu berasal dari arah samping kanannya. Tepatnya dekat jendela besar di samping gedung itu.

"Lo yakin udah aman?"

"Yakin, tadi gue liat guru-guru mulai pada sibuk urusin anak-anak. Yang mau pada tawuran juga udah pada ready di pos satpam."

"Gak peduli gua, udah gk tahan ini. Mana Cing siniin buruan!"

"Udah gue bilang makanya nyetok di rumah, kalau udah gini repot lagi kan gue."

Sweet Criminal (#EG Series 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang