Caesar melewati meja makannya.
Cowok itu cuek saja duduk di kursi tamu, menalikan tali sepatunya yang kepanjangan sebelah.
Surya menatap anaknya dengan raut lelah melihat sang anak lagi-lagi melewati sarapan paginya. Surya sudah mencoba segala masakan yang anak itu suka, tapi anak itu selalu enggan bahkan untuk memandangnya sekali pun.
Entah sudah sejak berapa tahun silam, hubungan anak-ayah antara mereka semakin renggang. Ayahnya yang menjabat sebagai kepala kepolisian daerah membuatnya tak bisa meluangkan waktu banyak untuk memperhatikan anaknya.
Surya selalu mengabulkan apapun yang Caesar minta, termasuk permintaan terkejamnya yaitu mengancam untuk merobohkan panti asuhan dimana Sekar bernaung. Surya tidak tau banyak apa masalahnya yang lain dengan mantan sahabat masa kecilnya itu, meski menyanggupi namun tetap saja bagi Surya, Sekar adalah salah satu orang yang bakal ia jaga.
Karena mendiang sang istrinya sangat menyayangi anak perempuan itu bahkan memintanya untuk mengangkat sebagai anak angkat mereka dahulu.
"Ayah bikin bubur kacang hijau, biar variasi. Kamu gak makan?"
Caesar sempat mendongak, menatap ayahnya dan makanan yang tersaji di meja makan dari tempat ia duduk lalu setelahnya ia berdiri dan menyandang rasnselnya di bahu kiri.
"Gak, Yah. Aku berangkat."
Sudah, seperti itu saja.
Caesar pergi tanpa salam, menghiraukan tatapan ayahnya yang memintanya untuk tinggal sejenak menikmati sarapan pagi bersama.
Surya menunduk, menatap pada sematan 2 buah bintang yang menempel di baju seragamnya.
Kini ia tidak terlalu senang melihatnya, apalah arti pangkat dari sebuah sematan bintang di bajunya jika anaknya saja tidak menghormatinya?
^^^^^
"Turun sini aja ya Dek."
"Bra, dikit lagi cuma jalan 10 langkah doang nyampe."
"JANGAN PANGGIL GUE BRA! ADEK SETAN!"
Kadang Leo malu punya kakak modelan Lybra gitu, dengan suara nyaringnya itu bukannya malah semakin menarik perhatian banyak orang?
Dan benar saja, di jam set 7 lebih 40 menitan itu biasanya murid-murid pada berdatangan dan memenuhi area jalan sekitar SMA Bintang. Melihati adu argumen adik-kakak paling fenomenal di sekolahnya
Mau tak mau Leo turun juga dari sepeda motor milik Lybra, itu jaraknya seperti yang Leo katakan hanya tinggal melangkah 10 kali dia sudah sampai gerbang. Tapi Lybra ingin adiknya itu segera turun disana.
"Kenapa sih!" Sambil misuh-misuh Leo turun juga.
"Gue mau ke Indomaret dulu."
"Ngapain?"
"Beli Lipgloss sama mau jajan yang lagi diskon."
"Gue nitip, beliin Tao Kae Noi 2 bungkus."
"Sayang, makanya gue turunin lo dimari supaya lo bisa masuk kelas secepatnya. Bukannya ngintilin gue ke sana juga!"
"Emang napa sih, lo mau ketemu siapa tuh disana?"
Menutupi kegugupannya, Lybra hanya membalas perkataan adiknya dengan toyoran manis di jidatnya. Dan dia langsung tancap gas tanpa memedulikan gerutuan sebal adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Criminal (#EG Series 3)
Teen FictionPandu terjebak dalam sebuah kasus yang tak pernah ia kira sebelumnya, hanya karena suatu hari saat ia akan pulang dari sekolah, ia dan kawan-kawannya menyelamatkan Sekar dari kerumunan tawuran antar pelajar. Awalnya hanya karena menolong Sekar namun...