T U J U H B E L A S

10 4 0
                                    

Caesar selalu terbangun di pagi buta. Dan akan terus terjaga sampai matahari terbit. Dia masih manusia biasa yang perlu waktu tidur cukup apalagi ia masih belia. Kegiatan di sekolah mau tak mau membuatnya sedikit lelah meski sejatinya dia bukan tipe pelajar teladan.

Semenjak Sekar ijin sekolah dikarenakan sakit itu, Caesar juga jadi kembali betah berada di markas. Jam pelajaran pertama ia akan masuk sebentar, untuk menunjukan wajah mengisi kehadiran. Lalu saat menjelang istirahat pertama ia akan pergi ke markas hanya untuk numpang tidur sampai bel pulang sekolah berbunyi nyaring, bel itu pula yang membuatnya langsung terjaga dari lelapnya tidur.

Markas bisa dibilang sangat tidak nyaman untuk tempat tidur, namun Caesar nyaman-nyaman saja tidur diantara para siswa siswi yang teler itu. 

"Si Ucing tumben belum bangun."

"Mabok kali."

"Mana ada dia mabok, ngerokok aja masih sering batuk kayak aki-aki."

"Ya bisa aja kan, doi stress."

Dimas, si agen mata-mata Pandu sekaligus kaki tangan Caesar itu hanya mengamati Apep dan Viki berbincang tentang Caesar yang masih terlelap tidur di atas dus yang telah berubah menjadi karpet.

Dimas melihat jam di tangannya, benar saja ternyata sudah pukul 2 siang dimana bel pulang sudah berbunyi beberapa saat yang lalu.

"Vik, mana data  pembeli minggu kemaren?" Dimas mengalihkan obrolan mereka dan membuat Viki menoleh sambil menguap.

"Di rumah, gak gue bawa."

"Besok bawa, gue minta."

Viki hanya mengangguk, dengan gerak malas cowok berperawakan kurus itu berdiri dan menggendong tasnya di pundak. Hendak pulang, tapi tiba-tiba saja Caesar terbangun dan menegakan tubuhnya.

"Anjir kaget bangsat!" Apep yang memang tak jauh duduk di sekitarnya terlonjak kaget karena gerakan tiba-tiba Caesar tersebut.

Caesar hanya menatap tidak peduli dan menggaruk lehernya, sepertinya cowok itu sedang mengumpulkan nyawanya.

"Hoam gue nginep sini sampe malem." Katanya memberi pengumuman, membuat ketiga temannya itu saling pandang heran.

"Yakin lo?" Tanya Dimas kemudian.

"Mungkin, lagi males balik rumah."

"Ada masalah kan? Kenapa lo galau? Bokap lu?"

Caesar menggeleng lalu menenggak air putih yang sebelumnya ia beli di kantin, Viki sampai-sampai menunda langkahnya untuk pulang dan kini kembali duduk di samping Dimas.

"Cewek kalau marah dikasih apa biar baikan?"

"HAH?!" Mereka menjawab kompak, Terheran-heran dengan sikap Caesar yang baru ditemuinya saat ini. Dari jaman dia pacaran sama Olive pun dia tak pernah membicarakan hal-hal yang berbau perempuan, tapi ini?

"Ngelindur ini orang." Komen Viki semakin bingung.

"Noh, sleepwalking segala." Tambah Apep saat dilihatnya Caesar bangkit berdiri dan menendang kaki seorang siswa yang sedang teler, tidak keras karena hanya sekedar menyingkirkan kaki tersebut saat dia berjalan menuju jendela usang gedung tua itu.

"Gue udah bangun tai." Jawabnya santai, di keluarkannya rokok yang tersimpan di saku celana seragamnya dan menyalakannya untuk ia hisap.

"Uhuk." Batuknya, membuat ketiga temannya mengucap syukur kalau-kalau percaya Caesar sudah sadar karena kebiasaannya merokok lalu batuk.

"Apaan Cing? Tiba-tiba nanyain cewek?" Kini Dimas yang bertanya, dirinya jadi kepo juga kan ini termasuk bahan laporan juga untuk Pandu nanti.

"Jawab aja."

Sweet Criminal (#EG Series 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang