E M P A T

49 8 0
                                    

Bel pelajaran telah usai, Leo menenteng ransel di pundaknya.

Cowok itu tertawa lebar saat salah satu temannya menepuk punggungnya sambil berbisik sesuatu yang lucu padanya.

Jam usai merupakan jam paling membosankan untuk mereka yang kebagian jadwal piket, sebelum pulang wajib membersihkan seluruh kelas. Itu juga yang membuat pundak Leo melorot saat langkahnya hendak menuju pintu kelas.

"Lu jadwal piket hari ini." Tegur Gisel sang ketua kelas saat melihat Leo akan melangkah keluar kelas.

"Gue ada rapat OSIS Sel." Leo menoleh diiringi tatapan serius, yang padahal itu hanya alasan Leo belaka.

"Gak Nerima protes gue." Jawab Gisel jutek sambil melengos pergi meninggalkan Leo dengan sejuta kemalasan yang ia rasakan.

"Huft." Dia mendengus lantas meletakan ranselnya di sembarang meja.

Hari ini ada 6 orang yang dapat jadwal tiket, 4 orang lainnya mulai menyapu, menghapus sisa-sisa coretan guru di papan tulis, ada yang mengelap jendela, ada juga yang hanya duduk sambil minum cola.

Yang satu ini nyatanya lebih mager dari Leo. Dia adalah Caesar. Cowok dingin itu juga kedapatan jadwal piket hari ini tapi dia hanya berniat untuk menonton yang lain sambil sesekali meneguk cola dinginnya.

Melihat itu Leo jadi punya ide untuk mengikuti jejak Caesar. Dia tersenyum miring lalu mendekati cowok itu dan dengan sok akrab langsung duduk di sampingnya.

"Bro, mumpung Gisel dah balik kita cabut aja yuk." Ajaknya tanpa basa basi.

Caesar kembali meneguk colanya tanpa mau menjawab ajakan Leo.

Leo tersenyum garing dan mencoba maklum karena karakter Caesar memang terkenal tidak terlalu suka bersosialisasi dan cenderung menutup diri.

Tiba-tiba Leo teringat saat kemarin. Waktu Sekar melihati Caesar dengan pandangan yang sukar dimengerti. Sekar bilang dia kenal Caesar lebih dari sekedar teman biasa.

Lebih, apa mantannya?

"Lo kenal Sekar?"

Benar apa kata orang, Leo itu tidak suka basa basi. Caesar harus memuji karakternya yang satu ini. Mirip dirinya.

"Kenal." Jawabnya, Leo sempat terperangah karena akhirnya mendapat jawaban dari Caesar.

"Mantan lu?"

"Bukan."

"Oh temen biasa."

"Bukan juga."

Jidat Leo berkerut bingung, memandangi figur Caesar dari samping yang terlihat sempurna. Hidung cowok itu membuat Leo iri.

Caesar menengok tanpa berekspresi banyak.

"Angkat bangku, Dini mau nyapu daerah sini." Katanya sembari mengangkat alis ke arah Dini yang sudah berdiri di samping Leo.

Leo meringis mendapati tatapan Dini yang seakan ingin menelan Leo hidup-hidup.

"Eh Dini hehe."

"Ah eh ah eh gak ada guna banget lo berdua disini, gue laporin Gisel biar dibikin perkedel baru nyaho lu!"

"Buset iya ini sabar gue angkatin!"

Gisel kan jago karate, apa kabar dirinya jika dihadapkan dengan cewek macam Gisel. Harga diri runtuh.

Saat berbalik Caesar sudah mengangkat bangku sampai 3 baris sekaligus, bagaikan manusia berkekuatan super. Gerakannya sangat cepat sekali.

Leo jadi senang kebagian angkat bangku di belakang saja karena Caesar.

Sweet Criminal (#EG Series 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang